Tampilkan di aplikasi

Hari kakao Indonesia 2019, momen kebangkitan kakao tanah air

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3819
17 Oktober 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3819

Kasdi Subagyono

Sinar Tani
Peringatan Hari Kakao Indonesia di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Sabtu (5/10) menjadi salah satu momen bagi dunia kakao Indonesia untuk bangkit kembali menjadi nomor wahid di dunia. Saat ini kakao Indonesia berada di posisi keempat, setelah Pantai Gading, Ghana dan Ekuador.

Kakao merupakan salah satu komoditi unggulan perkebunan dari 16 komoditi unggulan lainnya yang mempunyai peran ekonomi cukup strategis. Bahkan menjadi pendulang devisa negara. Sayangnya kini banyak kebun kakao milik petani yang kondisinya perlu mendapatkan perhatian khusus, karena produktivitasnya mulai menurun.

Data statistik perkebunan tahun 2018 (angka sementara) menyebutkan, areal kakao nasional mencapai 1.678.000 ha dengan produksi sebanyak 593.830 ton/tahun. Sedangkan produktivitas kakao nasional rata-rata hanya sebesar 737 kg/ha. Padahal potensinya bisa lebih dari angka 1 ton/ha. Data Ditjen Perkebunan juga menyebutkan, produksi kakao dunia saat ini sekitar 4,79 juta ton.

Dari jumlah tersebut, sebagian besar dipasok Pantai Gading (43%), Ghana (20%), Ekuador (6%), Indonesia (6%) dan sisanya dari negara-negara produsen lainnya. ”Jadi, kita saat ini posisinya ke empat,” ujar Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono saat peringatan Hari Kakao bertema ”Coklatku Budaya Indonesiaku”, di Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Dengan peringatan Hari Kakao ini diharapkan, petani atau pekebun kakao ke depan mampu meningkatkan volume dan produktivitas kakao, melalui intensifikasi, perluasan lahan dan peremajaan kakao rakyat dengan bibit unggul. “Kalau dilihat semangat pekebun, maka produksi dan produktivitas kakao masih bisa diitingkatkan. Caranya dengan intensifikasi, peremajaan dan perluasan lahan kebun rakyat dengan bibit unggul,” katanya.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI