Tampilkan di aplikasi

Hilirisasi, ungkit nilai tambah kakao petani

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3819
17 Oktober 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3819

Hasil fermentasi biji kakao

Sinar Tani
Kakao yang dibudidaya petani memiliki potensi nilai ekonomi tinggi, diminati pasar lokal dan manca negara. Sayangnya, produktivitas kakao petani masih sangat rendah sekitar 700 kg/ha. Karena itu, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan terus mendorong petani melakukan budidaya kakao dengan bibit unggul.

Ditjenbun pun saat ini juga mendorong hilirisasi kakao, agar petani punya nilai tambah. Ditjen Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono mengungkapkan, komoditas kakao memiliki potensi pasar lokal luar biasa. Bahkan, peluang pasar ekspornya juga besar. Sejumlah negara seperti Eropa, Amerika Serikat (AS), Asia (Singapura dan Malaysia), dan sejumlah negara lain seperti Timur Tengah juga meminati produk kakao Indonesia.

“Tapi, yang dijual atau diekspor itu sebagian besar berupa biji kakao. Padahal, petani bisa menjual kakao yang sudah diolah, sehingga bisa mendapat nilai tambah,” papar Kasdi Subagyono, saat menghadiri acara Hari Kakao Indonesia bertema ”Coklatku Budaya Indonesiaku,” di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), pekan lalu.

Kasdi mengaku, hilirisasi kakao sebenarnya sudah dilakukan sejak lama, tapi implementasi di lapangan hingga detik ini masih lamban. Untuk itu tahun depan, pemerintah akan mendorong petani melakukan hilirisasi agar mereka mendapatkan nilai tambah, sehingga kehidupan petani ke depan lebih sejahtera.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI