Tampilkan di aplikasi

Panen Kakao di luar musim

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3823
20 November 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3823

Saat peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 di Konawe Selatan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sempat memanen kakao meski di luar musim panen.

Sinar Tani
H Maman S (50), petani pemilik lahan kakao yang dipanen Mentan Syahrul YL mengatakan, biasanya setiap tahun hanya bisa panen sekitar 350 kg. “Dengan bimbingan teknis dari peneliti Badan Litbang Pertanian dan penyuluh pertanian, membudidayakan kakao di luar musim, hasilnya mencapai 1,5 ton per tahun per ha,” katanya di kebunnya seluas 5 ha di Desa Puudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Kanowe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Perlakuan yang dilakukan Maman agar tanaman kakaonya bisa berbuah di luar musim adalah pemupukan, pencegahan penyakit tanaman dengan menggunakan fungisida, sanitasi kebun, pengairan bila tanah sangat kering dan penyerbukan dengan menggunakan pinset dari bunga ke bunga yang muncul ditanaman kakao.

Prof. Rubiyo, peneliti Badan Litbang Pertanian yang mendampingi petani kakao budidaya di luar musim men jelaskan, biasanya puncak petani panen kakao pada Juni-Juli. Selama musim kemarau, petani umumnya membiarkan tanamannya karena tidak berbuah. “Kami berikan bimbingan agar tanaman kakao petani bisa berbuah di luar musim atau saat musim kemarau,” ujarnya.

Rubiyo mengungkapkan, prinsip budidaya tanaman adalah perlu hara yakni pupuk, cabangcabang kering perlu dipangkas. Selain itu, menghilangkan penyakit pembuluh kayu yang biasa muncul pada musim kemarau, dengan menyerbuki setiap bunga yang muncul. “Kami ajari petani dan penyuluh pertanian untuk melakukan penyerbukan kakao dengan menggunakan pinset. Kalau nggak ada pinset bisa menggunakan jarum,” katanya.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI