CPP dan Sistem Pangan
Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman,
Kenaikan harga beras kali ini banyak dikaitkan dengan kemungkinan kondisi pangan pada masa depan akibat perubahan iklim, politik global dan meningkatnya populasi di masa depan.
Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) diandalkan untuk meredam gejolak harga dan sekaligus menjamin ketersediaan pangan di masyarakat. Bagaimana perkembangan manajemen CPP dalam melaksanakan fungsi Bulog, didiskusikan dalam Webinar berjudul Tata Kelola Cadangan Pangan Pemerintah pada tanggal 29 November 2023.
Perubahan fungsi Bulog menjadi Perum yang bergerak secara komersial tetapi menjalankan fungsi pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan dan gejolak harga di pasar cukup membuat lembaga di bawah Kementerian BUMN ini harus bekerja ekstra keras.
Bulog, dalam koordinasi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus melakukan penguatan sistem tata kelola Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di tingkat produsen, pelaku usaha, dan konsumen. Dengan luas negeri ini yang tersebar di puluhan ribu pulau, penanganan CPP tidaklah mudah. Pergerakan cepat komoditas untuk memenuhi kebutuhan di satu wilayah memerlukan sistem pangan, informasi dan logistik yang akurat dan cepat.
Informasi ini justru yang paling sulit untuk diwujudkan. Stock Management di negara-negara lain yang menggunakan sistem canggih tersebut juga didukung oleh informasi tersebut.
Aplikasi sistem manajemen moderen dan canggih seperti AI (Artificial Intelligence) dan smart blockchain tak pelak lagi mutlak dibutuhkan. Tetapi syarat utamanya, bahwa tersedia informasi akurat dari level paling bawah sampai atas, dan hulu sampai hilir tersedia untuk menjamin teknologi yang canggih ini bisa berlangsung dengan baik. Mungkinkah ini dibangun? Jawabnya adalah Harus! Informasi tentang komoditas, khususnya jenis, lokasi, kuantitas, kualitas, lokasi dan pergerakannya harus tersedia sehingga sistem canggih ini bisa berjalan. Berita tentang hal ini dikupas dengan baik dalam Sinar Tani edisi kali ini.
Sebagai pembanding, lihatlah Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang sudah meluncurkan platform pelacakan (traceability platform) yang diharapkan dapat menghubungkan 500 ribu pekebun rakyat skala kecil. Platform ini dapat melacak transaksi. Tujuannya adalah untuk mengkonsolidasikan data, serta menyediakan sejarah transaksi detil pada perdagangan minyak sawit. Inisiatif ini juga merupakan langkah proaktif untuk memenuhi regulasi yang diterapkan Uni Eropa. Itulah yang perlu dibangun untuk mewujudkan sistem pangan yang cepat dan akurat.
Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman,
Berita lain yang ditampilkan di Sinar Tani kita kali ini adalah tentang peluang berbagai komoditas seperti panili, pupuk organik, melon dengan sistem budidaya smart farming, sampai dengan pelatihan.
Program Kementerian Pertanian dalam upaya kerjasama dengan berbagai pihak seperti FAO, dan negara-negara lain Thailand dan Timor Leste diungkap yang merupakan komitmen Indonesia dalam pembangunan pertanian di kawasan Asia maupun dunia.
Dari News Room Sinar Tani kami mengucapkan Selamat Membaca!