Tampilkan di aplikasi

Buku Starlova Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Yang Membakar Diri di Sela-Sela Hujan

1 Pembaca
Rp 45.000 15%
Rp 38.250

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 114.750 13%
Rp 33.150 /orang
Rp 99.450

5 Pembaca
Rp 191.250 20%
Rp 30.600 /orang
Rp 153.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Dengan menyebut Nama Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Seluruh Puja Dan Puji Tertuju Pada-Nya. Melalui kemudahan Dari-Nyalah. Saya dapat menuntaskan dan membingkai 50 ranting puisi, sebab puisi seumpama pohon yang rimbun kadang anggun, kadang enggan tetapi tetaplah ada. Puisi-puisi ini selalu saya tulis di atas pukul 00.01 karena sunyi, senantiasa menciptakan mukjizat, kebanyakan isi dalam puisi-puisi seputar cara bagaimana mencintai seseorang dengan jujur dan bijaksana, meski harus merawat duka. Untuk itu, saya ucapkan; Selamat menunaikan duka, menyemai lara, menimbun renjana dan melikut di balik bahagia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Achmad Fahmi Ba'aqil
Editor: Ayu Lestari

Penerbit: Starlova Publishing
ISBN: 9786239918002
Terbit: Januari 2022 , 79 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Dengan menyebut Nama Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Seluruh Puja Dan Puji Tertuju Pada-Nya. Melalui kemudahan Dari-Nyalah. Saya dapat menuntaskan dan membingkai 50 ranting puisi, sebab puisi seumpama pohon yang rimbun kadang anggun, kadang enggan tetapi tetaplah ada. Puisi-puisi ini selalu saya tulis di atas pukul 00.01 karena sunyi, senantiasa menciptakan mukjizat, kebanyakan isi dalam puisi-puisi seputar cara bagaimana mencintai seseorang dengan jujur dan bijaksana, meski harus merawat duka. Untuk itu, saya ucapkan; Selamat menunaikan duka, menyemai lara, menimbun renjana dan melikut di balik bahagia.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Dengan menyebut Nama Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Seluruh Puja Dan Puji Tertuju PadaNya. Melalui kemudahan Dari-Nyalah. Saya dapat menuntaskan dan membingkai 50 ranting puisi, sebab puisi seumpama pohon yang rimbun kadang anggun, kadang enggan tetapi tetaplah ada.

Puisi-puisi ini selalu saya tulis di atas pukul 00.01 karena sunyi, senantiasa menciptakan mukjizat, kebanyakan isi dalam puisi-puisi seputar cara bagaimana mencintai seseorang dengan jujur dan bijaksana, meski harus merawat duka. Untuk itu, saya ucapkan; Selamat menunaikan duka, menyemai lara, menimbun renjana dan melikut di balik bahagia.

Penulis

Achmad Fahmi Ba'aqil - Achmad Fahmi Ba'aqil lahir pada tanggal 20 Mei 1999 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Sejak kecil tumbuh dalam keluarga yang menekankan Bahasa Indonesia yang anggun dan melikut. Aktif berpuisi pada pertengahan 2019, setidak-tidaknya kisaran 200 bilah karya puisi. 10 Puisinya ada dalam buku “Galaksi Energi Positif” bersama penulis lainnya. Dan pernah jadi juara di perlombaan-perlombaan puisi.

Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Membaca Tubuh Ibu 2
Itu Pun Bila Perlu
Terminologi Dada
Adapun Penyair Tetaplah Getir
Genosida Rahim
Sebuah Perpisahan
Bapak dan Buah Naga
Ayah adalah Puisi
Ibu adalah Puisi
Dengan Ada-Ada Saja
Sepasang Puisi Bernama Ibu dan Iba
Kepada Cinta
Karantina
Cinta yang Gagal
Kesaksianku
Takdir Getir Kematian Penyair
Membaca Tubuh Ibu
Menjelang Kematian
Aksioma
Aku Bisa Saja Lebih Duka dari Ini
Mlaam Kematianku
Lelaki yang Tak Henti Menangis
Sebelum Sampai Mahfuz Nun Abadi
Ibulah Puisi yang Senantiasa Puasa
Aku Mencintaimu sebagai Manusia
Aku Ingin Mencintaimu Dalam Doa
Barangkali
Kelap-Kelip Nasib
Aku ke Aku Tak ke Kau
Misal 2
Antonim
Membaca Tubuh Ibu 3
Konon
Misal
Hujan di Bulan Desember
Aku Biarlah Begini Saja
Aku Biarlah Begini Saja 2
Aku Biarlah Begini Saja 3
Aku Biarlah Begini Saja 4
Tabah Tubuh Penyair
Bahkan
Jika Kau Tak Menjadi Ibu
Jika Kau Tak Menjadi Ibu 2
Jika Kau Tak Menjadi Ibu 3
Di Antara
Daftar Isi Cita-Cita
Ayat Kopi
Prasasti di Anting Hawa
Detik Detik Kematian Sang Penyair
Asmarandana
Tentang Menulis