Tampilkan di aplikasi

Longsor Ponorogo menyisakan duka

Majalah Swara Cinta - Edisi 74
15 September 2017

Majalah Swara Cinta - Edisi 74

Merespon longsor yang menerjang Ponorogo, Dompet Dhuafa melalui Disaster Managemen Centre (DMC) menerjunkan 50 relawan untuk mendukung proses evakuasi korban.

Swara Cinta
Indahnya matahari pagi pedesaan, berganti panik dan duka. Tiba-tiba gemuruh tanah mengalir deras dan cepat, menghantam siapapun dan apapun yang berada di depannya. Begitulah suasana Sabtu pagi, 1 April 2017 tepatnya pukul 8 pagi. Longsor menerjang Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur. Timbunan tanah bercampur lumpur menyisakan air mata.

Setidaknya 28 orang dilaporkan hilang tertimbun tanah. Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akibat peristiwa sebut sedikitnya 300 jiwa diungsikan guna menghindari longsor susulan. “Sebanyak 1.655 personil SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, NGO, relawan dan masyarakat terus melakukan pencarian terhadap 28 korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran,” ungkap Kepala Pusat Data Infomasi dan Humas BNPB Sutopo Pourwo Nugroho.

Disebutkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Nasional (PVMBG) keberadaan ladang jahe di Desa Banaran merupakan salah satu pemicu longsor hingga menimbun puluhan rumah. Ketua Tim Penanggulangan Bencana Tanah Longsor PVMBG, Heri Purnomo, mengatakan seharusnya bukit tidak boleh diubah menjadi ladang atau sawah. Hampir seluruh tanah di bukit Desa Banaran disulap warga menjadi ladang jahe.

Perubahan fungsi tanah tersebut membuat kondisi tanah tidak stabil. Untuk mencegah terjadinya kembali longsor maka menurutnya Longsor Ponorogo Menyisakan Duka harus dilakukan rehabilitasi lahan di perbukitan Desa Banaran. Lahan yang kini menjadi ladang jahe bisa ditanami tanaman keras seperti durian, nangka, dan lainnya.
Majalah Swara Cinta di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI