Gerhana bulan yang terjadi 31 Januari 2018 malam lalu, atau gerhana-gerhana bulan dan matahari yang terjadi sebelumnya, sebetulnya peristiwa tatasurya yang sudah bisa diprediksi oleh para ahlinya. Melalui ilmu astronomi atau perbintangan, kejadian tersebut bisa dipastikan kapan kehadirannya. Bahkan benda angkasa luar seperti asteroid kapan akan terbang mendekati bumi, juga bisa dihitung dengan tepat.
Maka Pakde Gendro sebagai orang yang tidak gumunan dan kagetan, tenang-tenang saja sewaktu para tetangganya di komplek Pondok Flamboyan heboh menyambut datangnya gerhana bulan Rabu malam lalu. Ketika para tetangga, termasuk Bu Atikah istri sendiri terpaku di depan TV, Pakde Gendro malah baca buku atau koran.
Terus terang, sudah beberapa tahun ini Pakde Gandro jarang nonton TV, karena TV sekarang isinya hanya acara cengengesan tak bermutu. Isinya gosip artis melulu. Apa nggak gila itu namanya, hanya artis momong anak atau ganti popok, diliput sampai berjam-jam. Bahkan ketika artis melahirkan, dari pembukaan satu sampai pembukaan berapa, tak pernah lepas dari liputan TV swasta.
“Pak, nggak lihat gerhana bulan di TV?” Bu Atikah menegur suaminya. “Nggaklah, nonton saja nanti di Youtube juga ada.” Jawab Pakde Gendro acuh tak acuh. “Seru lho Pak, gerhana bulan kali ini istimewa. Karena bisa dilihat hampir di seluruh belahan bumi Indonesia, disebutnya supermoon.” “Saya pilih makan supermi saja,” jawab Pakde Gendro tetap tak acuh.
Bu Atikah memang termasuk penggemar berita gosip artis. Maka ketika Pakde Gendro bilang nanti tanggal 28 Juli mendatang juga kembali akan ada gerhana bulan, Bu Atikah terkaget-kaget dibuatnya. Kok bisa tahu, seperti Jangka Jayabaya atau ramalan pujangga Ranggawarsito saja.
