Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Rawa

Kearifan, Kebijakan, dan Keberlanjutan

1 Pembaca
Rp 82.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 246.000 13%
Rp 71.067 /orang
Rp 213.200

5 Pembaca
Rp 410.000 20%
Rp 65.600 /orang
Rp 328.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Persoalan pangan menjadi perhatian besar dunia di tengah pandemik Covid 19. Pandemik Covid 19 diduga kuat berakibat pada penurunan produksi pangan dunia sehingga beberapa negara terancam rawan pangan, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara importir beras dunia. Oleh karena itu. pemerintah secara mendadak menginisiasi pengembangan kawasan food estate di lahan rawa Kalimantan Tengah seluas 770.600 hektare hingga tahun 2023. Pada tahun 2020 ditargetkan 30.000 hektare terbangun kawasan food estate di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, dengan memanfaatkan lahan-lahan rawa yang sudah establish, antara lain jaringan infrastruktur saluran tata air utamanya (DIR) cukup memadai.

Sebenarnya, pengembangan lahan rawa mempunyai sejarah panjang dimulai pada awal kemerdekaan 1956 yang dikenal dengan pembangunan kanal besar (anjir) untuk menghubungkan dua sungal besar di Kalimantan melalui Proyek Dredge, Drain and Reclamation (1956-1958), kemudian Proyek Pembukaan Persawahan Pasang Surut (1969-1985), dan Proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) Sejuta Hektare di Kalimantan Tengah (1995-1999).

Pembukaan dan pengembangan lahan rawa di atas, terlepas dari belum dicapainya target, kiranya dapat menjadi pembelajaran bagi generasi selanjutnya dan hikmah bagi pelaksanaan pembangunan lahan rawa pada masa depan. Berbagai pengalaman, termasuk kegiatan survel (pemairan), pemetaan, eksplorasi, penelitian, dan pengembangan serta pengalaman dalam implementasi pengelolaannya telah dituangkan secara terperinci oleh penulis dalam buku ini sebagai informasi dan pengetahuan untuk mengenal lebih jauh tentang lahan rawa. Namun demikian, kami sadar tentu masih banyak misteri yang belum terungkap. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan rawa selama ini masih banyak menyisakan perdebatan dan pertanyaan yang harus dijawab untuk memantapkan perencanaan pengembangan lahan rawa yang berkelanjutan ke depan.

Dalam catatan penulis, pemegang kebijakan terkadang tidak konsisten dan lemah komitmennya sehingga pemanfaatan dan pengembangan lañian rawa terdistorsi, terutama dalam perihal lahan gambut. Pengembangan lahan rawa apa pun namanya perlu mendapatkan dukungan semua pihak untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan memajukan kesejahteraan umum. Pengembangan lahan rawa berhasil, apabila pemangku kepentingan mempunyai komitmen kuat dan konsisten dalam partisipasi bagi seluruh lapisan masyarakat yang terlibat, termasuk para investor yang tidak hanya melulu mengejar keuntungan.

Buku Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Rawa: Kearifan, Kebijakan, dan Keberlanjutan penting dan patut dibaca peneliti, penyuluh, civitas akademika, pemerhati, penyusun kebijakan, dan para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terkalt dengan bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, lingkungan hidup, dan sosial-ekonomi masyarakat sebagai pengetahuan sekaligus menambah khazanah pustaka tentang lahan rawa.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Muhammad Noor / Yiyi Sulaeman

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9786023869862
Terbit: Februari 2023 , 283 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Persoalan pangan menjadi perhatian besar dunia di tengah pandemik Covid 19. Pandemik Covid 19 diduga kuat berakibat pada penurunan produksi pangan dunia sehingga beberapa negara terancam rawan pangan, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara importir beras dunia. Oleh karena itu. pemerintah secara mendadak menginisiasi pengembangan kawasan food estate di lahan rawa Kalimantan Tengah seluas 770.600 hektare hingga tahun 2023. Pada tahun 2020 ditargetkan 30.000 hektare terbangun kawasan food estate di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, dengan memanfaatkan lahan-lahan rawa yang sudah establish, antara lain jaringan infrastruktur saluran tata air utamanya (DIR) cukup memadai.

Sebenarnya, pengembangan lahan rawa mempunyai sejarah panjang dimulai pada awal kemerdekaan 1956 yang dikenal dengan pembangunan kanal besar (anjir) untuk menghubungkan dua sungal besar di Kalimantan melalui Proyek Dredge, Drain and Reclamation (1956-1958), kemudian Proyek Pembukaan Persawahan Pasang Surut (1969-1985), dan Proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) Sejuta Hektare di Kalimantan Tengah (1995-1999).

Pembukaan dan pengembangan lahan rawa di atas, terlepas dari belum dicapainya target, kiranya dapat menjadi pembelajaran bagi generasi selanjutnya dan hikmah bagi pelaksanaan pembangunan lahan rawa pada masa depan. Berbagai pengalaman, termasuk kegiatan survel (pemairan), pemetaan, eksplorasi, penelitian, dan pengembangan serta pengalaman dalam implementasi pengelolaannya telah dituangkan secara terperinci oleh penulis dalam buku ini sebagai informasi dan pengetahuan untuk mengenal lebih jauh tentang lahan rawa. Namun demikian, kami sadar tentu masih banyak misteri yang belum terungkap. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan rawa selama ini masih banyak menyisakan perdebatan dan pertanyaan yang harus dijawab untuk memantapkan perencanaan pengembangan lahan rawa yang berkelanjutan ke depan.

Dalam catatan penulis, pemegang kebijakan terkadang tidak konsisten dan lemah komitmennya sehingga pemanfaatan dan pengembangan lañian rawa terdistorsi, terutama dalam perihal lahan gambut. Pengembangan lahan rawa apa pun namanya perlu mendapatkan dukungan semua pihak untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan memajukan kesejahteraan umum. Pengembangan lahan rawa berhasil, apabila pemangku kepentingan mempunyai komitmen kuat dan konsisten dalam partisipasi bagi seluruh lapisan masyarakat yang terlibat, termasuk para investor yang tidak hanya melulu mengejar keuntungan.

Buku Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Rawa: Kearifan, Kebijakan, dan Keberlanjutan penting dan patut dibaca peneliti, penyuluh, civitas akademika, pemerhati, penyusun kebijakan, dan para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terkalt dengan bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, lingkungan hidup, dan sosial-ekonomi masyarakat sebagai pengetahuan sekaligus menambah khazanah pustaka tentang lahan rawa.

Pendahuluan / Prolog

Prakata
Lahan rawa sepanjang sejarah pembukaan dan pemanfaatannya selalu menimbulkan kontroversi. Pada tahun 1960-an, rencana pembukaan lahan rawa seluas 5,25 juta hektare untuk peningkatan produksi pangan mendapatkan kritik dari negara-negara Eropa, khususnya Belanda. Demikian juga Pembukaan Lahan Gambut (PLG) Sejuta Hektare di Kalimantan Tengah pada tahun 1995 mendapatkan kecaman bahkan ancaman sehingga pemerintah mengentikannya pada tahun 1999.

Pemerintah yang kembali melakukan pengembangan atau optimalisasi lahan rawa melalui Program #Serasi (Selamatkan Rawa dan Sejahterakan Petani) seluas satu juta hektare pada tahun 2018 dan Program Food Estate di lahan rawa Kalimantan Tengah baru-baru ini, juga tidak lepas dari kritik dan kecaman. Padahal, sumber daya lahan rawa sangat potensial untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Risalah pembukaan atau pengembangan lahan rawa masa lalu seyogianya dapat menjadi pembelajaran bagi generasi selanjutnya dan hikmah bagi pelaksana pembangunan untuk masa depan. Berbagai pengalaman, termasuk kegiatan survei (pemairan), pemetaan, eksplorasi, penelitian dan pengembangan serta implementasi pengelolaan tentang lahan rawa sering dikemukakan secara terbatas dalam seminar, workshop, lokakarya, atau dalam media jurnal, buletin, dan prosiding ilmiah untuk kalangan tertentu.

Pengalaman dan pengetahuan tentang lahan rawa tersebut juga penulis tuangkan dalam buku ini yang mudah-mudahan dapat digunakan sebagai pembelajaran dan tambahan pengetahuan untuk mengenal lebih jauh tentang lahan rawa. Namun demikian, kami sadar tentu masih banyak misteri yang belum terungkap.

Dalam ungkapannya, Prof. Tejoyuwono Notohadiprawiro (Alm.), seorang Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, pernah mengatakan bahwa: “Hampir semua masalah yang muskil muncul di tempat ini (maksudnya: lahan rawa) sehingga patut menjadi tempat pembiakan persoalan pengelolaan tanah secara paripurna”. Seorang peneliti dari negara sakura, Hisao Furukawa, dalam sebuah tulisannya menyatakan bahwa: “Perbaikan tanah rawa setelah direklamasi di Delta Mekong Vietnam dan Delta Chao Phraya di Thailand sejak ratusan tahun silam belum menunjukkan hasil yang memuaskan”.

Penulis

Muhammad Noor - Prof. (Riset) Dr. Ir. Muhammad Noor, M.S., lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 21 November 1957. Pendidikan S-1 ditempuh di Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (lulus tahun 1984); S-2 pada Fakultas/ Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (1989); dan S3 pada Program Doktor Universitas Gadjah Mada (2004). Dikukuhkan sebagai Profesor Riset ke-451 LIPI pada Bidang Kesuburan Tanah dan Biologi Tanah pada tahun 2014. Bekerja sebagai peneliti pada Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) di Banjarbaru. Menghasilkan karya tulis ilmiah (KTI) yang tersebar di berbagai jurnal, prosiding, buletin ilmiah, dan majalah ilmiah.
Yiyi Sulaeman - Dr. Yiyi Sulaeman, S.P., M.Sc., lahir di Sumedang, Jawa Barat, pada tanggal 26 Maret 1975. Menyelesaikan pendidikan S-1 di Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (1999); S-2 pada Fakultas/Program Pascasarjana The University of The Philippines at Los Banos (2004); dan S-3 pada Program Doktor Institut Pertanian Bogor (2012). Bekerja sebagai peneliti pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) di Bogor, Jawa Barat. Selama berkarier menghasilkan berbagai karya tulis ilmiah yang tersebar di berbagai jurnal, prosiding, majalah ilmiah, dan buku teks.

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Kata Pengantar: “Perspektif Lahan Rawa Menurut Pandangan Universitas”
Daftar Isi
Bab I: Arti Penting Lahan Rawa
     1.1. Nilai Ekonomi Lahan Rawa
     1.2. Nilai Ekologi Lahan Rawa
     1.3. Lumbung Pangan dan Energi
     1.4. Tantangan Pengembangan Lahan Rawa
Bab II: Sebaran dan Sifat-Sifat Lahan Rawa
     2.1. Tipologi Lahan Rawa
     2.2. Sifat dan Watak Lahan Rawa
          2.2.1. Lahan Rawa Pantai
          2.2.2. Lahan Rawa Pasang Surut
          2.2.3. Lahan Rawa Lebak
     2.3. Sebaran dan Luas Lahan Rawa
     2.4. Masa Depan Lahan Rawa
Bab III: Identifikasi, Evaluasi, dan Pembagian Lahan Rawa
     3.1. Teknik Identifikasi dan Karakteri-sasi
          3.1.1. Identifikasi Tinggi Muka Air
          3.1.2. Identifikasi Ketebalan Gambut
          3.1.3. Identifikasi Lapisan Pirit
     3.2. Teknik Survei dan Pemetaan
     3.3. Teknik Evaluasi Lahan
     3.4. Pembagian Lahan Rawa
Bab IV: Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Rawa
     4.1. Pemanfaatan Lahan Rawa Secara Sektoral
          4.1.1. Kehutanan
          4.1.2. Pertanian
               4.1.2.1. Padi Sawah Pasang Surut
               4.1.2.2. Padi Sawah Rawa Lebak
               4.1.2.3. Padi Sawah Lahan Gambut
               4.1.2.4. Palawija dan Hortikultura di Lahan Rawa Pasang Surut
               4.1.2.5. Palawija dan Hortikultura di Lahan Rawa Lebak
               4.1.2.6. Sagu
          4.1.3. Perkebunan
               4.1.3.1. Perkebunan Kelapa
               4.1.3.2. Perkebunan Karet
               4.1.3.3. Perkebunan Kelapa Sawit
          4.1.4. Perikanan
          4.1.5. Peternakan
               4.1.5.1. Itik Alabio
               4.1.5.2. Kerbau Rawa
     4.2. Pengelolaan Lahan Rawa
          4.2.1. Reklamasi dan Pengelolaan Air
          4.2.2. Penataan Lahan
          4.2.3. Pengolahan Tanah
          4.2.4. Pembenahan Tanah dan Pemupukan
          4.2.5. Pengaturan Pola Tanam
Bab V: Lahan Rawa dalam Menghadapi Perubahan Iklim
     5.1. Lumbung Air
     5.2. Rosot Karbon
     5.3. Emisi Gas Rumah Kaca
     5.4. Keanekaragaman Hayati
     5.5. Adaptasi dan Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim
          5.5.1. Pengaturan Muka Air
          5.5.2. Penggunaan Lahan dan Pemilihan Komoditas
          5.5.3. Penggunaan Amelioran dan Pupuk
Bab VI: Kapasitas dan Kesejahteraan Petani Lahan Rawa
     6.1. Kapasitas Petani
     6.2. Pemilikan Lahan
     6.3. Sistem Usaha Tani
     6.4. Kelembagaan Petani
          6.4.1. Penyuluh dan Penyuluhan
          6.4.2. Sarana dan Prasarana Produksi
          6.4.3. Modal dan Investasi
          6.4.4. Pemasaran
     6.5. Pendapatan dan Penghasilan
          6.5.1. Pendapatan Petani di Lahan Rawa Pasang Surut
          6.5.2. Pendapatan Petani di Lahan Rawa Lebak
     6.6. Kesejahteraan Petani
Bab VII: Membangkitkan Lahan Rawa ke Depan
     7.1. Implementasi Zonasi Secara Mantap
     7.2. Pengembangan Infrastruktur Berbasis Kebutuhan
     7.3. Perubahan Sosial-Budaya Berbasis Partisipasi
     7.4. Penguatan Perangkat Kebijakan
     7.5. Kelembagaan Korporasi
          7.5.1. Integrasi dan Sinergitas
          7.5.2. Sinkronisasi dan Kontinuitas
Bab VIII: Penutup
Daftar Pustaka
Glosarium
Indeks
Biodata Penulis