Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Trivia Rawa

Serba-serbi sumber daya lahan rawa

1 Pembaca
Rp 78.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 234.000 13%
Rp 67.600 /orang
Rp 202.800

5 Pembaca
Rp 390.000 20%
Rp 62.400 /orang
Rp 312.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Awalnya, lahan rawa hanya dipandang sebelah mata. Rawa dianggap tak bermanfaat dan sulit dikembangkan sehingga dibiarkan terlantar menjadi sarang satwa liar seperti buaya, ular, dan lintah. Dahulu, rawa banyak dihindari karena menjadi sarang nyamuk dan hama atau serangga pengganggu tanaman. Padahal, masyarakat ilmiah internasional begitu menghargai rawa. Bagimereka rawa adalah sebuah karunia dialam semesta. Rawa bagaikan supermarket alam' dalam sebuah ekosistem. Dari rawa dihasilkan beraneka ragam produk mulai dari bahan pangan, sayuran, buah buahan, daging, ikan, sampai obat herbal bahkan pestisida nabati. Juga bahan sandang dan papan dari beragam jenis pohon. Lengkap bukan? Kini, kawasan rawa semakin terbuka karena tuntutan kebutuhan manusia pada jalan, lahan, pangan, dan papan. Sejarah panjang pemanfaatan lahan rawa memuat banyak informasi terpendam berupa kearifan lokal (indegenus knowledge), pengetahuan terapan, invensi, dan inovasi teknologi. Pada awalnya berupa percobaan, tetapi kemudian sukses panen padi dan berbagai tanaman yang dibudidayakan di lahan rawa. Kesuksesan masyarakat ini menginspirasi pemerintah untuk pembukaan lahan rawa lebih luas melalui Proyek D2R (Dredge, Drain, dan Reclamation) tahun 1956- 1958, Proyek P45 (Pembukaan Persawahan Pasang Surut) tahun 1969-1984, dan Proyek PLG (Pembukaan Lahan Gambut) Sejuta Hektar di Kalimantan Tengah tahun 1995-1999, Akhir-akhir ini, perhatian pemerintah terhadap daerah rawa lebih khusus, membangun rawa sebagai sentral produksi pangan modern dan maju. yaitu kawasan food estate di Kalimantan Tengah. Presiden Jokowi sudah dua kali berturut turut melakukan kunjungan kerja ke kawasan food estate ahan rawa di Kalimantan Tengah, yaitu pada tanggal 9 Juli 2020 diDesa Dadahup Blok A5,Kabupaten Kapuas dan 8 Oktober di Desa BelantiSiam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Buku Trivia Rawa:Serba-serbi Sumber Daya Lahan Rawa ini disusun untuk memudahkan dan mempercepat pemahaman terhadap lahan rawa melalui beragam istilah khusus yang sering terlupakan, padahal penting dan menjadi kunci dalam pemanfaatan dan pengelolaan lahan rawa. Buku tini terdiri dari 4 bab utama, dan terdapat prolog sebagai pembuka dan epilog sebagai penutup. Buku memuat herbagal hal dari sumber daya lahan, budidaya pertanian, perikanan, peternakan, sistem usaha tani, sistem pengelolaan dan perlindungan atau konservasi lahan rawa. Buku ini penting dan patut dibaca para penyusun kebijakan peneliti, penyuluh dan sivitas akademika di bidang pertanian perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, lingkungan hidup dan sosial-ekonom masyarakat untuk memperkaya wawasan secara komprehensif tentang lahan rawa dan pengembangannya

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Destika Cahyana / Muhrizal Sarwani / Muhammad Noor

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9786023869886
Terbit: Februari 2023 , 183 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Awalnya, lahan rawa hanya dipandang sebelah mata. Rawa dianggap tak bermanfaat dan sulit dikembangkan sehingga dibiarkan terlantar menjadi sarang satwa liar seperti buaya, ular, dan lintah. Dahulu, rawa banyak dihindari karena menjadi sarang nyamuk dan hama atau serangga pengganggu tanaman. Padahal, masyarakat ilmiah internasional begitu menghargai rawa. Bagimereka rawa adalah sebuah karunia dialam semesta. Rawa bagaikan supermarket alam' dalam sebuah ekosistem. Dari rawa dihasilkan beraneka ragam produk mulai dari bahan pangan, sayuran, buah buahan, daging, ikan, sampai obat herbal bahkan pestisida nabati. Juga bahan sandang dan papan dari beragam jenis pohon. Lengkap bukan? Kini, kawasan rawa semakin terbuka karena tuntutan kebutuhan manusia pada jalan, lahan, pangan, dan papan. Sejarah panjang pemanfaatan lahan rawa memuat banyak informasi terpendam berupa kearifan lokal (indegenus knowledge), pengetahuan terapan, invensi, dan inovasi teknologi. Pada awalnya berupa percobaan, tetapi kemudian sukses panen padi dan berbagai tanaman yang dibudidayakan di lahan rawa. Kesuksesan masyarakat ini menginspirasi pemerintah untuk pembukaan lahan rawa lebih luas melalui Proyek D2R (Dredge, Drain, dan Reclamation) tahun 1956- 1958, Proyek P45 (Pembukaan Persawahan Pasang Surut) tahun 1969-1984, dan Proyek PLG (Pembukaan Lahan Gambut) Sejuta Hektar di Kalimantan Tengah tahun 1995-1999, Akhir-akhir ini, perhatian pemerintah terhadap daerah rawa lebih khusus, membangun rawa sebagai sentral produksi pangan modern dan maju. yaitu kawasan food estate di Kalimantan Tengah. Presiden Jokowi sudah dua kali berturut turut melakukan kunjungan kerja ke kawasan food estate ahan rawa di Kalimantan Tengah, yaitu pada tanggal 9 Juli 2020 diDesa Dadahup Blok A5,Kabupaten Kapuas dan 8 Oktober di Desa BelantiSiam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Buku Trivia Rawa:Serba-serbi Sumber Daya Lahan Rawa ini disusun untuk memudahkan dan mempercepat pemahaman terhadap lahan rawa melalui beragam istilah khusus yang sering terlupakan, padahal penting dan menjadi kunci dalam pemanfaatan dan pengelolaan lahan rawa. Buku tini terdiri dari 4 bab utama, dan terdapat prolog sebagai pembuka dan epilog sebagai penutup. Buku memuat herbagal hal dari sumber daya lahan, budidaya pertanian, perikanan, peternakan, sistem usaha tani, sistem pengelolaan dan perlindungan atau konservasi lahan rawa. Buku ini penting dan patut dibaca para penyusun kebijakan peneliti, penyuluh dan sivitas akademika di bidang pertanian perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, lingkungan hidup dan sosial-ekonom masyarakat untuk memperkaya wawasan secara komprehensif tentang lahan rawa dan pengembangannya

Pendahuluan / Prolog

Sekapur sirih
Pada awalnya, istilah trivia rawa muncul pada situs Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) yang mengemukakan tentang berbagai istilah, fakta dan kejadian yang bersifat ringkas, singkat, tetapi dapat dipahami dengan mudah dan cepat tentang perihal sumber daya pertanian yang berkembang di lahan rawa tersebut. Lebih tepatnya Trivia Rawa muncul di halaman website Balittra sejak tanggal 2 Desember 2013 yang kemudian mengalami stagnan karena kesibukan masing-masing penulis, di antara penulis ada yang mendapat tugas belajar untuk melanjutkan pendidikan ke negara Sakura (Jepang), penulis lainnya mendapat tugas jabatan struktural sebagai Direktur Pupuk dan Pestisida, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian. Di tengah kesibukannya masing-masing, penulis menyisihkan waktu dan tenaga untuk menghasilkan buku yang sangat sederhana ini, tetapi juga tidak gampang. Alhamdulillah, atas berkat rahmat dan karunia Allah Swt., buku ini terselesaikan dan hadir ke pangkuan pembaca, yang seyogianya sudah empat tahun lalu (2016).

Pada awalnya, kata “trivia” diartikan sebagai sesuatu yang sepele. Namun, akhir-akhir ini arti kata trivia bertambah luas. Trivia kemudian merujuk pada istilah, fakta, atau kejadian sepele yang sering terlupakan, tetapi menarik-bahkan juga penting-untuk diketahui publik. Trivia tidak saja menyajikan sesuatu informasi dengan singkat, terkadang lucu, kampungan atau tepatnya unik, tetapi akurat bahkan menghibur sekaligus menambah pengetahuan pembacanya. Lebih menarik lagi, kita mengetahui perkembangan teknologi yang berawal dari kearifan budaya lokal.

Penggunaan alat-alat yang dulu sangat ramah lingkungan karena dari sumber daya lokal (kayu) setempat berubah dengan serba logam. ‘Modernisasi’ dalam tanda petik, juga mengubah yang tadinya dari bahan alami khas lokal seperti topi purun, tikar purun, lanjung yang dibuat dari tanaman setempat berganti dengan serba plastik patut sangat disayangkan. Sementara sedang didengungkan untuk kembali ke alam-back to nature-agar kita terhindar dari pencemaran oleh bahan-bahan (limbah) yang tidak mudah lapuk di alam.

Dalam upaya untuk penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi pengelolaan lahan rawa, maka kami (penulis) mencoba menghimpun berbagai istilah, fakta, dan kejadian terkait dengan lahan rawa dari sebelumnya berupa sepenggal kalimat menjadi buku yang berjudul Trivia Rawa. Pada beberapa kasus, kami cantumkan pustaka sebagai upaya untuk memudahkan pembaca dalam mencari sumber utamanya, selebihnya tidak ada pustaka karena diperoleh dari sumber umum yang sudah lama berkembang di masyarakat. Melengkapi uraian, kami sajikan foto-foto lapang agar lebih menarik dan diharapkan dapat memperjelas uraian yang disampaikan.

Lahan rawa memang seperti dikatakan - salah satu anggota DPR pusat yang berkunjung ke Balittra pada Pekan Pertanian Rawa Nasional (PPRN) di Banjarbaru pertengahan Juli tahun 2011, menyatakan bahwa rawa merupakan harta karun yang tersembunyi (hidden treasure) sehingga perlu dan penting digali untuk mendapatkan kemanfaatannya, baik dalam bentuk produksi pertanian maupun pelayanan jasa lingkungannya. Potensi lahan rawa yang maha luas dan keanekaragaman hayati, serta kearifan lokal yang melekat pada rawa merupakan aset nasional.

Kebangkitan perhatian kembali terhadap rawa muncul saat diselenggarakannya gelar teknologi lahan rawa di areal peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) pada bulan Oktober tahun 2018 lalu di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala sekitar 20 km dari Kota Banjarmasin (Kalimantan Selatan) merupakan hamparan lahan rawa pasang surut yang telah ditinggalkan selama 15 tahun. Kemudian, direhabilitasi untuk menjadi lahan produktif bagi padi, sayur, ikan, dan itik. Bersamaan dengan gelar teknologi di HPS tersebut dilangsungkan juga Pekan Pertanian Rawa Nasional (PPRN) II di Banjarbaru memperagakan berbagai teknologi pertanian di lahan rawa lebak. Kedua gelar teknologi tersebut, dihadiri dan mendapatkan apresiasi Menteri Pertanian, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP. Sekarang, potensi lahan rawa semakin dikenal dan dibuktikan dengan rencana pemerintah untuk pengembangan kawasan food estate secara nasional di lahan rawa Kalimantan Tengah.

Kehadiran buku ini merupakan waktu yang tepat karena di tengahtengah semangat pemerintah untuk membangkitkan kembali lahan rawa dengan pembangunan kawasan food estate di Kalimantan Tengah dan akan disusul di Sumatera dan Papua. Kiranya kehadiran buku ini mampu memberikan andil dan hikmah sehingga pelaksanaan pengembangan lahan rawa berjalan dengan baik. Pada awalnya, direncanakan buku Trivia Rawa akan menyajikan sekitar 150 kata istilah, baik berupa alat-alat yang digunakan, pengetahuan, fakta, maupun kejadian bertautan dengan rawa, tetapi atas pertimbangan dan seleksi hingga tidak semuanya dimasukkan. Harapannya masih diberi kesempatan untuk dapat dilanjutkan dengan buku “Trivia Rawa Jilid 2”.

Untuk memudahkan pembaca, sistematika buku ini kami susun berdasarkan topik masalah sebagai bab utama, yang kemudian diturunkan dengan anak bab berdasar perihal produk, pengetahuan, teknologi, atau sekadar informasi yang coba diangkat. Buku Trivia Rawa ini terdiri dari 4 bab utama ditambah dengan prolog untuk pembuka dan epilog untuk penutup. Bab I mengemukakan “Trivia Sumber Daya Lahan Rawa”, yaitu tentang sifat dan masalah lahan, tanah, air, dan lingkungan rawa, termasuk keanekaragaman sumber daya rawa; Bab II mengemukakan “Trivia Sistem Usaha Tani dan Budidaya Pertanian”, yaitu seluk-beluk sistem dan bentuk pertanian di lahan rawa; Bab III mengemukakan “Trivia Sistem Usaha dan Budidaya Perikanan dan Ternak”, yaitu pemanfaatan daerah rawa untuk usaha perikanan dan peternakan; dan Bab IV mengemukakan “Trivia Pengelolaan dan Perlindungan Daerah Rawa”, yaitu usaha-usaha pengelolaan dan konservasi lingkungan rawa. Dalam prolog dikemukakan tentang perspektif lahan rawa, pemahaman dan kebijakan tentang rawa, dan mengukuhkan rawa sebagai aset penting. Dalam epilog (penutup) dikemukakan pesan-pesan harapan antara lain untuk mewujudkan pengetahuan rawa yang semakin mantap, semakin dihargainya kearifan lokal, dan mengajak semua pihak untuk berpikir dan bertindak untuk mendukung pengelolaan lahan rawa yang berkelanjutan untuk keselamatan rawa dan petani yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya rawa.

Pemahaman terhadap rawa oleh masyarakat masih terbatas sekali karena belum banyak pustaka yang membahas tentang rawa, baik dari segi ekosistem atau lingkungan maupun pemanfaatannya untuk pertanian, perikanan, dan sebagainya. Oleh karena itu, diharapkan dengan kehadiran buku Trivia Rawa ini pemahaman dan pengembangan lahan rawa dapat lebih maju dan petaninya dapat lebih sejahtera.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada para pimpinan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP), dan Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra)-tempat penulis menempa ilmu dan pengalaman-telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam penelitian dan pengembangan lahan rawa. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para teman-teman peneliti dan penyuluh, baik di lingkup Balitbangtan, Perguruan Tinggi, Lembaga/Perusahaan Swasta, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang banyak memberikan masukan, baik berupa pengetahuan maupun pengalamannya.

Potensi dan sebaran rawa sangat luas sehingga kondisi daerah secara fisik, keadaan petani secara sosial ekonomi, dan teknologi budidaya dan pengelolaan lahan yang diterapkan begitu sangat beragam. Penulis menyadari masih banyak hal yang belum terakomodasi dalam buku ini sehingga saran dan masukan pembaca sangat diharapkan. Harapan penulis semoga buku ini dapat bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan dan mendorong upaya pengembangan lahan rawa yang lebih baik dan lebih maju. Aamiin Allahumma Aamiin.

Banjarbaru,
November 2020 Penulis

Penulis

Destika Cahyana - Destika Cahyana, S.P., M.Sc., lahir di Bogor, 19 Desember 1979. Saat ini, penulis sedang melanjutkan pendidikan S-3 di Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada 2016 menyelesaikan Program Master (S-2) di Sekolah Pascasarjana Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Chiba, Jepang, dengan kajian Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Sebelumnya menyelesaikan Sarjana Ilmu Tanah (S-1) di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (UNSRI) pada 2002. Pernah beraktivitas sebagai wartawan ekonomi dan olahraga di grup Jawa Pos (2002–2003). Berikutnya kembali ke dunia pertanian sebagai wartawan dan redaktur di majalah Trubus (2003–2010).

Geregetan hanya menjadi pengamat di dunia pertanian, maka sejak 2011 hingga sekarang terjun langsung sebagai peneliti di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Kalimantan Selatan yang menjadi bagian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP), Bogor. Sebagai peneliti pernah terlibat sebagai koordinator dan anggota tim peneliti pemetaan lahan rawa di beberapa wilayah Sumatera dan Kalimantan. Di luar rutinitas akademis dan profesionalisme, penulis pernah aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HIMILTA), FP UNSRI, dan Presidium Fakultas Pertanian UNSRI.
Muhrizal Sarwani - Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc., Ph.D., adalah Peneliti Ahli Utama pada Balai Besar Penelitian dan Pengembang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) di Bogor, sejak mulai bekerja pada tahun 1983 di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Kalimantan Selatan, banyak berkecimpung pada penelitian di lahan rawa. Pendidikan dasar dan menengah dihabiskan di Banjarmasin, kota tempat kelahiran pada tanggal 29 Maret 1960. Pendidikan Sarjana Pertanian (Ir.) atau S-1 pada Fakultas Pertanian Jurusan Ilmu Tanah IPB Bogor pada 1978–1983, sementara gelar Master of Science (M.Sc.) pada jurusan Soil and Water, Wageningen Agricultural University (sekarang Wageningen University Research) di Belanda pada 1985–1987. Pendidikan S-3 di tempuh di University Putra Malaysia (UPM), Serdang, Malaysia pada 1997–2001 dan memperoleh gelar Ph.D. pada Bidang Land Management. Tahun 1988–1990, penulis terlibat dalam penelitian kerja sama Indonesia–Belanda pada lahan rawa pasang surut di Kalimantan (LAWOO Project) sehingga memberi kesempatan kepada penulis untuk menjelajah lahan rawa di Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Muhammad Noor - Prof. (Riset) Dr. Ir. Muhammad Noor, M.S., lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 21 November 1957. Pendidikan S-1 ditempuh di Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (lulus tahun 1984); S-2 pada Fakultas/ Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (1989); dan S3 pada Program Doktor Universitas Gadjah Mada (2004). Dikukuhkan sebagai Profesor Riset ke-451 LIPI pada Bidang Kesuburan Tanah dan Biologi Tanah pada tahun 2014. Bekerja sebagai peneliti pada Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) di Banjarbaru. Menghasilkan karya tulis ilmiah (KTI) yang tersebar di berbagai jurnal, prosiding, buletin ilmiah, dan majalah ilmiah.

Daftar Isi

Sampul
Sekapur Sirih
Daftar Isi
Prolog: Mewujudkan Lahan Rawa Sebagai Aset Sumber Daya Pertanian Nasional
Bab I Trivia Sumber Daya Lahan Rawa
     1.1 Air, Tanah, Lahan, Dan Lingkungan
          1.1.1 Pasang Tunggal
          1.1.2 Pasang Pindua
          1.1.3 Tanah Sulfat Masam
          1.1.4 Lapisan Pirit
          1.1.5 Tanah Harum
          1.1.6 Gambut
          1.1.7 Eutropik, Mesotropik, dan Oligotropik
          1.1.8 Fibrik, Hemik, dan Saprik
          1.1.9 Topogenus dan Ombrogenus
          1.1.10 Kubah Gambut
          1.1.11 Air Hitam
          1.1.12 Hidrofilik
          1.1.13 Hidrofobik
          1.1.14 Rosot Karbon
          1.1.15 Emisi Karbon
          1.1.16 Watun
          1.1.17 Lebak Pematang
          1.1.18 Lebung
          1.1.19 Banyu Hanta
          1.1.20 Air Bangai
          1.1.21 Banyu Bacam
     1.2 Keanekaragaman Hayati Rawa
          1.2.1 Pohon Galam
          1.2.2 Purun Tikus
          1.2.3 Tanaman Bulu Babi
          1.2.4 Tanaman Kalakai
          1.2.5 Pohon Karamunting
          1.2.6 Rumput Kumpai
          1.2.7 Talipuk
          1.2.8 Kayuapu dan Kayambang
          1.2.9 Pohon Nipah
Bab II Trivia Sistem Usaha Dan Budidaya Pertanian
     2.1 Sistem Budidaya Pertanian
          2.1.1 Tapulikampar
          2.1.2 Taradak-Ampak-Lacak
          2.1.3 Peka Fotoperiode
          2.1.4 Sawit Dupa
          2.1.5 Penyakit Habang
          2.1.6 Kapat Karantika
          2.1.7 Kapat Baur Bilah
     2.2 Ragam Komoditas Usaha Tani
          2.2.1 Jenis Padi “Bayar”
          2.2.2 Padi Surung
          2.2.3 Padi Rintak
          2.2.4 Jeruk Siam
          2.2.5 Ubi Alabio
          2.2.6 Ubi Nagara
          2.2.7 Lidah Buaya
          2.2.8 Nanas Madu
          2.2.9 Pinang
          2.2.10 Bawang Merah
          2.2.11 Sagu
          2.2.12 Pepaya
          2.2.13 Cabai
          2.2.14 Kacang Nagara
          2.2.15 Semangka
          2.2.16 Waluh Kuning
          2.2.17 Kucai
          2.2.18 Kelapa Sawit
Bab III Trivia Sistem Perikanan Dan Peternakan Lahan Rawa
     3.1 Sistem Budidaya Perikanan Dan Peternakan
          3.1.1 Lubuk
          3.1.2 Kolam Beje
          3.1.3 Illegal-Fishing
          3.1.4 Keramba
          3.1.5 Kolam Pagar
          3.1.6 Sistem Lanting
          3.1.7 Sistem Kalang
     3.2 Ragam Jenis Ikan Dan Ternak
          3.2.1 Ikan Hitam
          3.2.2 Ikan Papuyu
          3.2.3 Ikan Haruan
          3.2.4 Ikan Sepat
          3.2.5 Itik Alabio
          3.2.6 Kerbau Rawa
Bab IV Trivia Pengelolaan Dan Perlindungan Daerah Rawa
     4.1 Pengelolaan Dan Konservasi Air
          4.1.1 Handil
          4.1.2 Anjir
          4.1.3 Sistem Garpu
          4.1.4 Sistem Sisir
          4.1.5 Drainase Dangkal dan Galangan
          4.1.6 Tata Air Makro
          4.1.7 Tata Air Mik
          4.1.8 Tata Air Satu Arah
          4.1.9 Tabat
          4.1.10 Kesatuan Hidrologi Gambut
          4.1.11 Ekohidrologi
          4.1.12 Sistem Polder
     4.2 Penataan Dan Perlindungan Lahan
          4.2.1 Sistem Tukungan
          4.2.2 Sistem Surjan
          4.2.3 Tabukan dan Tembokan
          4.2.4 Spon
          4.2.5 Padang Pasir
          4.2.6 REDD Plus
          4.2.7 Moratorium Gambut
          4.2.8 Paludiculture
Epilog: Dari Trivia Merajut Rawa Berbasis Ilmu Dan Kearifan
Daftar Pustaka
Indeks
Tentang Penulis