Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Copywriting

Retorika, Iklan dan Storytelling, Teori dan Teknik Menulis Naskah Iklan

1 Pembaca
Rp 92.000
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ajar ini pada awalnya merupakan buku ajar mahasiswa Prodi Bahasa Prancis untuk sederet mata kuliah, seperti Bahasa Visual, Komposisi Bahasa Iklan, dan Copywriting. Pedagogi yang diinginkan ketika itu adalah pembelajaran bahasa kedua dalam pendekatan didaktik vokasional, yaitu bahasa asing dipahami melalui terminologi media periklanan.

Pada pandangan pertama, mungkin tampak aneh untuk mencampur dua area ini dan orang mungkin berpikir bahwa didaktik bahasa kedua tidak diajarkan ketika bahasa periklanan diajarkan. Akan tetapi, di bidang periklanan, peningkatan penulisan paralel multipenandaan dalam kaitannya dengan kegiatan penulisan iklan mungkin menyarankan bahwa kedua subjek ini (bahasa asing komunikasi dan periklanan) kadang-kadang harus menyatu ke arah jenis didaktik yang sama. Dalam praktik selanjutnya, dalam bentuk yang lebih praktis, manfaat yang sama juga bisa dicapai ketika buku ini digunakan oleh mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Sekolah Vokasi UGM.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Muslikh Madiyant

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9786023868223
Terbit: Februari 2023 , 280 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ajar ini pada awalnya merupakan buku ajar mahasiswa Prodi Bahasa Prancis untuk sederet mata kuliah, seperti Bahasa Visual, Komposisi Bahasa Iklan, dan Copywriting. Pedagogi yang diinginkan ketika itu adalah pembelajaran bahasa kedua dalam pendekatan didaktik vokasional, yaitu bahasa asing dipahami melalui terminologi media periklanan.

Pada pandangan pertama, mungkin tampak aneh untuk mencampur dua area ini dan orang mungkin berpikir bahwa didaktik bahasa kedua tidak diajarkan ketika bahasa periklanan diajarkan. Akan tetapi, di bidang periklanan, peningkatan penulisan paralel multipenandaan dalam kaitannya dengan kegiatan penulisan iklan mungkin menyarankan bahwa kedua subjek ini (bahasa asing komunikasi dan periklanan) kadang-kadang harus menyatu ke arah jenis didaktik yang sama. Dalam praktik selanjutnya, dalam bentuk yang lebih praktis, manfaat yang sama juga bisa dicapai ketika buku ini digunakan oleh mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Sekolah Vokasi UGM.

Pendahuluan / Prolog

Prakata
Buku ajar ini pada awalnya merupakan buku ajar mahasiswa Prodi Bahasa Prancis untuk sederet mata kuliah, seperti Bahasa Visual, Komposisi Bahasa Iklan, dan Copywriting. Pedagogi yang diinginkan ketika itu adalah pembelajaran bahasa kedua dalam pendekatan didaktik vokasional, yaitu bahasa asing dipahami melalui terminologi media periklanan. Pada pandangan pertama, mungkin tampak aneh untuk mencampur dua area ini dan orang mungkin berpikir bahwa didaktik bahasa kedua tidak diajarkan ketika bahasa periklanan diajarkan. Akan tetapi, di bidang periklanan, peningkatan penulisan paralel multipenandaan dalam kaitannya dengan kegiatan penulisan iklan mungkin menyarankan bahwa kedua subjek ini (bahasa asing komunikasi dan periklanan) kadang-kadang harus menyatu ke arah jenis didaktik yang sama. Dalam praktik selanjutnya, dalam bentuk yang lebih praktis, manfaat yang sama juga bisa dicapai ketika buku ini digunakan oleh mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Sekolah Vokasi UGM.

Penulis

Muslikh Madiyant - Bergabung dengan FIB UGM pada 1992, sebagai dosen Sastra Prancis, Muslikh Madiyant memiliki kebiasaan membuat bahan ajar untuk kuliah-kuliah yang diampunya. Menulis adalah bagian dari aktivitasnya sejak SMA, menulis fiksi utamanya. Novel anak-anaknya, semasih di sekolah menengah atas, diterbitkan mingguan ibukota dan majalah Zaman (grup Tempo), di antaranya Lidah Getih dan Si Merah. Setelah menjadi mahasiswa Fakultas Sastra UGM menjadi kontributor sejumlah koran lokal (KR, Minggu Pagi, Yogya Post) dan nasional, dari tahun 1982 sampai dengan 1996. Pada tahun 1998 lakon anak-anaknya memenangi Sayembara Nasional Penulisan Lakon DKJ (Dewan Kesenian Jakarta), juga dengan judul Si Merah. Dia juga menulis trilogi Dongeng Negeri Bubrah (Dongeng Negeri Santri, Dongeng Negeri Para Jumawa, Dongeng Negeri Ngakak), logi yang pertama sudah diterbitkan oleh penerbit rekanan Departeman Agama. Trilogi ini ditulisnya saat menjadi pengajar di jurusan Sastra Prancis FIB UGM. Setelah menjadi pengajar di Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya Sekolah Vokasi UGM, minatnya terkembang ke dunia penelitian manajemen budaya. Minatnya ini membuatnya dekat dengan masyarakat desa mengembangkan desa-desa wisata, festival-festival budaya (Festival Memedi Sawah dan Festival Sewu Kitiran), dan merevitalisasi kesenian rakyat. Dia lahir di Semarang dan besar di Tanjungkarang (Bandarlampung).

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Daftar Isi
Glosarium
Tahapan Teori
     Bab I. Pendahuluan
          1.1 Kerangka Kerja, Sifat, dan Tujuan Iklan
          1.2 Bahasa Iklan
          1.3 Komunikasi Iklan
               1.3.1 Skema Komunikasi Jakobson
     Bab II. Evolusi Wacana Iklan
          2.1 Reklame
          2.2 Iklan Klasik
          2.3 Iklan Argumentatif Klasik
          2.4 Iklan Mitos Klasik
          2.5 Iklan Estetika Klasik
          2.6 Iklan Modern
          2.7 Iklan Argumentatif Modern
          2.8 Periklanan Mitos Modern
          2.9 Iklan Estetika Modern
          2.10 Iklan Pascamodern
Tahapan Praktik
     Bab I. Copywriting
          1.1 Definisi Copywriting
          1.2 Siapa Pengguna Copywriting?
               1.2.1 Penulis Naskah Iklan
               1.2.2 Seperti Fotografi, Copywriting Memiliki Beberapa Dimensi
               1.2.3 Dalam Copywriting, Hal Sama harus Terjadi
               1.2.4 Seorang Copywriter harus Menulis Teks Iklan yang Berkualitas
               1.2.5 Contoh Surat Penjualan
               1.2.6 Siapa Pengguna Copywriter?
          1.3 Tujuh Kebiasaan Copywriter
               1.3.1 Kebiasaan Pertama: belajar, belajar, dan belajar
               1.3.2 Kebiasaan Kedua: berpikir sebagai marketer atau webmarketer
               1.3.3 Kebiasaan Ketiga: curahkan waktu untuk riset
               1.3.5 Kebiasaan Kelima: luangkan banyak waktu untuk memikat
               1.3.6 Kebiasaan Keenam: uji para pemenang, bukan pecundang
               1.3.7 Kebiasaan Ketujuh: menjadi orang tidak pernah puas sepanjang waktu
          1.4 Pandangan Master Copywriter, Christian H. Godefroy
               1.4.1 Profesional melalui Kata
               1.4.2 Copywriter, Seorang Penjual Super?
               1.4.3 Pembaca Harus Tersentuh secara Pribadi
               1.4.4 Utamakan Konsumen Terlebih Dahulu
               1.4.5 Bicaralah kepada Konsumen Kita, Bukan tentang Dia
          Pertanyaan
     Bab II. Kemungkinan Finansial
          2.1 Pasar Meluap
          2.2 Penghasilan Bagus, Jam Kerja Fleksibel, Memacu Semangat Kerja
          2.3 Bagaimana dengan Tarif?
          2.4 Kompetensi Khusus?
          2.5 Siapa yang Akan menjadi Konsumen Kita?
          2.6 Dibayar untuk Menjadi Freelance
          2.7 Pentingnya menjadi Copywriter
               2.7.1 Copywriter Boleh Jadi Pasar Independen Terbesar di Dunia
               2.7.2 Di Mana Pasarnya?
               2.7.3 Bagaimana Cara mencari Nafkah dengan Copywriting?
               2.7.4 Perlukah Spesiliasasi Diri?
               2.7.5 Tetapi, Uangnya Ada di Mana?
               2.7.6 Mengatur Jam Kerja Kita
               2.7.7 Menulis Fiksi Dibandingkan dengan Menulis Iklan
               2.7.8 Aturan Mainnya
               2.7.9 Kembangkan Kebiasaan Menulis
               2.7.10 Menulis Bermanfaat untuk Menundukkan Ego
               2.7.11 Kuasai Pemasaran
               2.7.12 Diktekan Harga
          Pertanyaan
     Bab III. Mengapa Copywriting Esensial Di Dunia Maya
          3.1 Kesan Pertama adalah Yang Terakhir
          3.2 Jangan Mencolok
          3.3 Teks versus Grafis
          3.4 Landing Page
          3.5 Teks adalah Raja
          3.6 Hambatan Komunikasi? Never!
          3.7 Setia pada Merek
          Pertanyaan
     Bab IV. Mengapa Harus Menjadi Copywriter?
          4.1 Pentingnya Kata
          4.2 Hindari Ketidakjelasan
          4.3 Apa itu AIDA?
          4.4 AIDA dan 5W
          4.5 Kesalahan dalam Copywriting
               4.5.1 Slogan
               4.5.2 Tidak Ada yang Membaca Iklan untuk Hiburan
               4.5.3 Bicaralah dengan Prospek di Teks Iklan
               4.5.4 Membingungkan Konsumen
               4.5.5 Tidak Ada Kata Tindakan Energik dan Antusias
               4.5.6 Tidak Ada Angka, Hasil, atau Testimonial:
               4.5.7 Tidak Ada Alasan Kuat untuk Bertindak
               4.5.8 Membual tentang Kualifikasi, Bukan Apa yang Dapat Kita Lakukan
               4.5.9 Font Ukuran Besar Tidak Lebih Efektif: Iklan untuk Penjualan melalui Korespondensi E-mail Biasanya Dicetak dalam Karakter yang Lebih Kecil dari Teks Umumnya
          4.6 Contoh Lain dari Hasrat Massal
               4.6.1 Alasan Kedua Mengapa Contoh Iklan Ini Sukses dengan Hasil yang Cepat
               4.6.2 Pelajaran yang Bisa Dikutip
               4.6.3 Alasan Ketiga Mengapa Contoh Iklan Ini Sukses: Jaminan Hasilnya
          Pertanyaan
     Bab V. Copywriting: Iklan Dan Retorika
          5.1 Alegori
          5.2 Aliterasi
          5.3 Otonomasia
          5.4 Antonomase
          5.5 Permainan Kata (Calembour)
          5.6 Perbandingan
               5.6.1 Sejarah Perbandingan
               5.6.2 Definisi Perbandingan
          5.7 Eufemisme
          5.8 Hiperbola
               5.8.1 Sejarah Hiperbola
          5.9 Metafora
          5.10 Onomatope
               5.10.1 Perbedaan Antarbudaya
          5.11 Kiasmus
          Pertanyaan
     Bab VI. Majas Dalam Periklanan
          6.1 Iklan Dominan Teks
          6.2 Retorika visual: metafora
               6.2.1 Melambangkan Dua Bidang: Ada Jaminan Dampaknya
          6.3 Metonimia
          Pertanyaan
     Bab VII. Bentuk-Bentuk Iklan
          7.1 Iklan Persuasif atau Informatif
          7.2 Iklan Proyektif atau Integratif
          7.3 Iklan Mekanistik
          7.4 Iklan Sugestif
               7.4.1 Prinsip Senang-Tidak-Senang
               7.4.2 Fantasi
               7.4.3 Proyeksi
               7.4.4 Identifikasi
          Pertanyaan
     Bab VIII. Retorika Gambar: Analisis Iklan Dan Warna
          8.1 Analisis Poster Capres Prancis Putaran Kedua Pilpres 2017
          8.2 Pilpres Prancis Putaran Kedua: Analisis Poster Emmanuel Macron
          8.3 Retorika Gambar: Analisis Iklan Otomotif dalam Model Roland Barthes
               8.3.1 Beberapa Catatan untuk Metode
               8.3.2 Konteksnya
               8.3.3 Editing Asli
          8.4 Analisis Elemen-elemen yang Berbeda pada Iklan
          8.5 Strategi Argumentatif: Dari Nilai Mobil ke Mobil, Simbol Lain
               8.5.1 Tahap Kognitif
               8.5.2 Tahap Afektif
               8.5.3 Tahap Akhir
               8.5.4 Lancia Musa: Bintang dan Jenius Inspiratif
               8.5.5 Stereotipe Perempuan Kontemporer
          8.6 Analisis Iklan Beralatkan Penandaan
          Pertanyaan
     Bab IX. Warna Dan Psikologinya
          9.1 Arti Warna dalam Pemasaran
          9.2 Warna-warna Utama
          9.3 Warna Sekunder
          9.4 Warna Tersier
          9.5 Warna Lain
          9.6 Warna Utama dan Representasi Domain
               9.6.1 Merah
               9.6.2 Hijau
               9.6.3 Biru
          9.7 Warna-warna Sekunder dan Representasi Domain
               9.7.1 Kuning
               9.7.2 Ungu
               9.7.3 Pink atau Merah Muda
          9.8 Warna-warna Tersier dan Representasi Domain
               9.8.1 Oranye
               9.8.2 Cokela
          9.9 Warna-warna Lain dan Representasi Domain
               9.9.1 Putih
               9.9.2 Kelabu
               9.9.3 Hitam
          9.10 Warna Multikultural dan Keagamaan
          9.11 Kode Warna Web dan Arti Warna untuk Internet
          Pertanyaan
     Bab X. Storytelling
          10.1 Empat Jenis Storytelling
               10.1.1 Storytelling Kognitif
               10.1.2 Storytelling Afektif
               10.1.3 Storytelling Kontekstual
               10.1.4 Storytelling Perilaku
          10.2 Perangkat Storytelling
               10.2.1 Cerita
               10.2.2 Anekdot
               10.2.3 Testimoni
               10.2.4 Batu Loncatan
               10.2.5 Kisah Sukses
               10.2.6 Apologia
               10.2.7 Kisah-kisah
               10.2.8 Mitos dan Legenda
          10.3 Struktur Naratif
               10.3.1 Struktur Dasar
               10.3.2 Struktur Aristotelian
               10.3.3 Struktur yang Disederhanakan
               10.3.4 Komponen Cerita
          10.4 Apa itu Copywriter?
          10.5 Jadi, Apa Kelebihan Storytelling?
          10.6 Definisi: Storytelling
          10.7 Kapan Storytelling Dilahirkan?
          10.8 Di Mana Storytelling Dilahirkan?
          10.9 Model Storytelling
          10.10 Kapankah Storytelling Berkembang di Indonesia?
          10.11 Untuk Siapa?
          10.12 Seni Menghubungkan Poin atau Storytelling menurut Steve Jobs
          10.13 Bagaimana Mempraktikkan Pelajaran Ini?
          10.14 Storytelling: Propaganda dalam Cerita
          10.15 Pada Mulanya adalah Manajemen dan Periklanan
          Pertanyaan
     Bab XI. Storytelling Dan Komunikasi Politik
          11.1 Tujuannya?
          11.2 Kita Mencoblos karena Cerita
          11.3 Bagaimana Storytelling Mendefinisikan Kembali Strategi Komunikasi
          11.4 Manajemen Cerita dalam Argumentasinya
          11.5 Seperti Apa Kekuatan Ceritanya?
          11.6 Bagaimana Cara Membangun Cerita?
          Pertanyaan
     Bab XII. Storytelling Dan Iklan
          12.1 Storytelling: Antara Merek dengan Produk
          12.2 Bagaimana Storytelling Bekerja?
          12.3 Siapa dan Kapan Menggunakan Storytelling?
          12.4 Menguasai Seni Storytelling
          12.5 Daya Tarik Storytelling untuk Merek
          12.6 Storytelling: Pemasaran Emosi
          12.7 Buat Strategi Storytelling dalam Bisnis Kecil
               12.7.1 Memahami Konsumen
               12.7.2 Ciptakan Hero Cerita
               12.7.3 Ciptakan Sebuah Dunia
               12.7.4 Beda dengan Penjualan “Klasik“
               12.7.5 Contoh Storytelling? Kisah-kisah Indah yang Diceritakan Merek kepada Konsumen
               12.7.6 Rolex, ketika Storytelling menjadi Film
               12.7.7 Louis Vuitton, Palu Borjuasi
               12.7.8 Cartier dan Filmnya, Odyssey, adalah Contoh Storytelling yang Besar dan Hasilnya Menakjubkan
          12.8 Storytelling, Merek, dan Video
               12.8.1 Peran Storytelling
               12.8.2 Pentingnya Video
                    12.8.2.1 Kaidah agar Video sukses
                         12.8.2.1.1 Naskah atau Skrip Video Sangat Penting
                    12.8.2.2 Ihwal Durasi
                    12.8.2.3Perhatikan Desain
                    12.8.2.4Hati-hati untuk Detik-detik Terakhir
                    12.8.2.5Maksimalkan Pengiriman Pesan
          12.9 Storytelling: Komunikasi seperti Apakah untuk Merek Masa Depan?
          12.10 Storytelling: Less is More
               12.10.1 Ketika Setiap Orang adalah Micro-influencer
               12.10.2 Internet, Taman Bermain Berbahaya untuk Merek
               12.10.3 Media, Relai Baru Storytelling Merek?
               12.10.4 Video: antara Blockbuster ‘3”30 dengan Konten Camilan Empat Detik
               12.10.5 Konten Merek: Di Jantung Strategi Komunikasi
          Pertanyaan
Penutup
Daftar Pustaka
Indeks
Tentang Penulis