Ikhtisar
Buku ajar ini pada awalnya merupakan buku ajar mahasiswa Prodi Bahasa Prancis untuk sederet mata kuliah, seperti Bahasa Visual, Komposisi Bahasa Iklan, dan Copywriting. Pedagogi yang diinginkan ketika itu adalah pembelajaran bahasa kedua dalam pendekatan didaktik vokasional, yaitu bahasa asing dipahami melalui terminologi media periklanan.
Pada pandangan pertama, mungkin tampak aneh untuk mencampur dua area ini dan orang mungkin berpikir bahwa didaktik bahasa kedua tidak diajarkan ketika bahasa periklanan diajarkan. Akan tetapi, di bidang periklanan, peningkatan penulisan paralel multipenandaan dalam kaitannya dengan kegiatan penulisan iklan mungkin menyarankan bahwa kedua subjek ini (bahasa asing komunikasi dan periklanan) kadang-kadang harus menyatu ke arah jenis didaktik yang sama. Dalam praktik selanjutnya, dalam bentuk yang lebih praktis, manfaat yang sama juga bisa dicapai ketika buku ini digunakan oleh mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Sekolah Vokasi UGM.
Pendahuluan / Prolog
Prakata
Buku ajar ini pada awalnya merupakan buku ajar mahasiswa Prodi Bahasa Prancis untuk sederet mata kuliah, seperti Bahasa Visual, Komposisi Bahasa Iklan, dan Copywriting. Pedagogi yang diinginkan ketika itu adalah pembelajaran bahasa kedua dalam pendekatan didaktik vokasional, yaitu bahasa asing dipahami melalui terminologi media periklanan. Pada pandangan pertama, mungkin tampak aneh untuk mencampur dua area ini dan orang mungkin berpikir bahwa didaktik bahasa kedua tidak diajarkan ketika bahasa periklanan diajarkan. Akan tetapi, di bidang periklanan, peningkatan penulisan paralel multipenandaan dalam kaitannya dengan kegiatan penulisan iklan mungkin menyarankan bahwa kedua subjek ini (bahasa asing komunikasi dan periklanan) kadang-kadang harus menyatu ke arah jenis didaktik yang sama. Dalam praktik selanjutnya, dalam bentuk yang lebih praktis, manfaat yang sama juga bisa dicapai ketika buku ini digunakan oleh mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Sekolah Vokasi UGM.
Penulis
Muslikh Madiyant - Bergabung dengan FIB UGM pada 1992, sebagai dosen Sastra Prancis, Muslikh Madiyant memiliki kebiasaan membuat bahan ajar untuk kuliah-kuliah yang diampunya. Menulis adalah bagian dari aktivitasnya sejak SMA, menulis fiksi utamanya. Novel anak-anaknya, semasih di sekolah menengah atas, diterbitkan mingguan ibukota dan majalah Zaman (grup Tempo), di antaranya Lidah Getih dan Si Merah. Setelah menjadi mahasiswa Fakultas Sastra UGM menjadi kontributor sejumlah koran lokal (KR, Minggu Pagi, Yogya Post) dan nasional, dari tahun 1982 sampai dengan 1996. Pada tahun 1998 lakon anak-anaknya memenangi Sayembara Nasional Penulisan Lakon DKJ (Dewan Kesenian Jakarta), juga dengan judul Si Merah. Dia juga menulis trilogi Dongeng Negeri Bubrah (Dongeng Negeri Santri, Dongeng Negeri Para Jumawa, Dongeng Negeri Ngakak), logi yang pertama sudah diterbitkan oleh penerbit rekanan Departeman Agama. Trilogi ini ditulisnya saat menjadi pengajar di jurusan Sastra Prancis FIB UGM. Setelah menjadi pengajar di Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya Sekolah Vokasi UGM, minatnya terkembang ke dunia penelitian manajemen budaya. Minatnya ini membuatnya dekat dengan masyarakat desa mengembangkan desa-desa wisata, festival-festival budaya (Festival Memedi Sawah dan Festival Sewu Kitiran), dan merevitalisasi kesenian rakyat. Dia lahir di Semarang dan besar di Tanjungkarang (Bandarlampung).
Daftar Isi
Sampul
Prakata
Daftar Isi
Glosarium
Tahapan Teori
Bab I. Pendahuluan
1.1 Kerangka Kerja, Sifat, dan Tujuan Iklan
1.2 Bahasa Iklan
1.3 Komunikasi Iklan
1.3.1 Skema Komunikasi Jakobson
Bab II. Evolusi Wacana Iklan
2.1 Reklame
2.2 Iklan Klasik
2.3 Iklan Argumentatif Klasik
2.4 Iklan Mitos Klasik
2.5 Iklan Estetika Klasik
2.6 Iklan Modern
2.7 Iklan Argumentatif Modern
2.8 Periklanan Mitos Modern
2.9 Iklan Estetika Modern
2.10 Iklan Pascamodern
Tahapan Praktik
Bab I. Copywriting
1.1 Definisi Copywriting
1.2 Siapa Pengguna Copywriting?
1.2.1 Penulis Naskah Iklan
1.2.2 Seperti Fotografi, Copywriting Memiliki Beberapa Dimensi
1.2.3 Dalam Copywriting, Hal Sama harus Terjadi
1.2.4 Seorang Copywriter harus Menulis Teks Iklan yang Berkualitas
1.2.5 Contoh Surat Penjualan
1.2.6 Siapa Pengguna Copywriter?
1.3 Tujuh Kebiasaan Copywriter
1.3.1 Kebiasaan Pertama: belajar, belajar, dan belajar
1.3.2 Kebiasaan Kedua: berpikir sebagai marketer atau webmarketer
1.3.3 Kebiasaan Ketiga: curahkan waktu untuk riset
1.3.5 Kebiasaan Kelima: luangkan banyak waktu untuk memikat
1.3.6 Kebiasaan Keenam: uji para pemenang, bukan pecundang
1.3.7 Kebiasaan Ketujuh: menjadi orang tidak pernah puas sepanjang waktu
1.4 Pandangan Master Copywriter, Christian H. Godefroy
1.4.1 Profesional melalui Kata
1.4.2 Copywriter, Seorang Penjual Super?
1.4.3 Pembaca Harus Tersentuh secara Pribadi
1.4.4 Utamakan Konsumen Terlebih Dahulu
1.4.5 Bicaralah kepada Konsumen Kita, Bukan tentang Dia
Pertanyaan
Bab II. Kemungkinan Finansial
2.1 Pasar Meluap
2.2 Penghasilan Bagus, Jam Kerja Fleksibel, Memacu Semangat Kerja
2.3 Bagaimana dengan Tarif?
2.4 Kompetensi Khusus?
2.5 Siapa yang Akan menjadi Konsumen Kita?
2.6 Dibayar untuk Menjadi Freelance
2.7 Pentingnya menjadi Copywriter
2.7.1 Copywriter Boleh Jadi Pasar Independen Terbesar di Dunia
2.7.2 Di Mana Pasarnya?
2.7.3 Bagaimana Cara mencari Nafkah dengan Copywriting?
2.7.4 Perlukah Spesiliasasi Diri?
2.7.5 Tetapi, Uangnya Ada di Mana?
2.7.6 Mengatur Jam Kerja Kita
2.7.7 Menulis Fiksi Dibandingkan dengan Menulis Iklan
2.7.8 Aturan Mainnya
2.7.9 Kembangkan Kebiasaan Menulis
2.7.10 Menulis Bermanfaat untuk Menundukkan Ego
2.7.11 Kuasai Pemasaran
2.7.12 Diktekan Harga
Pertanyaan
Bab III. Mengapa Copywriting Esensial Di Dunia Maya
3.1 Kesan Pertama adalah Yang Terakhir
3.2 Jangan Mencolok
3.3 Teks versus Grafis
3.4 Landing Page
3.5 Teks adalah Raja
3.6 Hambatan Komunikasi? Never!
3.7 Setia pada Merek
Pertanyaan
Bab IV. Mengapa Harus Menjadi Copywriter?
4.1 Pentingnya Kata
4.2 Hindari Ketidakjelasan
4.3 Apa itu AIDA?
4.4 AIDA dan 5W
4.5 Kesalahan dalam Copywriting
4.5.1 Slogan
4.5.2 Tidak Ada yang Membaca Iklan untuk Hiburan
4.5.3 Bicaralah dengan Prospek di Teks Iklan
4.5.4 Membingungkan Konsumen
4.5.5 Tidak Ada Kata Tindakan Energik dan Antusias
4.5.6 Tidak Ada Angka, Hasil, atau Testimonial:
4.5.7 Tidak Ada Alasan Kuat untuk Bertindak
4.5.8 Membual tentang Kualifikasi, Bukan Apa yang Dapat Kita Lakukan
4.5.9 Font Ukuran Besar Tidak Lebih Efektif: Iklan untuk Penjualan melalui Korespondensi E-mail Biasanya Dicetak dalam Karakter yang Lebih Kecil dari Teks Umumnya
4.6 Contoh Lain dari Hasrat Massal
4.6.1 Alasan Kedua Mengapa Contoh Iklan Ini Sukses dengan Hasil yang Cepat
4.6.2 Pelajaran yang Bisa Dikutip
4.6.3 Alasan Ketiga Mengapa Contoh Iklan Ini Sukses: Jaminan Hasilnya
Pertanyaan
Bab V. Copywriting: Iklan Dan Retorika
5.1 Alegori
5.2 Aliterasi
5.3 Otonomasia
5.4 Antonomase
5.5 Permainan Kata (Calembour)
5.6 Perbandingan
5.6.1 Sejarah Perbandingan
5.6.2 Definisi Perbandingan
5.7 Eufemisme
5.8 Hiperbola
5.8.1 Sejarah Hiperbola
5.9 Metafora
5.10 Onomatope
5.10.1 Perbedaan Antarbudaya
5.11 Kiasmus
Pertanyaan
Bab VI. Majas Dalam Periklanan
6.1 Iklan Dominan Teks
6.2 Retorika visual: metafora
6.2.1 Melambangkan Dua Bidang: Ada Jaminan Dampaknya
6.3 Metonimia
Pertanyaan
Bab VII. Bentuk-Bentuk Iklan
7.1 Iklan Persuasif atau Informatif
7.2 Iklan Proyektif atau Integratif
7.3 Iklan Mekanistik
7.4 Iklan Sugestif
7.4.1 Prinsip Senang-Tidak-Senang
7.4.2 Fantasi
7.4.3 Proyeksi
7.4.4 Identifikasi
Pertanyaan
Bab VIII. Retorika Gambar: Analisis Iklan Dan Warna
8.1 Analisis Poster Capres Prancis Putaran Kedua Pilpres 2017
8.2 Pilpres Prancis Putaran Kedua: Analisis Poster Emmanuel Macron
8.3 Retorika Gambar: Analisis Iklan Otomotif dalam Model Roland Barthes
8.3.1 Beberapa Catatan untuk Metode
8.3.2 Konteksnya
8.3.3 Editing Asli
8.4 Analisis Elemen-elemen yang Berbeda pada Iklan
8.5 Strategi Argumentatif: Dari Nilai Mobil ke Mobil, Simbol Lain
8.5.1 Tahap Kognitif
8.5.2 Tahap Afektif
8.5.3 Tahap Akhir
8.5.4 Lancia Musa: Bintang dan Jenius Inspiratif
8.5.5 Stereotipe Perempuan Kontemporer
8.6 Analisis Iklan Beralatkan Penandaan
Pertanyaan
Bab IX. Warna Dan Psikologinya
9.1 Arti Warna dalam Pemasaran
9.2 Warna-warna Utama
9.3 Warna Sekunder
9.4 Warna Tersier
9.5 Warna Lain
9.6 Warna Utama dan Representasi Domain
9.6.1 Merah
9.6.2 Hijau
9.6.3 Biru
9.7 Warna-warna Sekunder dan Representasi Domain
9.7.1 Kuning
9.7.2 Ungu
9.7.3 Pink atau Merah Muda
9.8 Warna-warna Tersier dan Representasi Domain
9.8.1 Oranye
9.8.2 Cokela
9.9 Warna-warna Lain dan Representasi Domain
9.9.1 Putih
9.9.2 Kelabu
9.9.3 Hitam
9.10 Warna Multikultural dan Keagamaan
9.11 Kode Warna Web dan Arti Warna untuk Internet
Pertanyaan
Bab X. Storytelling
10.1 Empat Jenis Storytelling
10.1.1 Storytelling Kognitif
10.1.2 Storytelling Afektif
10.1.3 Storytelling Kontekstual
10.1.4 Storytelling Perilaku
10.2 Perangkat Storytelling
10.2.1 Cerita
10.2.2 Anekdot
10.2.3 Testimoni
10.2.4 Batu Loncatan
10.2.5 Kisah Sukses
10.2.6 Apologia
10.2.7 Kisah-kisah
10.2.8 Mitos dan Legenda
10.3 Struktur Naratif
10.3.1 Struktur Dasar
10.3.2 Struktur Aristotelian
10.3.3 Struktur yang Disederhanakan
10.3.4 Komponen Cerita
10.4 Apa itu Copywriter?
10.5 Jadi, Apa Kelebihan Storytelling?
10.6 Definisi: Storytelling
10.7 Kapan Storytelling Dilahirkan?
10.8 Di Mana Storytelling Dilahirkan?
10.9 Model Storytelling
10.10 Kapankah Storytelling Berkembang di Indonesia?
10.11 Untuk Siapa?
10.12 Seni Menghubungkan Poin atau Storytelling menurut Steve Jobs
10.13 Bagaimana Mempraktikkan Pelajaran Ini?
10.14 Storytelling: Propaganda dalam Cerita
10.15 Pada Mulanya adalah Manajemen dan Periklanan
Pertanyaan
Bab XI. Storytelling Dan Komunikasi Politik
11.1 Tujuannya?
11.2 Kita Mencoblos karena Cerita
11.3 Bagaimana Storytelling Mendefinisikan Kembali Strategi Komunikasi
11.4 Manajemen Cerita dalam Argumentasinya
11.5 Seperti Apa Kekuatan Ceritanya?
11.6 Bagaimana Cara Membangun Cerita?
Pertanyaan
Bab XII. Storytelling Dan Iklan
12.1 Storytelling: Antara Merek dengan Produk
12.2 Bagaimana Storytelling Bekerja?
12.3 Siapa dan Kapan Menggunakan Storytelling?
12.4 Menguasai Seni Storytelling
12.5 Daya Tarik Storytelling untuk Merek
12.6 Storytelling: Pemasaran Emosi
12.7 Buat Strategi Storytelling dalam Bisnis Kecil
12.7.1 Memahami Konsumen
12.7.2 Ciptakan Hero Cerita
12.7.3 Ciptakan Sebuah Dunia
12.7.4 Beda dengan Penjualan “Klasik“
12.7.5 Contoh Storytelling? Kisah-kisah Indah yang Diceritakan Merek kepada Konsumen
12.7.6 Rolex, ketika Storytelling menjadi Film
12.7.7 Louis Vuitton, Palu Borjuasi
12.7.8 Cartier dan Filmnya, Odyssey, adalah Contoh Storytelling yang Besar dan Hasilnya Menakjubkan
12.8 Storytelling, Merek, dan Video
12.8.1 Peran Storytelling
12.8.2 Pentingnya Video
12.8.2.1 Kaidah agar Video sukses
12.8.2.1.1 Naskah atau Skrip Video Sangat Penting
12.8.2.2 Ihwal Durasi
12.8.2.3Perhatikan Desain
12.8.2.4Hati-hati untuk Detik-detik Terakhir
12.8.2.5Maksimalkan Pengiriman Pesan
12.9 Storytelling: Komunikasi seperti Apakah untuk Merek Masa Depan?
12.10 Storytelling: Less is More
12.10.1 Ketika Setiap Orang adalah Micro-influencer
12.10.2 Internet, Taman Bermain Berbahaya untuk Merek
12.10.3 Media, Relai Baru Storytelling Merek?
12.10.4 Video: antara Blockbuster ‘3”30 dengan Konten Camilan Empat Detik
12.10.5 Konten Merek: Di Jantung Strategi Komunikasi
Pertanyaan
Penutup
Daftar Pustaka
Indeks
Tentang Penulis