Tampilkan di aplikasi

Buku Amerta Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Erosi dan Konservasi Daerah Aliran Sungai

Dalam Perspektif Ilmu Lingkungan

1 Pembaca
Rp 90.000 22%
Rp 70.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 210.000 13%
Rp 60.667 /orang
Rp 182.000

5 Pembaca
Rp 350.000 20%
Rp 56.000 /orang
Rp 280.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Erosi dan sedimentasi telah dikenal sebagai salah satu isu penting yang mengurangi kapasitas waduk, menghancurkan banyak fasilitas umum dan mempengaruhi pengelolaan sumber daya air untuk pertanian, pemenuhan kebutuhan listrik serta memberikan ancaman lingkungan terkait keberlanjutan pembangunan. Erosi juga mengalirkan air yang mengandung tanah, material dan unsur hara ke hilir, sehingga membentuk tumpukan lapisan sedimen tebal yang berakibat pada penyumbatan sungai dan saluran lainnya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan banjir. Erosi tidak mungkin nol, tetapi lajunya dapat direduksi dengan upaya-upaya konservasi yang mempertimbangkan multidisiplin ilmu.

Pada pendekatan konvensional, erosi sangat terkait dengan siklus hidrologi. Pada perkembangannya, ilmu untuk menganalisis erosi berkembang menjadi lebih luas. Ilmu lingkungan dipandang sebagai salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial dan ekonomi. Ilmu ini sangat relevan ketika causal loop erosi-sedimentasi dalam lingkup konservasi dapat saling terikat satu sama lain untuk mengatasi masalah tidak lancarnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Andi Setyo Pambudi

Penerbit: Amerta Media
ISBN: 9786236105900
Terbit: Juli 2021 , 302 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Erosi dan sedimentasi telah dikenal sebagai salah satu isu penting yang mengurangi kapasitas waduk, menghancurkan banyak fasilitas umum dan mempengaruhi pengelolaan sumber daya air untuk pertanian, pemenuhan kebutuhan listrik serta memberikan ancaman lingkungan terkait keberlanjutan pembangunan. Erosi juga mengalirkan air yang mengandung tanah, material dan unsur hara ke hilir, sehingga membentuk tumpukan lapisan sedimen tebal yang berakibat pada penyumbatan sungai dan saluran lainnya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan banjir. Erosi tidak mungkin nol, tetapi lajunya dapat direduksi dengan upaya-upaya konservasi yang mempertimbangkan multidisiplin ilmu.

Pada pendekatan konvensional, erosi sangat terkait dengan siklus hidrologi. Pada perkembangannya, ilmu untuk menganalisis erosi berkembang menjadi lebih luas. Ilmu lingkungan dipandang sebagai salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial dan ekonomi. Ilmu ini sangat relevan ketika causal loop erosi-sedimentasi dalam lingkup konservasi dapat saling terikat satu sama lain untuk mengatasi masalah tidak lancarnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Diskursus pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) telah lama menjadi bagian dari perhatian banyak pihak yang mulai menyadari akan potensi dan hadirnya bahaya akibat pengabaian terhadap isu ini.

Meskipun telah lama kita memperdebatkannya, namun saat inipun, isu DAS tetap menemukan tempatnya untuk terus dicermati. Pada satu sisi, kita senang karena isu ini tetap menjadi perhatian publik, tetapi di sisi lainnya kita perlu prihatin atas keseriusan dan pencapaian kita dalam mewujudkan solusinya.

Pengelolaan DAS, bukan semata memperdebatkan konservasi lingkungan karena keberadaannya juga berhubungan langsung dengan sosial ekonomi masyarakat. Kejadian bencana banjir yang melanda daerah aliran Sungai Asahan, melumpuhkan aktivitas perekonomian di Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai, sawah petani tergenang, pelayanan pelabuhan terhambat akibat sedimentasi yang tinggi sehingga kapal sulit untuk berlabuh, bahkan diprediksi dalam 10 tahun ke depan seluruh daratan Kota Tanjung Balai tenggelam.

Pada aspek keamanan, bahkan Kapal Patroli Laut-pun berhenti beroperasi akibat pendangkalan sehingga kasus penyelundupan barang ilegal dan narkoba kian marak terjadi. Inilah gambaran sederhana namun rumit, tentang bagaimana -- bukan saja perhatian besar tapi juga tindakan nyata -- harus diarahkan pada agenda transformasi diksi menuju aksi pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Pengelolaan DAS juga harus dimaknai dengan bagaimana mendorong tindakan-tindakan nyata untuk menghindari terjadinya erosi dan sedimentasi yang berlebihan yang dapat berujung pada bencana; dan tentu upaya-upaya penanganannya.

Daftar Isi

Cover Depan buku
Judul Buku
Sambutan
Kata Pengantar
Ulasan Pembaca
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab 1 Pengantar
Bab 2 Prinsip Ekologi dan Pembangunan
     2.1. Ilmu Lingkungan
          2.1.1. Prinsip Keterkaitan (Interaction)
          2.1.2. Prinsip Keberlanjutan (Sustainability)
          2.1.3. Sistem Ekologi DAS
     2.2. Pembangunan Berkelanjutan
Bab 3 Hidrologi
     3.1. Air dan Sumber Daya Air
     3.2. Filosofi Hidrologi
Bab 4 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
     4.1. Definisi Daerah Aliran Sungai (DAS)
     4.2. Pengelolaan DAS
          4.2.1. Pengelolaan DAS dalam Filosofi Ilmu Lingkungan
          4.2.2. Pengelolaan DAS Terpadu
     4.3. Indikator Kinerja DAS
Bab 5 Tekanan Penduduk dan perilaku Sebagai Faktor Kesehatan Das
     5.1. Tekanan Penduduk
     5.2. Perilaku Masyarakat
Bab 6 Tata Guna Lahan
Bab 7 Erosi dan Model Pendugaannya
     7.1. Erosi
          7.1.1. Definisi
          7.1.2. Ambang Batas Erosi
          7.1.3. Faktor Penyebab Erosi
     7.2. Model Pendugaan Erosi
          7.2.1. Model Pendugaan Erosi USLE
          7.2.2. Model Pendugaan Erosi MUSLE
          7.2.3. Model Pendugaan Erosi RUSLE
          7.2.4. Model Pendugaan Erosi WEPP
          7.2.5. Model Pendugaan Erosi GUEST
          7.2.6. Model Pendugaan Erosi ANSWER
          7.2.7. Model Pendugaan Erosi AGNPS
          7.2.8. Model Pendugaan Erosi SWAT
Bab 8 Konservasi Hulu Daerah Aliran Sungai
     8.1. Laju Erosi dan Tingkat Bahaya Erosi dalam Perspektif Ilmu Lingkungan
     8.2. Analisis Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS)Berwawasan Lingkungan
Bab 9 Erosi dan Konservasi Das dalam ilmu lingkungan
     9.1. Kondisi Wilayah Studi
     9.2. Deleniasi Batas Sub DAS Lesti
     9.3. Analisis Perilaku Masyarakat Sub DAS Lesti
          9.3.1. Profil Demografi Masyarakat Sub DAS Lesti
          9.3.2. Analisis Korelasi Pengetahuan, Sikap dan Perilaku di Sub DAS Lesti
          9.3.3. Analisis Cross Tabulation 12 Kecamatan di Sub DAS Lesti
     9.4. Analisis Tekanan Penduduk Sub DAS Lesti
     9.5. Analisis Tata Guna Lahan Sub DAS Lesti
     9.6. Analisis Laju dan Tingkat Bahaya Erosi Sub DAS Lesti
          9.6.1. Analisis Hidrologi (Erosivitas Limpasan Permukaan)
               9.6.1.1. Pengaruh Stasiun Hujan di Sub DAS Lesti
               9.6.1.2. Uji Konsistensi Data Hujan di Sub DAS Lesti
               9.6.1.3. Curah Hujan Rancangan Sub DAS Lesti
               9.6.1.4. Debit Limpasan Sub DAS Lesti
               9.6.1.5. Erosivitas Limpasan Permukaan Sub DAS Lesti
          9.6.2. Analisis Indeks Erodibilitas Tanah Sub DAS Lesti
          9.6.3. Analisis Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) Sub DAS Lesti
          9.6.4. Analisis Faktor Pengelolaan Tanaman dan Tindakan Konservasi (CP) Sub DAS Lesti
          9.6.5. Analisis Spasial Erosi
          9.6.6. Analisis Konservasi Sub DAS Lesti Berwawasan Lingkungan
Daftar Pustaka
Indeks
Lampiran
Profil Penulis
Cover Belakang Buku