Milenial dan Masa Depan Pertanian Indonesia
Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil alam. Dengan mengelola hasil alam itu saja sudah dapat menjadi sumber mata pencaharian yang menjanjikan bagi masyarakat Indonesia. Sayangnya semakin modern negara ini, semakin sedikit masyarakat yang peduli akan potensi kekayaan alam Indonesia itu.
Untuk menyadarkan betapa besar potensi bisnis dari hasil alam Indonesia, Warta Ekonomi bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, menghadirkan acara bincang-bincang bertajuk Talkshow with “Milea” Milenial dan Agripreneur, dengan tema peluang bisnis generasi milenial pada sektor agribisnis. Diharapkan bincang-bincang dengan peserta para milenial dari kalangan mahasiswa di Kampus Binus Serpong.
Salah satu potensi hasil alam yang diungkap dalam acara tersebut adalah sarang burung walet yang sudah dikenal sebagai komoditas berharga tinggi. Potensi jual sarang walet di pasar ekspor sendiri disebut sebagai emerging product. Beberapa negara dengan permintaan tinggi akan produk ini antara lain China, Korea, Jepang, Hongkong dan Taiwan masih minta.
Ekspor sarang walet sendiri bisa berharga ratusan miliar. Data dari Badan Pusat Statistik di tahun 2018 menyebut, jumlah ekspor sarang burung walet dari Indonesia mencapai 1.293 ton atau senilai Rp4 triliun. Sepanjang Januari hingga November 2019 data dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) menyebut nilai ekspor sarang walet mencapai Rp4,4 triliun.
Sayangnya potensi yang besar itu belum sepenuhnya dapat dioptimalkan. Kendalanya kemampuan petani walet untuk memproduksi sarang walet masih kurang. Karena itu di tangan para milenial diharapkan dapat mengoptimalkan potensi tersebut. Milenial diharapkan menjadi agripreneur, pengusaha-pengusaha muda di bidang pertanian. Sebab masa depan pertanian Indonesia saat ini ada di tengan milenial.