Tampilkan di aplikasi

Memoles emas antam berkilau

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 09/XXVIII
27 Desember 2017

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 09/XXVIII

Pada 2014 keluar larangan ekspor material tambang, pendapatan perusahaan langsung terpukul hebat. / Foto : Warta Ekonomi

Warta Ekonomi
Sejak lima ribu tahun silam, emas sudah menjadi perburuan umat manusia. Emas dipakai sebagai alat pembayaran dan perdagangan yang paling liquid. Tidaklah heran bila di era prasejarah sampai postmodern saat ini, emas tetap memainkan peran penting, baik sebagai alat investasi (emas batangan), perhiasan, hingga cadangan devisa.

Kaidah teori ekonomi klasik mensyaratkan setiap penerbitan mata uang dengan penyediaan emas sebagai cadangan devisa (cadev). , sejak 1971, Amerika Serikat mulai meninggalkan pakem tersebut, dolar AS dicetak hanya berlandasarkan kepercayaan saja (fiat). Namun begitu, emas tetap menjadi perburuan bank sentral di seantero jagad untuk cadev.

Data terkini dari World Gold Council (WGC) melaporkan bahwa permintaan emas kuartal kedua 2017 berada di angka 953,4 ton, turun 10% dibanding 2016. Pada periode ini, sejumlah bank sentral di dunia memangkas belanja emas mereka menjadi 176,7 ton, susut 3% dibanding periode yang sama tahun 2016.

Dari gambaran ini terlihat betapa bank sentral di seluruh dunia pun masih berburu emas sebagai cadangan devisa mereka. Hal ini dilakukan untuk melawan potensi inflasi akibat pencetakan uang yang berlebih dari kebutuhan pasar. Jadi, boleh dibilang emas masih menjadi ladang perburuan manusia sampai detik ini.
Majalah Warta Ekonomi di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI