Melakukan hal berbeda
Di tengah situasi yang menantang sekarang ini, prinsip melakukan hal yang berbeda akan menolong kita bisa bertahan dan tetap eksis dalam berbisnis. Seperti yang dilakukan dr. Ayu Widyaningrum sang owner dari Widya Esthetic Clinic yang menjadi cover dan cover story edisi kali ini turut menerapkan prinsip tersebut. Berawal dari klinik yang didirikan di rumahnya, kini Widya Esthetic Clinic berkembang cukup pesat dan telah memiliki bangunan sendiri, serta tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan pada masa pandemi, menurutnya jumlah pasien baru pun terus bertambah, meskipun tidak secara drastis. Perusahaannya cenderung tidak menyediakan budget untuk beriklan, namun lebih mempercayai kekuatan word of mouth dan mengandalkan layanan berkualitas. Hasilnya, ternyata para pasien merasa puas dan kembali lagi ke kliniknya.
Dia lebih menyukai mendirikan klinik kecantikan jauh dari keramaian ibu kota. Tujuannya tidak lain ingin memenuhi kebutuhan kaum perempuan di Kota Baru Kalimantan Selatan, supaya tidak perlu lagi pergi jauh untuk mendapatkan layanan berkualitas.
Kemudian, Facebook telah mengubah namanya menjadi Meta dan mengumumkan bahwa metaverse atau semesta meta akan menjadi masa depan internet. Awal tahun ini Epic, pembuat game multiplayer online Fortnite, mengumpulkan dana sebesar US$1 miliar yang menunjukkan bahwa investor bersedia mengulirkan banyak uang ke dalam pengalaman online yang imersif. Mendadak metaverse menjadi kata kunci terbesar dalam teknologi dan setiap investor menginginkannya. Sejumlah besar pekerja kreatif, mulai dari musisi hingga perancang busana akan membangun bisnis seputar penyediaan barang dan jasa untuk metaverse. Gravity Sketch yang berbasis di London baru-baru ini meluncurkan ruang kolaborasi virtual tempat para desainer dapat bekerja sama dari jarak jauh dalam proyek desain 3D yang sama.
Begitupun dalam hal seni, hadir dengan tajuk ‘On & Off Pressure’ 10 seniman mural terkenal melukis mural bersama-sama di perumahan Alam Raya, Tangerang. Suatu hal yang jarang terjadi di masa pandemi Covid-19. Dalam konteks polemik nasional beberapa bulan terakhir, seni jalanan mendapat stigma sebagai aksi vandalisme. Kegiatan ini justru berbeda dan bukan vandalisme. Namun, bertujuan menyampaikan pesan bersama bahwa seni jalanan hadir secara majemuk, merdeka, dan sebagai jeda atas intervensi seni di ruang-ruang publik yang setara. Selain itu juga meningkatkan produktivitas para seniman mural untuk kembali produktif di masa pandemi. Artikel-artikel tersebut kami suguhkan beserta tulisan menarik lainnya untuk memberikan inspirasi, agar kita berani untuk melakukan hal yang berbeda. Selamat membaca…
Elly Simanjuntak
Editor in Chief
elly@womensobsession.com