Tampilkan di aplikasi

Buku Adab hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Karakteristik Dan Mitos Masjid Agung Peninggalan Kerajaan Islam Di Jawa

1 Pembaca
Rp 65.000 15%
Rp 55.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 165.000 13%
Rp 47.667 /orang
Rp 143.000

5 Pembaca
Rp 275.000 20%
Rp 44.000 /orang
Rp 220.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Para ulama yang sering disebut dengan walisongo merupakan aktor utama dalam penyebaran dan pengembangan agama Islam di Jawa. Walisongo mendirikan masjid sebagai tempat ibadah, tempat musyawarah, tempat berkumpul dan berkegiatan bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat. Masjid menjadi tempat yang sangat berarti bagi penyebaran dan perkembangan agama Islam.

Masjid yang di bangun oleh walisongo memiliki karakteristik dan makna filosofi yang mendalam, sehingga karakteristik masjid ditiru oleh masjid-masjid lainnya. Masjid agung Demak menjadi masjid agung pertama yang dibangun oleh para wali, dan menjadi rujukan bagi masjid-masjid setelahnya. Dengan karakteristik perpaduan nilai Islam, adat Jawa atau lokal, dan seni bangunan Cina menjadi ciri khas dari masjid agung Demak.

Karakteristik masjid agung Demak diikuti oleh masjid-masjid setelahnya dengan penambahan dari unsur-unsur lokal dimana masjid tersebut di bangun. Mulai dari masjid yang berada di ujung barat pulau Jawa, yakni masjid agung Banten sampai ke daerah pusat kebudayaan Jawa, yakni masjid agung Yogyakarta.

Selain membahas karakteristik masjid-masjid agung peninggalan kerajaan Islam di Jawa, kajian ini juga membahas tentang mitos yang terdapat di masjid-masjid tersebut. Mitos-mitos tersebut dipahami sehingga memberikan makna dan pengetahuan tentang mitos.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Fairuz Sabiq

Penerbit: Adab
ISBN: 9786236233443
Terbit: Juni 2021 , 92 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Para ulama yang sering disebut dengan walisongo merupakan aktor utama dalam penyebaran dan pengembangan agama Islam di Jawa. Walisongo mendirikan masjid sebagai tempat ibadah, tempat musyawarah, tempat berkumpul dan berkegiatan bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat. Masjid menjadi tempat yang sangat berarti bagi penyebaran dan perkembangan agama Islam.

Masjid yang di bangun oleh walisongo memiliki karakteristik dan makna filosofi yang mendalam, sehingga karakteristik masjid ditiru oleh masjid-masjid lainnya. Masjid agung Demak menjadi masjid agung pertama yang dibangun oleh para wali, dan menjadi rujukan bagi masjid-masjid setelahnya. Dengan karakteristik perpaduan nilai Islam, adat Jawa atau lokal, dan seni bangunan Cina menjadi ciri khas dari masjid agung Demak.

Karakteristik masjid agung Demak diikuti oleh masjid-masjid setelahnya dengan penambahan dari unsur-unsur lokal dimana masjid tersebut di bangun. Mulai dari masjid yang berada di ujung barat pulau Jawa, yakni masjid agung Banten sampai ke daerah pusat kebudayaan Jawa, yakni masjid agung Yogyakarta.

Selain membahas karakteristik masjid-masjid agung peninggalan kerajaan Islam di Jawa, kajian ini juga membahas tentang mitos yang terdapat di masjid-masjid tersebut. Mitos-mitos tersebut dipahami sehingga memberikan makna dan pengetahuan tentang mitos.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat, karunia-Nya. Shalawat dan Salam selalu terlimpahkan ke junjungan Nabi Muhammad saw. Al hamdulillah, penulisan buku “Karakteristik dan Mitos Masjid Agung Peninggalan Kerajaan Islam di Jawa” dapat selesai tanpa ken dala berarti. Kajian ini memaparkan bagaimana Islam masuk dan berkembang pesat di tanah Jawa dengan media masjid.

Para ulama yang sering disebut dengan walisongo merupakan aktor utama dalam penyebaran dan pengembangan agama Islam di Jawa. Walisongo mendirikan masjid sebagai tempat ibadah, tempat musyawarah, tempat berkumpul dan berkegiatan bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat. Masjid menjadi tempat yang sangat berarti bagi penyebaran dan perkembangan agama Islam.

Masjid yang di bangun oleh walisongo memiliki karakteristik dan makna filosofi yang mendalam, sehingga karakteristik masjid ditiru oleh masjid-masjid lainnya. Masjid agung Demak menjadi masjid agung pertama yang dibangun oleh para wali, dan menjadi rujukan bagi masjid-masjid setelahnya. Dengan karakteristik perpaduan nilai Islam, adat Jawa atau lokal, dan seni bangunan Cina menjadi ciri khas dari masjid agung Demak.

Karakteristik masjid agung Demak diikuti oleh masjid-masjid setelahnya dengan penambahan dari unsur-unsur lokal dimana masjid tersebut di bangun. Mulai dari masjid yang berada di ujung barat pulau Jawa, yakni masjid agung Banten sampai ke daerah pusat kebudayaan Jawa, yakni masjid agung Yogyakarta.

Selain membahas karakteristik masjid-masjid agung peninggalan kerajaan Islam di Jawa, kajian ini juga membahas tentang mitos yang terdapat di masjid-masjid tersebut. Mitos-mitos tersebut dipahami sehingga memberikan makna dan pengetahuan tentang mitos.

Kiranya penulisan buku ini tidak akan terwujud tanpa bantuan pihak-pihak lain. Rasa terima kasih dan doa semoga menjadi amal ibadah, amin. Terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu membimbing dan mendoakan, terima kasih kepada istri dan anakanakku atas supportnya. Akhir kata, jika terdapat kekeliruan dan kekurangan, mohon masukan dan kritik yang membangun agar buku ini menjadi lebih baik.

Surakarta, 11 Juli 2021

Penulis

Fairuz Sabiq - Fairuz Sabiq adalah dosen di Pascasarjana dan Fakultas Syariah IAIN Surakarta / UIN Raden Mas Said Surakarta. Ia lahir pada tanggal 8 Nopember 1982 M. di desa Mranggen, kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Ia dilahirkan dari pasangan KH. Drs. Ahmad Ghozali Ihsan, MSI dan Hj. Faizun. Sejak kecil, ia hidup dan mendapat pendidikan dari pesantren, mulai dari pesantren Al-Falah yang diasuh oleh ayahnya sendiri, yayasan pesantren Futuhiyyah dan yayasan pesantren KH. Murodi yang diasuh oleh keluarganya.

Pendidikan formal ditempuh di Madrasah Ibtidaiyyah Futuhiyyah (1995), Madrasah Tsanawiyyah Futuhiyyah 1 Mranggen Demak (1998), MAKN-MAN 1 Surakarta (2001), kemudian ia melanjutkan jenjang studi strata satu (S1) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2005) dan studi strata dua (S2) di IAIN Walisongo Semarang (2007), dan studi strata tiga (S3) atau program Doktor di UIN Walisongo Semarang (2020).

Daftar Isi

Sampul
Pengantar Penulis
Daftar Isi
Bab I. Islam dan Masjid Agung di Jawa
Bab II. Karakteristik Masjid-masjid Agung Peninggalan Kerajaan Islam di Jawa
Bab III. Mitos Masjid-masjid Agung Peninggalan Kerajaan Islam di Jawa
Bab IV. Penutup
Daftar Pustaka
Biografi Penulis