Ikhtisar
Dalam Bahasa Indonesia, bidadari identik dengan makhluk sejenis perempuan yang berasal dari surga. Kamus Besar Bahasa Indonesia pada entri bidadari menjelaskan: putri atau dewi dari kayangan, perempuan yang elok. Singkat kata, bidadari adalah perempuan surgawi. Karenanya, ia diperuntukkan bagi kaum lelaki. Bahkan, hadis-hadis yang berkisah tentang kenikmatan surga, juga cenderung memanjakan kaum lelaki.
Karena itu, bidadari identik dengan perempuan, dan ia menjadi anugerah khusus kaum lelaki. Benarkah demikian? Siapa yang akan mendampingi para istri, adakah mereka harus ‘bersaing’ dengan bidadari-bidadari di surga? Di bumi mereka mempertahankan pernikahan monogami, ternyata di surga harus berbagi, seperti itukah?
Buku ini Menelusuri rahasia tentang makna suami, istri, dan pasangan dalam kitab suci. Bagaimana sebenarnya arti pasangan dan posisi mereka dalam kehidupan ini dan juga di kehidupan nanti. Siapakah bidadari di surga yang dijanjikan Allah kepada para suami? Apakah para istri juga mendapatkan reward dari kesalehan mereka?
Pendahuluan / Prolog
Kata Pembuka
Buku kecil ini berawal dari kegundahan, kepenasaranan, dan ketertarikan. Saya gundah karena ada hal yang salah menurut saya. Saya penasaran apakah sudah ada buku yang membincangkannya. Dan saya tertarik pada keindahan dan ketepatan Al-Qur’an dalam menjawabnya. Semua sependek pemahaman saya.
Saya gundah ketika melihat ada bom bunuh diri. Pelakunya mengatakan aksi itu akan mengantarkannya pada 72 bidadari. Saya penasaran, apakah hanya itu kenikmatan surgawi. Saya tertarik, bagaimana sebenarnya makna yang (mungkin lebih dekat dengan) hakiki.
Seorang terduga teroris dikejar aparat. Ia tertembak timah panas yang melesat. Istrinya lari ke rimba yang lebat. Berusaha bertahan untuk selamat. Ia menjalani kehidupan yang berat, tapi suaminya kini ditemani 72 pemuas syahwat? Menurut saya ada yang tidak tepat. Siapakah kiranya yang sesat?
Tuhan, aku tahu begitu banyak kekurangan. Mengaji kitab suciMu membuka berjuta keindahan. Sedang pikiran masih tak dapat menampungnya. Hati masih tak kuasa mengandungkannya. Yang tersaji hanyalah sebuah kaji diri. Tulisan ringan teramat tak berarti. Maaf dan perkenan kiranya sudi. Ini upaya mencari arti. Bila ada yang kurang berkenan, mohon saya diingatkan.
Bila ada yang tidak tepat, mohon agar diluruskan. Bila ada yang salah, mohon layangkan perbaikan. Teriring doa untuk setiap mereka, yang tidak pernah dapat kita berikan haknya. Kedua orangtua, mertua, pasangan dan anak-anak tercinta. Pula setiap orang yang mengalirkan kebaikan Tuhan pada kita: guru-guru kita, sahabat dan saudara, handai taulan dan kerabat bersama.
Doa kita juga untuk setiap yang tertindas di bumi. Bagi yang sakit dan diuji. Bagi yang telah pulang ke alam yang abadi. Semoga kasih para teladan suci, dan sang pembebas yang dinanti, selalu jadi sinar di hati. Mohon maaf lahir batin dihaturkan. Kalimat ini sekadar kata di pembukaan. Kiranya dengan menelusuri, kita berbagi kegundahan. Kita bersama dalam kepenasaranan dan ketertarikan. Semoga sampai di titik awal pencerahan. Di mana pun itu. Kapan pun itu. Bagaimana pun itu.
Kepada Tuhan, kita sandarkan tumpuan. Mohon curahan kasih dan ampunan. 16 April 2020 (mengambil keberkahan pernikahan kedua orangtua tercinta) dan 19 April 2020 (hari kelahiran almarhumah Ibu mertua. Untuk almarhumin, doa kita)
@miftahrakhmat
Daftar Isi
Cover Depan
Lembar Hak Cipta
Kata Pembuka
Daftar Isi
Hurun ‘Ain
Kenikmatan Hakiki Lebih Dari Itu
Baiti Jannati
Bidadari Surgawi
Imro’ah dan Zawjah
Shahibah
Al-Baaqiyaat
Azwaj
Empat puluh hadits
Khutbah Nikah
Refleksi Penali
Pernikahan.
Kehidupan berumah tangga.
Keluarga
Sakinah, mawaddah wa rahmah
Tentang Penulis
Tentang Bitread
Cover Belakang