Tampilkan di aplikasi

Buku Cipta Prima Nusantara hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Nilai-nilai budaya topeng Lengger Wonosobo

1 Pembaca
Rp 90.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 270.000 13%
Rp 78.000 /orang
Rp 234.000

5 Pembaca
Rp 450.000 20%
Rp 72.000 /orang
Rp 360.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Sebuah buku referensi yang berjudul Nilai Budaya Topeng Lengger Wonosobo. Buku ini disusun sebagai wujud peran nyata untuk bisa memberikan pengetahuan ilmiah dalam bentuk tertulis di bidang seni untuk semua jenis topeng Lengger Wonosobo yang berjumlah 8 buah, antara lain topeng Sulasih, topeng Kinayakan, topeng Bribil, topeng Rangu-rangu, topeng Kebo Giro, topeng Sontoloyo, topeng Jangkring Genggong, dan topeng Gondang Keli.

Selain itu, dalam buku ini menguraikan secara detail bahwa topeng tidak hanya benda mati yang digunakan sebagai penutup muka penari tari Lengger Giyanti, Wonosobo. Namun, topeng mempunyai nilai-nilai terkait hubungan manusia. Yakni hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan kerja, dan hubungan manusia dengan waktu.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Ari Eko Budiyanto
Editor: Siti Latifah

Penerbit: Cipta Prima Nusantara
ISBN: 9786233801263
Terbit: April 2022 , 199 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Sebuah buku referensi yang berjudul Nilai Budaya Topeng Lengger Wonosobo. Buku ini disusun sebagai wujud peran nyata untuk bisa memberikan pengetahuan ilmiah dalam bentuk tertulis di bidang seni untuk semua jenis topeng Lengger Wonosobo yang berjumlah 8 buah, antara lain topeng Sulasih, topeng Kinayakan, topeng Bribil, topeng Rangu-rangu, topeng Kebo Giro, topeng Sontoloyo, topeng Jangkring Genggong, dan topeng Gondang Keli.

Selain itu, dalam buku ini menguraikan secara detail bahwa topeng tidak hanya benda mati yang digunakan sebagai penutup muka penari tari Lengger Giyanti, Wonosobo. Namun, topeng mempunyai nilai-nilai terkait hubungan manusia. Yakni hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan kerja, dan hubungan manusia dengan waktu.

Ulasan Editorial

Kulo niku damel topeng sak dermo mas, mboten ngoyo..tapi alkhamdulillah setiap bulan nggih wonten pesenan trus, saged kangge biaya urip

Perajin topeng lengger Giyanti / Bapak Kuat Paulus

Pendahuluan / Prolog

Prakata
Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Alhamdulillah atas rahmatNya kami berhasil mewujudkan keinginan menerbitkan buku yang berjudul Nilai Budaya Topeng Lengger Wonosobo. Buku ini kami susun sebagai wujud peran nyata untuk bisa memberikan pengetahuan ilmiah dalam bentuk tertulis di bidang seni untuk semua jenis topeng Lengger Wonosobo yang berjumlah 8 buah, antara lain topeng Sulasih, topeng Kinayakan, topeng Bribil, topeng Rangu-rangu, topeng Kebo Giro, topeng Sontoloyo, topeng Jangkring Genggong, dan topeng Gondang Keli.

Selain itu, dalam buku ini menguraikan secara detail bahwa topeng tidak hanya benda mati yang digunakan sebagai penutup muka penari tari Lengger Giyanti, Wonosobo. Namun, topeng mempunyai nilai-nilai terkait hubungan manusia. Yakni hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan kerja, dan hubungan manusia dengan waktu.

Selanjutnya, topeng, jika dikupas secara mendalam, tidak sekedar pertunjukan yang menggembirakan hati penonton. Namun, jika dikaji dari sisi ilmiah mempunyai analisis yang detail antara lain nilai budaya, nilai visual, nilai kosmologi Jawa. Meskipun masyarakat Giyanti, Wonosobo, menganggap bahwa topeng itu warisan leluhur yang harus dilestarikan ke anak cucu kita. Namun, penulis merasa perlu mengupas tuntas tentang topeng dari teori seni sehingga buku ini memuat analisis secara komprehensif .

Penulis

Ari Eko Budiyanto - Pria Kelahiran Tegal, 19 Mei 1986, merupakan lulusan S2 Universitas Negeri Semarang. Pria dengan golongan darah O ini minat pada bidang seni. Pria yang disapa ari kinjenk yang sering menampilkan ciri khas karya dengan aliran surrealismenya . Surrealisme adalah suatu aliran seni yang menunjukan kebebasan kreativitas sampai melampaui batas logika dengan definisi sebagai gerakan budaya yang mempunyai unsur kejutan sebagai ungkapan gerakan filosofis.

Editor

Siti Latifah - Wanita berbintang virgo ini mempunyai hobi membaca. selain editor, dia menulis buku interferometri seismik sebagai buku perdananya. selain itu, dia menyibukkan dirinya dalam dunia keluarga.

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Daftar Isi
1: Fenomena Kesenian Topeng Lengger
2: Budaya dan Nilai-Nilainya
3: Nilai Estetik
4: Topeng Sebagai Karya Seni Rupa
5: Kajian Seni Rupa Topeng dalam Berbagai Perspektif
6: Kajian Bentuk Topeng Lengger
7: Topeng Sulasih
8: Topeng Kinayakan
9: Topeng Bribil
10: Topeng Rangu-rangu
11: Topeng Jangkrik Genggong
12: Topeng Gondang Keli
13: Topeng Sontoloyo
14: Topeng Kebo Giro
15: Nilai Budaya Topeng Lengger Giyanti Wonosobo
16: Nilai-Nilai Terkait Hubungan Manusia
17: Nilai-Nilai Terkait Budaya Jawa
18: Penutup
Daftar Pustaka
Glosarium
Tentang Penulis

Kutipan

Nilai-Nilai terkait hubungan dengan manusia
“Pada eranya wali songo itu yang jelas ada Gondhang Keli, menyan putih. Gondang Keli itu sendiri menceritakan kisah kematian orang islam dari meninggal, dimandikan, dikafani sampai dimakamkan itu ada syairnya semua. Kemudian kalo menyan putih itu isinya adalah tentang mengajak kita untuk beribadah kepada Tuhan, kemudian ada lagi syair sebelum memulai pertunjukan itu syair islam ada yang namanya babadana. Itu juga sebetulnya sebuah do’a meminta kebaikan tapi dilantunkan melalui syair lagu.” Berdasarkan kutipan wawancara dengan ketua sanggar menegaskan bahwa dalam visual Topeng Gondhang Keli mempunyai nilai ketuhanan. Hal ini jug terlihat dalam  pesan–pesan  yang  terkandung  dalam  setiap  pementasan  sebuah babak dalam tarian topeng Lengger. Topeng Lengger juga adalah sebuah bentuk tarian paweling atau pengingat untuk anak cucu masyarakat Giyanti dan untuk semua manusia di dunia ini.

Menurut K. Garna (1996:168), nilai merupakan gabungan semua unsur kebudayaan yang dianggap baik–buruk dalam suatu masyarakat, karena itu pula masyarakat mendorong dan mengharuskan warganya untuk menghayati serta mengamalkan nilai yang dianggap ideal. Masyarakat desa Giyanti, yang termasuk dalam  masyarakat  agraris  akan  memperhatikan  nilai–nilai  yang dianggap  baik dalam kehidupan salah satunya adalah dengan melaksanakan nilai–nilai ketuhanan meskipun  melakukan  sebuah  pertunjukan  kesenian  tradisional  topeng Lengger. Pertunjukan itu haruslah memasukan pesan–pesan untuk berdakwah, walaupun dengan menggunakan topeng sebagai karakteristik atau lakon dalam sebuah pertunjukan.