Tampilkan di aplikasi

Buku Cipta Pustaka Utama hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Belum Haji Sudah Mabrur

Kisah-kisah Sufistik Haji dan Umrah

1 Pembaca
Rp 27.000 7%
Rp 25.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 75.000 13%
Rp 21.667 /orang
Rp 65.000

5 Pembaca
Rp 125.000 20%
Rp 20.000 /orang
Rp 100.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Kisah-kisah sufistik haji pada buku ini menjelajahi secara mendalam hakikat (dimensions esoteris) ibadah haji melalui pengalaman dan penghayatan spiritual tokoh-tokoh sufi semacam Imam 'Ali Zaynal 'Abidin, al-Syibli, al-Junayd, Sufyan al-Tsawri, 'Abdullah bin Mubarak, Abu Yazid al-Busthami, Ibrahim al-Wasithi, dan Fudhayl bin Ayyadh.

Melalui kisah "Kembalilah! Kembalilah!" dan kisah "Sudah Haji Namun belum Berhaji", Imam 'Ali Zaynal "Abidin dan al-Junayd mengingatkan meraka yang sudah berhaji, apakah ibadah hajinya benar-benar telah memperhatikan amalan-amalan hakikinya? Bila tidak, hakikatnya mereka belum menunaikan haji!

Sedangkan pada kisah "Belum Haji Sudah Mabrur", Abdullah bin Mubarak menunjukkan bah predikat "mabrur" tidak smeta-mata diberikan kepada seorang yang telah berhaji. Tapi, diberikan juga kepada orang yang sebenarnya hanya "berhaji" sebatas pintu rumah, namun Allah menganugerahinya derajat "haji mabrur". Apakah rahasianya?

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Mokh. Syaiful Bakhri

Penerbit: Cipta Pustaka Utama
ISBN: 9786235746104
Terbit: Juli 2007 , 122 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Kisah-kisah sufistik haji pada buku ini menjelajahi secara mendalam hakikat (dimensions esoteris) ibadah haji melalui pengalaman dan penghayatan spiritual tokoh-tokoh sufi semacam Imam 'Ali Zaynal 'Abidin, al-Syibli, al-Junayd, Sufyan al-Tsawri, 'Abdullah bin Mubarak, Abu Yazid al-Busthami, Ibrahim al-Wasithi, dan Fudhayl bin Ayyadh.

Melalui kisah "Kembalilah! Kembalilah!" dan kisah "Sudah Haji Namun belum Berhaji", Imam 'Ali Zaynal "Abidin dan al-Junayd mengingatkan meraka yang sudah berhaji, apakah ibadah hajinya benar-benar telah memperhatikan amalan-amalan hakikinya? Bila tidak, hakikatnya mereka belum menunaikan haji!

Sedangkan pada kisah "Belum Haji Sudah Mabrur", Abdullah bin Mubarak menunjukkan bah predikat "mabrur" tidak smeta-mata diberikan kepada seorang yang telah berhaji. Tapi, diberikan juga kepada orang yang sebenarnya hanya "berhaji" sebatas pintu rumah, namun Allah menganugerahinya derajat "haji mabrur". Apakah rahasianya?

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Apakah haji mabrur itu? Ada ulama yang berpendapat bahwa haji mabrur itu ialah haji yang tidak ternoda oleh perbuatan dosa. Perbuatan dosa yang dimaksud yaitu rafats (perkataan jorok), fusûq (sengaja melakukan perbuatan dosa) dan jidâl (bertengkar atau berbantah-bantahan). Pendapat tersebut bersandar pada firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 197: “Barangsiapa telah mewajibkan haji atas dirinya, hendaklah menjauhi ucapan keji (yakni di dalamnya termasuk ucapan jorok), berbuat kefasikan, dan berbantah-bantahan di dalam melaksanakan ibadah haji.”

Ada juga yang berpendapat, haji mabrur ialah haji yang disertai dengan memberi makan orang miskin serta bertutur kata yang lemah lembut. Pendapat ini mengacu pada hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad. Rasulullah SAW bersabda: “Tiada pahala haji yang mabrur kecuali surga.” Salah seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah haji mabrur itu?” Rasulullah SAW menjawab: “Perkataan yang baik dan memberi makan.” Karena pahala haji mabrur adalah surga, maka tak berlebihan kiranya apabila setiap orang yang menunaikan ibadah haji mengharapkan akan memperoleh predikat haji mabrur. Apalagi, orang yang melaksanakan ibadah haji telah itu telah banyak berkorban.

Dia telah mengeluarkan biaya yang besar untuk ongkos haji. Begitupula, dia rela meninggalkan orang-orang yang dicintai, sanak-keluarganya, kampung halamannya untuk pergi haji ke tanah suci Makkah. Seusai menunanaikan rukun Islam yang kelima itu, menurut salah seorang ulama akan membawa oleh-oleh istimewa yang dibawa pulang ke kampung halamannya. Antara lain, mendapat ampunan atas dosa-dosanya. Sebagian ulama berpendapat yang diampuni adalah dosa-dosa kecil, sebagian lagi menyatakan dosa-dosa besar juga diampuni. Bahkan ada ulama yang menyebutkan, dosa-dosa haqqul Adami (dosa yang berhubungan dengan manusia) juga diampuni.

Itu berarti orang yang baru pulang dari menunaikan ibadah haji itu tak ubahnya seperti bayi yang baru dilahirkan dari ibunya: tiada berdosa sama sekali. Karena itulah, kaum Muslimin seringkali meminta doa kepada orang yang baru pulang dari menunaikan ibadah haji. Sebab, doanya diyakini makbul (diterima). Oleh-oleh lainnya yaitu dilipatgandandakan pahala ibadahnya. Berdasarkan hadis Nabi, shalat satu rakaat di masjid Nabawi setara dengan shalat seribu rakaat di masjidmasjid lainnya, kecuali di Masjidil Haram. Bahkan ada yang menyebutkan setara dengan 100.000 ribu rakaat ataupun sejuta rakaat di masjid lainnya.

Penulis

Mokh. Syaiful Bakhri - Lahir di Pasuruan, 29 Januari 1971, Pekerjaan Guru Sosiologi SMAN 1 Gondangwetan. Pendidikan: SDN Sidogiri Kraton Pasuruan (Lulus 1985), SMPN Pohjentrek Pasuruan (Lulus 1988), SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo (Lulus 1991), Ilmu Hubungan Masyarakat Universitas Hasanuddin Sulawesi Selatan (Lulus 1996).

Daftar Isi

Sampul
Sambutan Bupati Pasuruan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Prolog: Menggapai Maqam Ibrahim
1. Umrah Pertama Rasulullah
2. Haji Terakhir Rasulullah
3. Tangisan ‘Umar di Hajar Aswad
4. Kembalilah Kembalilah!
5. Belum Haji Sudah Mabrur
6. Sudah Haji Namun Belum Berhaji
7. Persaksian Batu-batu Kerikil ‘Arafah
8. Rahasia Bacaan Shalawat
9. Rahasia di Balik Salam Rasulullah
10. Pesan Seorang Laki-laki di Baitul Haram
11. Nasehat Nabi Khidlir kepada Sang Khalifah
12. Menahan Diri dari Syubhat
13.Tidak Melihat Sesuatu Selain Allah
14. Hajinya Diwakili Malaikat
Daftar Pustaka
Tentang Penyusun