Tampilkan di aplikasi

Buku Cipta Pustaka Utama hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Puasa Sempurna

1 Pembaca
Rp 35.000 14%
Rp 30.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 90.000 13%
Rp 26.000 /orang
Rp 78.000

5 Pembaca
Rp 150.000 20%
Rp 24.000 /orang
Rp 120.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Ketahuilah bahwa awal masuknya (hilâl) bulan Ramadhan ditetapkan dengan kesaksian seorang yang adil. Sementara awal masuknya (hilâl) bulan Syawwal tidak ditetapkan kecuali dengan kesaksian dua orang yang adil, apakah hakim (qadhi) memutuskannya atau tidak. Maka semuanya (hilâl bulan Ramadhan dan hilal bulan Syawwal) ditentukan dengan dugaan yang paling kuat. Diwajibkantabyit, yaitu berniat melaksanakan puasa pada malam hari. Wajib berniat melakukan kewajiban puasa bulan Ramadhan, apabila pada malam yang diragukan. Berniat bahwa “aku berpuasa” jika besok adalah Ramadhan maka tidak diperbolehkan.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Al-Ghâzali

Penerbit: Cipta Pustaka Utama
ISBN: 9786237152613
Terbit: Juni 2019 , 130 Halaman










Ikhtisar

Ketahuilah bahwa awal masuknya (hilâl) bulan Ramadhan ditetapkan dengan kesaksian seorang yang adil. Sementara awal masuknya (hilâl) bulan Syawwal tidak ditetapkan kecuali dengan kesaksian dua orang yang adil, apakah hakim (qadhi) memutuskannya atau tidak. Maka semuanya (hilâl bulan Ramadhan dan hilal bulan Syawwal) ditentukan dengan dugaan yang paling kuat. Diwajibkantabyit, yaitu berniat melaksanakan puasa pada malam hari. Wajib berniat melakukan kewajiban puasa bulan Ramadhan, apabila pada malam yang diragukan. Berniat bahwa “aku berpuasa” jika besok adalah Ramadhan maka tidak diperbolehkan.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penyunting
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menurunkan kewajiban ibadah yang sangat istimewa kepada hambahamba- Nya, yaitu ibadah ibadah puasa. Ia memiliki keutamaan tersendiri dibandingkan dengan ibadah lainnya. Puasa merupakan ibadah yang sangat samar. Ibadah ini tidak diketahui oleh orang lain keculai Allah, sehingga Allah sendirilah yang memberikan balasannya. Bukan hanya itu saja, Allah juga memberikan perhatian khusus bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan menahan lapar dan dahaga semata-mata hanya mengharapkan keridhaan-Nya. Allah nyatakan bahwa bau mulut orang yang sedang berpuasa lebih semerbak daripada harumnya wewangian minyak kasturi.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada penghulu para Nabi dan Rasul, Baginda Muhammad SAW. Demikian pula, keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurah pula keharibaan keluarganya yang mulia, para sahabatnya yang setia dan kepada para pengikutnya yang dengan sungguh-sungguh mengamalkan setiap ujaran dan tindakannya sampai akhir masa. Melalui lisan Rasul yang mulia Allah SWT menegaskan keistimewaan ibadah puasa itu: “Semua amal kebajikan anak Adam itu untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Karena sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendirilah yang akan membalasnya.”

Pada kesempatan yang lain, Rasulullah SAW bersabda tentang keistimewaan bagi umatnya yang menunaikan ibadah puasa semata-mata karena Allah, yaitu masuk surga secara sembunyi-sembunyi. Beliau bersabda: “Ketika hari kiamat tiba, maka datanglah suatu kaum yang bersayap seperti sayapnya burung yang terbang di atas dinding-dinding surga.” Penjaga surga bertanya kepada mereka, “Siapakah kalian?” Mereka menjawab, “Kami adalah dari umat Muhammad SAW.” Penjaga surga bertanya, ’”Apakah kalian mengalami perhitungan amal (hisab)?” Mereka menjawab, “Tidak.” Penjaga surga bertanya, “Apakah kalian melihat jembatan (shirât)?” Mereka menjawab, “Tidak.” Penjaga surga bertanya lagi, “Dengan apa kalian mencapai pada derajat yang tinggi ini?” Mereka menjawab, “Kami telah beribadah kepada Allah SWT secara sembunyi-sembunyi ketika hidup di dunia, maka kami dimasukkan ke surga secara sembunyi-sembunyi pula.”

Buku Puasa Puasa Sempurna: Rahasia, Hikmah dan Keutamaan ini menyajikan pembahasan tentang puasa berdasarkan tinjauan ulama-ulama tradisional, yaitu al-Ghazâli, al-Khaibawi as-Samarkandi dan an-Nawâwi. Rujukannya adalah kitab-kitab klasik yang ditulis oleh mereka yaitu, kitab Almukhtashar Ihyâ ‘Ulumuddîn karya al-Ghazâli, kitab Durratun Nâsihîn karya Usmân al-Khaibawi, kitab Tanbihul Ghafilîn karya as-Samarkadi, dan kitab Rîyâdus Shâlihîn karya an-Nawâwi.

Sistematika pembahasan puasa pada buku ini dibagi atas empat bab, yaitu bab pertama membahas tentang “Hikmah dan Rahasia Puasa”, bab kedua tentang “Rahasia Puasa Ramadhan”, bab ketiga tentang “Rahasia Malam Lailatul Qadar dan Idul Fitri”, dan bab keempat tentang “Keutamaan Puasa Sunnah”. Pada bab pertama melalui tulisan bertajuk “Rahasia Puasa” dan “Keutamaan Puasa” al-Ghazâli dan al- Khaibawi menyebutkan adanya tiga tingkatan puasa, yaitu yaitu puasa umum, puasa khusus dan puasa sangat khusus.

Puasa umum adalah menahan perut dan kemaluan dari memenuhi keinginan syahwat. Puasa khusus adalah menahan pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dan organ tubuh lainnya dari perbuatan dosa. Tidak akan sempurna puasa khusus itu melainkan dengan melaksanakan lima perkara.

Pertama, memejamkan mata dari segala sesuatu yang dilarang oleh syariah. Kedua, menjaga lisan dari memperguncingkan orang lain (ghibah), dusta, adu domba dan sumpah palsu. Ketiga, Menahan telinga dari mendengarkan sesuatu yang dibenci. Keempat, menahan semua anggota badan dari sesuatu yang dibenci, menahan perut dari makanan yang diragukan kehalalannya (syubhat) pada waktu berbuka. Kelima, hendaknya (orang yang berpuasa) tidak memperbanyak makan ketika berbuka sehingga perutnya

Daftar Isi

Cover
Daftar Isi
Pengantar Penyunting
Bagian Pertama: Hikmah dan Keutamaan Puasa
     1. Rahasia Puasa
     2. Keutamaan Puasa
     3. Hadis-Hadis tentang Keutamaan Puasa
Bagian Kedua: Rahasia Puasa Ramadhan
     4. Keagungan Bulan Ramadhan
     5. Keutamaan Bulan Ramadhan
     6. Keutamaan Shalat Tarawih
Bagian Ketiga: Rahasia Lailatul Qadar dan Idul Fitri
     7. Rahasia Lailatul Qadar
     8. Hikmah Hari Raya ‘Idul Fitri'
Bagian Keempat: Keutamaan Puasa Sunnah
     9. Keutamaan Puasa Syawwal
     10. Keutamaan Puasa Dzulhijjah
     11. Keutamaan Puasa Rajab
     12. Keutamaan Puasa Sya’ban
     13. Hadis-hadis tentang Keutamaan
Sumber Rujukan
Tentang Penulis