Ikhtisar
Manusia sebagai makhluk mukallaf dituntut oleh Sang Mukallif, Allah swt, untuk berpuasa pada waktu tertentu, bersikap hemat dalam hidup, dan bersyukur atas segala nikmat yang dikaruniakan padanya. Hal itu dapat dipahami dari adanya ancaman bagi orang-orang yang mendustakan nikmat Allah. Tentu saja perintah, larangan, dan ancaman tersebut tidak mungkin ada tanpa makna. Pasti ada hikmah dan rahasia di baliknya yang tidak atau belum kita ketahui.
Nah, agar lebih dan bersemangat dalam menunaikan taklif yang ada, serta agar dapat memaknai dan lebih menghayatinya, kita perlu mengetahui rahasia di balik puasa, hemat, dan syukur yang menjadi bagian dari tugas utama manusia dalam kehidupan dunia ini.
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah , Tuhan semesta alam. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad x, keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Buku yang ada di tangan anda ini adalah salah satu bagian dari Koleksi Risalah Nur yang membahas tentang puasa, hemat, dan syukur. Melalui buku ini Said Nursi mengajak kita menyelami makna terdalam yang terkandung dalam tiga pembahasan di atas.
Dengan sangat lugas, Said Nursi menjelaskan sejumlah rahasia dan hikmah yang ada di balik puasa ramadhan, baik dari aspek kehidupan pribadi, kehidupan sosial, maupun dari aspek kesehatan, serta berbagai aspek lainnya.
Melalui buku ini juga, kita diajak untuk bersikap hemat dalam hidup. Karena dengan hidup hemat, manusia dapat menjaga kehormatan, mensyukuri nikmat Tuhan, dan menjauhkan diri dari sikap boros. Sementara syukur merupakan buah kehidupan sekaligus sebagai tujuan penciptaan alam, oleh karena itu manusia dituntut untuk mensyukuri seluruh nikmat Allah yang tak terhitung jumlahnya.
Semoga dengan buku ini pembaca dapat memahami misteri di balik puasa ramadhan, hidup hemat, dan sikap syukur.
Selamat membaca!
Penulis
Badiuzzaman Said Nursi - Ulama Turki yang hidup di masa akhir Turki Utsmani dan di awal republik Turki, Beliau adalah ulama yang berjuang untuk menguatkan iman dan akidah umat Islam di Turki. lewat karya beliau umat Islam seakan menemukan cahaya dalam kegelapan.
Editor
Irwandi - Penyunting buku karya Badiuzzaman Said Nursi, Beliau adalah lulusan dari Universitas Al-azhar Cairo Mesir yang pernah belajar langsung dengan ulama Turki
Daftar Isi
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Risalah Ramadhan
Nuktah Pertama
Nuktah Kedua
Nuktah Ketiga
Nuktah Keempat
Nuktah Kelima
Nuktah Keenam
Nuktah Ketujuh
Nuktah Kedelapan
Nuktah Kesembilan
Risalah Al-Iqtishâd
Nuktah Pertama
Nuktah Kedua
Nuktah Ketiga
Nuktah Keempat
Nuktah Kelima
Nuktah Keenam
Nuktah Ketujuh
Orang Tamak Selalu Malang dan Merugi
Risalah Syukur
Engkau Bagaikan Untaian Kalung Nikmat
Profil Penulis
Kutipan
ORANG TAMAK SELALU MALANG DAN MERUGI
Wahai orang mukmin! Dari uraian sebelumnya20 engkau telah mengetahui bahaya besar yang diakibatkan oleh permusuhan dan kebencian. Maka ketahuilah bahwa sikap tamak juga merupakan penyakit yang sama seperti rasa permusuhan, bahkan ia lebih berbahaya bagi kehidupan Islami.
Ya, tamak adalah sebab kegagalan dan kerugian. Ia adalah penyakit, kenistaan, dan kehinaan. Tamak itulah yang menyebabkan ketidaksuksesan dan kerendahan. Bukti nyata atas hal tersebut adalah kehinaan dan kenistaan yang dialami oleh bangsa Yahudi, bangsa yang paling rakus terhadap dunia.
Tamak memperlihatkan dampak buruknya mulai dari wilayah makhluk hidup yang paling luas hingga individu yang paling kecil. Sebaliknya, mencari rezeki dengan sikap tawakkal mendatangkan kelapangan dan ketenangan. Ia memperlihatkan buahnya yang bermanfaat di setiap tempat.
Sebagai contoh, berbagai tumbuhan dan pohon berbuah yang membutuhkan rezeki—di mana ia termasuk kategori makhluk hidup—mendapatkan rezeki dengan sangat cepat meskipun ia tetap diam di tempatnya disertai tawakkal dan sikap qana’ah, tanpa menunjukkan tanda ketamakan.
Ia mengalahkan hewan dilihat dari sisi pemberian nutrisi kepada buahnya.
Adapun hewan mendapatkan rezeki setelah melakukan berbagai upaya; rezeki yang didapatkannya juga sedikit dan terbatas. Hal itu lantaran ia memburunya dengan sikap tamak.
Bahkan, dalam dunia hewan pun kita melihat bagaimana rezeki dilimpahkan kepada yang masih kecil, yang menunjukkan rasa tawakkal kepada Allah lewat kondisi mereka yang lemah.
Rezeki mereka yang lembut dan sempurna dikirim dari perbendaharaan rahmat Ilahi. Sementara berbagai hewan buas yang memangsa buruannya dengan sangat tamak baru mendapatkan rezeki setelah melakukan usaha keras. Dua kondisi tersebut menjelaskan secara sangat gamblang bahwa sikap tamak menyebabkan keterhalangan. Sebaliknya, sikap tawakkal dan qana’ah menjadi sarana pembuka rahmat dan karunia Tuhan.