Tampilkan di aplikasi

Buku Risalah Nur Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Misteri Puasa, Hemat & Syukur

1 Pembaca
Rp 20.000 35%
Rp 13.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 39.000 13%
Rp 11.267 /orang
Rp 33.800

5 Pembaca
Rp 65.000 20%
Rp 10.400 /orang
Rp 52.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Manusia sebagai makhluk mukallaf dituntut oleh Sang Mukallif, Allah swt, untuk berpuasa pada waktu tertentu, bersikap hemat dalam hidup, dan bersyukur atas segala nikmat yang dikaruniakan padanya. Hal itu dapat dipahami dari adanya ancaman bagi orang-orang yang mendustakan nikmat Allah. Tentu saja perintah, larangan, dan ancaman tersebut tidak mungkin ada tanpa makna. Pasti ada hikmah dan rahasia di baliknya yang tidak atau belum kita ketahui.

Nah, agar lebih dan bersemangat dalam menunaikan taklif yang ada, serta agar dapat memaknai dan lebih menghayatinya, kita perlu mengetahui rahasia di balik puasa, hemat, dan syukur yang menjadi bagian dari tugas utama manusia dalam kehidupan dunia ini.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Badiuzzaman Said Nursi
Editor: Irwandi

Penerbit: Risalah Nur Press
ISBN: 9786027381322
Terbit: April 2021 , 80 Halaman










Ikhtisar

Manusia sebagai makhluk mukallaf dituntut oleh Sang Mukallif, Allah swt, untuk berpuasa pada waktu tertentu, bersikap hemat dalam hidup, dan bersyukur atas segala nikmat yang dikaruniakan padanya. Hal itu dapat dipahami dari adanya ancaman bagi orang-orang yang mendustakan nikmat Allah. Tentu saja perintah, larangan, dan ancaman tersebut tidak mungkin ada tanpa makna. Pasti ada hikmah dan rahasia di baliknya yang tidak atau belum kita ketahui.

Nah, agar lebih dan bersemangat dalam menunaikan taklif yang ada, serta agar dapat memaknai dan lebih menghayatinya, kita perlu mengetahui rahasia di balik puasa, hemat, dan syukur yang menjadi bagian dari tugas utama manusia dalam kehidupan dunia ini.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah , Tuhan semesta alam. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad x, keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Buku yang ada di tangan anda ini adalah salah satu bagian dari Koleksi Risalah Nur yang membahas tentang puasa, hemat, dan syukur. Melalui buku ini Said Nursi mengajak kita menyelami makna terdalam yang terkandung dalam tiga pembahasan di atas.

Dengan sangat lugas, Said Nursi menjelaskan sejumlah rahasia dan hikmah yang ada di balik puasa ramadhan, baik dari aspek kehidupan pribadi, kehidupan sosial, maupun dari aspek kesehatan, serta berbagai aspek lainnya.

Melalui buku ini juga, kita diajak untuk bersikap hemat dalam hidup. Karena dengan hidup hemat, manusia dapat menjaga kehormatan, mensyukuri nikmat Tuhan, dan menjauhkan diri dari sikap boros. Sementara syukur merupakan buah kehidupan sekaligus sebagai tujuan penciptaan alam, oleh karena itu manusia dituntut untuk mensyukuri seluruh nikmat Allah yang tak terhitung jumlahnya.

Semoga dengan buku ini pembaca dapat memahami misteri di balik puasa ramadhan, hidup hemat, dan sikap syukur.

Selamat membaca!

Penulis

Badiuzzaman Said Nursi - Ulama Turki yang hidup di masa akhir Turki Utsmani dan di awal republik Turki, Beliau adalah ulama yang berjuang untuk menguatkan iman dan akidah umat Islam di Turki. lewat karya beliau umat Islam seakan menemukan cahaya dalam kegelapan.

Editor

Irwandi - Penyunting buku karya Badiuzzaman Said Nursi, Beliau adalah lulusan dari Universitas Al-azhar Cairo Mesir yang pernah belajar langsung dengan ulama Turki

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Risalah Ramadhan
     Nuktah Pertama
     Nuktah Kedua
     Nuktah Ketiga
     Nuktah Keempat
     Nuktah Kelima
     Nuktah Keenam
     Nuktah Ketujuh
     Nuktah Kedelapan
     Nuktah Kesembilan
Risalah Al-Iqtishâd
     Nuktah Pertama
     Nuktah Kedua
     Nuktah Ketiga
     Nuktah Keempat
     Nuktah Kelima
     Nuktah Keenam
     Nuktah Ketujuh
Orang Tamak Selalu Malang dan Merugi
Risalah Syukur
Engkau Bagaikan Untaian Kalung Nikmat
Profil Penulis

Kutipan

ORANG TAMAK SELALU MALANG DAN MERUGI
Wahai orang mukmin! Dari uraian sebelumnya20 engkau telah mengetahui bahaya besar yang diakibatkan oleh permusuhan dan kebencian. Maka ketahuilah bahwa sikap tamak juga merupakan penyakit yang sama seperti rasa permusuhan, bahkan ia lebih berbahaya bagi kehidupan Islami.

Ya, tamak adalah sebab kegagalan dan kerugian. Ia adalah penyakit, kenistaan, dan kehinaan. Tamak itulah yang menyebabkan ketidaksuksesan dan kerendahan. Bukti nyata atas hal tersebut adalah kehinaan dan kenistaan yang dialami oleh bangsa Yahudi, bangsa yang paling rakus terhadap dunia.

Tamak memperlihatkan dampak buruknya mulai dari wilayah makhluk hidup yang paling luas hingga individu yang paling kecil. Sebaliknya, mencari rezeki dengan sikap tawakkal mendatangkan kelapangan dan ketenangan. Ia memperlihatkan buahnya yang bermanfaat di setiap tempat.

Sebagai contoh, berbagai tumbuhan dan pohon berbuah yang membutuhkan rezeki—di mana ia termasuk kategori makhluk hidup—mendapatkan rezeki dengan sangat cepat meskipun ia tetap diam di tempatnya disertai tawakkal dan sikap qana’ah, tanpa menunjukkan tanda ketamakan.

Ia mengalahkan hewan dilihat dari sisi pemberian nutrisi kepada buahnya.

Adapun hewan mendapatkan rezeki setelah melakukan berbagai upaya; rezeki yang didapatkannya juga sedikit dan terbatas. Hal itu lantaran ia memburunya dengan sikap tamak.

Bahkan, dalam dunia hewan pun kita melihat bagaimana rezeki dilimpahkan kepada yang masih kecil, yang menunjukkan rasa tawakkal kepada Allah lewat kondisi mereka yang lemah.

Rezeki mereka yang lembut dan sempurna dikirim dari perbendaharaan rahmat Ilahi. Sementara berbagai hewan buas yang memangsa buruannya dengan sangat tamak baru mendapatkan rezeki setelah melakukan usaha keras. Dua kondisi tersebut menjelaskan secara sangat gamblang bahwa sikap tamak menyebabkan keterhalangan. Sebaliknya, sikap tawakkal dan qana’ah menjadi sarana pembuka rahmat dan karunia Tuhan.