Tampilkan di aplikasi

Buku Dharmapena Citra Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Cinta, Doa, dan Ridha Ibunda

Kisah Inspiratif 80 Tahun Hj. Nurul Huda

1 Pembaca
Rp 292.000 75%
Rp 73.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 219.000 13%
Rp 63.267 /orang
Rp 189.800

5 Pembaca
Rp 365.000 20%
Rp 58.400 /orang
Rp 292.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Ibu adalah ‘keramat’ bagi putra-putrinya. Ia berada di posisi penting dalam daftar manusia yang mulia. Ibu tak hanya berperan menjadi sumber kasih sayang anak-anaknya, mengasuh, dan memberi tanpa batas. Namun ibu juga berperan menjadi prajurit malam yang selalu berjaga dan terjaga. Atas jerih payahnya, Rasulullah Saw. menggiring umatnya untuk memuliakan ibu tiga kali lipat dibandingnan ayah. Ibu mendapatkan tiga kesulitan yang tak ditanggung seorang ayah, yaitu ketika ia berpayah-payah saat hamil, bertarung nyawa ketika melahirkan, dan menebar sabar, kasih, sayang, serta cinta saat ia menyusui dan merawat anak. Ibu juga berperan sebagai Al-Madrasatul Ula yang lebih harus berpenampilan sebagai teladan bagi anak-anaknya. Umi Nurul Huda, tentu saja, menjadi bagian dari para ibu yang mulia itu. Terlebih Umi yang menjadi ibu bagi 12 anaknya, memiliki karakter kuat untuk merawat dan mendidik putra-putrinya. Beliau mungkin sosok yang tak banyak bicara. Tapi dalam diamnya, berjuta doa terlantun indah untuk kebaikan suami dan anak-anaknya. Beliau juga sosok yang santun dan dermawan, hingga menjadi teladan bagi siapapun yang mengenalnya. Buku ‘Cinta, Doa, dan Ridha Ibunda: Kisah Inspiratif 80 Tahun Hj. Nurul Huda’ ini hadir sebagai penghormatan kepada Umi. Sudah pasti bukan bentuk penghormatan yang sepadan dengan setiap peluh yang mengalir dari tubuhnya. Umi adalah umi, dimana hati, pikiran, dan perilakunya yang berbuah kebaikan bagi setiap anaknya tak mungkin terbalas oleh sebesar apapun kebaikan yang dilakukan putra-putrinya.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Imam Fathurrohman
Editor: Usamah Hisyam

Penerbit: Dharmapena Citra Media
ISBN: 9786027213739
Terbit: Desember 2016 , 173 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Ibu adalah ‘keramat’ bagi putra-putrinya. Ia berada di posisi penting dalam daftar manusia yang mulia. Ibu tak hanya berperan menjadi sumber kasih sayang anak-anaknya, mengasuh, dan memberi tanpa batas. Namun ibu juga berperan menjadi prajurit malam yang selalu berjaga dan terjaga. Atas jerih payahnya, Rasulullah Saw. menggiring umatnya untuk memuliakan ibu tiga kali lipat dibandingnan ayah. Ibu mendapatkan tiga kesulitan yang tak ditanggung seorang ayah, yaitu ketika ia berpayah-payah saat hamil, bertarung nyawa ketika melahirkan, dan menebar sabar, kasih, sayang, serta cinta saat ia menyusui dan merawat anak. Ibu juga berperan sebagai Al-Madrasatul Ula yang lebih harus berpenampilan sebagai teladan bagi anak-anaknya. Umi Nurul Huda, tentu saja, menjadi bagian dari para ibu yang mulia itu. Terlebih Umi yang menjadi ibu bagi 12 anaknya, memiliki karakter kuat untuk merawat dan mendidik putra-putrinya. Beliau mungkin sosok yang tak banyak bicara. Tapi dalam diamnya, berjuta doa terlantun indah untuk kebaikan suami dan anak-anaknya. Beliau juga sosok yang santun dan dermawan, hingga menjadi teladan bagi siapapun yang mengenalnya. Buku ‘Cinta, Doa, dan Ridha Ibunda: Kisah Inspiratif 80 Tahun Hj. Nurul Huda’ ini hadir sebagai penghormatan kepada Umi. Sudah pasti bukan bentuk penghormatan yang sepadan dengan setiap peluh yang mengalir dari tubuhnya. Umi adalah umi, dimana hati, pikiran, dan perilakunya yang berbuah kebaikan bagi setiap anaknya tak mungkin terbalas oleh sebesar apapun kebaikan yang dilakukan putra-putrinya.

Pendahuluan / Prolog

Sekapur Sirih
Bismillâhirrahmânirrahîm

Segala puji bagi Allah, Penganugerah hidup Yang Maha Hidup. Hanya kepada-Nya kita senantiasa memohon perlindungan, petunjuk, kasih, dan sayang sepanjang hembusan nafas. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga, dan sahabat-sahabat beliau.

Buku yang ada di tangan pembaca ini, sejatinya, merupakan tanda syukur atas limpahan nikmat dari Allah ‘Azza wa Jalla. Buku ini juga menjadi tanda cinta kepada seorang ibu yang telah mengandung, melahirkan, merawat, dan mendidik kedua belas putra-putrinya dengan sepenuh cinta jiwa dan raganya.

Berjudul Cinta, Doa, dan Ridha Ibunda, buku ini bercerita tentang Umi Nurul Huda yang menapaki jejaknya hingga di usianya ke-80 tahun. Namun demikian, berbeda dengan buku biografi, buku ini lebih ingin mengutarakan sosok ibu yang menginspirasi. Sebuah buku yang sekilas merekam jejak seorang ibu yang mendidik anak-anaknya dengan keteladanan, diiringi dzikir dan doa.

Sebagai penulis, saya bersyukur dapat berkenalan langsung dengan Umi Nurul Huda. Sepanjang proses pengumpulan data hingga penulisan, saya memetik begitu banyak pelajaran tentang hidup dan kehidupan. Utamanya soal bagaimana menjadi seorang hamba yang menempatkan Allah atas segalanya dan menjadi orangtua yang baik dan pantas dihormati anak-anaknya.

Beruntung bagi saya yang tak hanya mengenal Umi melalui cerita. Saya hadir sebagai saksi betapa Umi yang sudah sepuh itu masih memiliki motivasi untuk terus membaca buku-buku doa, membaca Al-Quran, dan mengisi waktunya dengan shalat sunnah.

Maka pada kesempatan ini, izinkan saya menghaturkan banyak terima kasih kepada keluarga besar Haji Hisjam Jahja yang telah memberikan waktu untuk mengenal lebih dekat dan peluang belajar secara langsung kepada Umi. Bil khusus, kepada Bapak Usamah Hisyam yang memiliki ide pembuatan inspiring book ini dan memberikan kepercayaan kepada saya untuk menuliskannya.

Tak lupa, saya ucapkan banyak terima kasih kepada the dream team, baik produksi maupun pascaproduksi yang telah menyukseskan pembuatan buku ini: Ibu Dewi Achyani, Pak Suhendra, Cak Iwan Lubis, Mas Varhan, Pak Ali, Mbak Rian, Teh Sophie, Teh Andri, Pak Ratim, Uda Indrayadi, Mbak Nisa, Mbak Yaya, Mbak Kiki, Mbak Ami, Mbak Angie, dan Mas Anto. Semoga apa yang kita lakukan ini dicatat sebagai amal salih.

Untuk Umi, dari lubuk hati yang paling dalam, izinkan saya berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, agar Umi senantiasa mendapat limpahan sehat, kebahagiaan, dan keberkahan usia. Umi, izinkan pula saya untuk mereguk ilmu dan keteladanan darimu.

Terakhir, tentunya tak ada gading yang tak retak. Mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya atas khilaf yang saya perbuat dan kekurangsempurnaan memindai data dan merangkai kata. Oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun tentu selalu saya harapkan untuk melecut kebaikan demi kebaikan di masa mendatang.

Parung, November 2016.

Imam Fathurrohman

Editor

Usamah Hisyam - Pria kelahiran Surabaya, 14 Mei 1963 biasa dipanggil Uka ini seorang wartawan, yg kemudian menjadi publisher sekaligus penulis buku biografi tokoh nasional. Sejumlah biografi yg ditulis dan diterbitkan Dharmapena Group, antara lain Jenderal TNI Feisal Tanjung: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat (1998), Jaksa Agung Andi M. Ghalib: Menepis Badai, Menegakkan Supremasi Hukum (1999), Editorial Kehidupan Surya Paloh (2001), Jenderal Pol Suroyo Bimantoro: Antara Idealisme dan Profesionalisme (2002), Laksamana TNI Widodo AS: Nakhoda Di Antara Tiga Presiden (2003), SBY Sang Demokrat (2004), dan Sepanjang Jalan Dakwah Tifatul Sembiring (2012). Ia kini sebagai CEO Dharmapena Group (1995-Sekarang), perusahaan yang bergerak di bidang marketing communication, publishing, research and survey dan juga penerbit Majalah Bulanan Mens Obsession (2004- sekarang). Lulusan Sekolah Tinggi Publisistik, Jakarta (1989) ini sejak 1984 menjadi freelancer di Majalah Mitra, Sportif, dan beberapa suratkabar nasional, wartawan Majalah Popular (1986-1987), Matra (1988-1990). Sejak 1991 menjadi wartawan politik Media Indonesia, hingga terjun ke dunia politik praktis. Usamah terpilih menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PPP (1997-1999), Asisten Pribadi Wakil Presiden RI Dr. H. Hamzah Haz (2001-2003), Plh Ketua Umum DPP Gerakan Pemuda Ka’bah (1999-2003), Wakil Sekjen, Sekjen, dan Ketua PP Parmusi (1997-sekarang), Koordinator SBY Media Center (2003-2004), Ketua Partai Demokrat Banten (2005-2008).

Daftar Isi

Cover
Pengantar Penerbit
Sekapur Sirih
Prolog: “A Remarkable Mother”
Daftar Isi
Bagian Kesatu: Tangis di Makkah Al-Mukarramah
Bagian Kedua: Mangaji ke Gurutta’ Aji Nur
Bagian Ketiga: Bola Batu di Wanua Tua
Bagian Keempat: Merajut Perjodohan dari Dua Pengusaha
Bagian Kelima: Ada Banyak Cinta dari Umi
Bagian Keenam: Mendidik dengan Dzikir dan Doa
Bagian Ketujuh: Ridhanya Adalah Ridha DIA
Epilog: Kini Saatnya Berbakti
Tanda Cinta untuk Umi
Daftar Bacaan
Daftar Narasumber
Profil Penulis: Imam Fathurrohman

Kutipan

VII - Ridhanya Adalah Ridha DIA
“...Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (QS. Al-Ahqâf [46]:15).

“Ridha Umi saya rasakan betul ketika saya dioperasi bulan Desember 2011,” kisah Usamah. “Sebelumnya, saya memeriksakan. diri karena sempat terserang stroke ringan. Kemudian dari hasil pemeriksaan dokter di bulan November 2011, diketahui bahwa di kepala saya ada tumor sebesar telur yang tumbuh menekan otak kanan depan, sehingga tangan kiri tidak berfungsi secara baik,” lanjutnya.

Dari hasil CT Scan, dipastikan ada tumor sebesar telur tumbuh di dahi yang menghantam otak. Alhasil, Usamah harus diharuskan operasi bedah kepala. Usamah yang tadinya dirawat di RS Marinir Cilandak, kemudian dipindahkan ke rumah sakit St. Carolus di Jakarta Pusat dengan alasan memiliki dokter ahli beda kepala dan peralatan lebih lengkap.

Menurut dokter, jika ia tidak segera operasi dan tidak diangkat tumornya, maka Usamah dipastikan akan lumpuh. Maka tak ada pilihan baginya kecuali harus operasi bedah kepala secepatnya.

“Setelah vonis dokter itu, saya segera searching di Google.

Hasilnya, bahwa operasi bedah kepala seperti saya ini 50 persen gagal, pasien meninggal dunia. Sementara 50 persen lagi hidup, dimana hanya 20 persen yang berhasil, sedangkan 80 persen hilang ingatan atau bahkan hidup tapi tidak sadar (koma),” tutur Usamah.

Berdasarkan informasi tersebut, Usamah sempat gamang. Ia mengaku sulit sekali mengambil keputusan. Upaya pencarian informasi lebih detail dilakukan Usamah dengan berkonsultasi ke dokter pembanding dan banyak ahli lainnya. Butuh satu bulan bagi Usamah untuk memutuskan. Setelah meredakan kegamangan, ia berpasrah diri kepada Allah. Usamah mengajak bicara sang isteri, Daisyanti Astrilita, dan keempat anaknya yang masih remaja. Usamah meminta mereka bersikap pasrah dan tawakkal bila takdir jatuh padanya, dipanggil Sang Khalik.