Tampilkan di aplikasi

Buku Penerbit Forum hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Wong Blandong

Eksploitasi & Rehabilitasi Hutan Jati Di Jawa Pada Masa Kolonial

1 Pembaca
Rp 65.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 195.000 13%
Rp 56.333 /orang
Rp 169.000

5 Pembaca
Rp 325.000 20%
Rp 52.000 /orang
Rp 260.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Sejarah mencatat baliwa di masa lampau, kayu jati telah menjadi komoditas yang tidak terpisahkan dari pembangunan berbagai kerajaan klasik di Nusantara-baik kerajaan Hindu-Buddha maupun Islam. Bahkan, kayu jati pun digunakan sebagai bahan utama pembuatan kapal-kapal militer guna memperkuat pasukan maritim di Nusantara. Hutan jati yang membentang di sepanjang wilayah utara Jawa pada gilirannya menjadi objek eksploitasi untuk berbagai kepentingan karena kualitas yang sangat baik tanpa mengindahkan dampak alam yang mengancamnya. Karena alasan itulah, kayu jati-yang kala itu menjadi komoditas yang mewah di Eropa-menjadi target eksploitasi oleh pemerintah Hindia Belanda di Pulau Jawa.

Buku yang sekarang berada di tangan Anda ini mencoba untuk menelusuri kegiatan rehabilitasi hutan jati di Jawa yang dilatarbelakangi oleh eksploitasi pada masa VOC dan tanam paksa. Tidak hanya kegiatan rehabilitasi, dampak yang ditimbulkan dari proses eksploitasi besar-besaran bagi masyarakat sekitar pun turut menjadi bahasa buku ini.

Alhasil, selain menyajikan narasi sejarah, buku ini juga mencoba menguak fakta-fakta masa lalu yang diambil dari data-data penting. Maka tidak berlebihan jika buku ini berhasil memotret secara baik sejarah hutan jati pada masa kolonial yang merupakan kerangka terkecil dari kerangka besar sejarah Nusantara. Selomot membaca.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Aulia Rahmat Suatmaji

Penerbit: Penerbit Forum
ISBN: 9786020753041
Terbit: Desember 2017 , 104 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Sejarah mencatat baliwa di masa lampau, kayu jati telah menjadi komoditas yang tidak terpisahkan dari pembangunan berbagai kerajaan klasik di Nusantara-baik kerajaan Hindu-Buddha maupun Islam. Bahkan, kayu jati pun digunakan sebagai bahan utama pembuatan kapal-kapal militer guna memperkuat pasukan maritim di Nusantara. Hutan jati yang membentang di sepanjang wilayah utara Jawa pada gilirannya menjadi objek eksploitasi untuk berbagai kepentingan karena kualitas yang sangat baik tanpa mengindahkan dampak alam yang mengancamnya. Karena alasan itulah, kayu jati-yang kala itu menjadi komoditas yang mewah di Eropa-menjadi target eksploitasi oleh pemerintah Hindia Belanda di Pulau Jawa.

Buku yang sekarang berada di tangan Anda ini mencoba untuk menelusuri kegiatan rehabilitasi hutan jati di Jawa yang dilatarbelakangi oleh eksploitasi pada masa VOC dan tanam paksa. Tidak hanya kegiatan rehabilitasi, dampak yang ditimbulkan dari proses eksploitasi besar-besaran bagi masyarakat sekitar pun turut menjadi bahasa buku ini.

Alhasil, selain menyajikan narasi sejarah, buku ini juga mencoba menguak fakta-fakta masa lalu yang diambil dari data-data penting. Maka tidak berlebihan jika buku ini berhasil memotret secara baik sejarah hutan jati pada masa kolonial yang merupakan kerangka terkecil dari kerangka besar sejarah Nusantara. Selomot membaca.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Puji syukur tentu kami sanjungkan kepada Tuhan semesta alam, karena atas nikmat-Nya buku ini bisa diterbitkan. Buku ini merupakan penelitian ilmiah yang dilakukan guna menelusuri rehabilitasi hutan jati di Pulau Jawa dalam rentang waktu 1927 hingga 1942. Di masa-masa itu, Nusantara ini, terutama Pulau Jawa, masih dalam periode kolonialisasi.

Salah satu hal yang diincar oleh kaum kolonial di tanah Jawa adalah kayu jati. Berbeda dengan bagian sebelah Timur Indonesia, di sana rempah-rempah menjadi prioritas utama kolonialisme, baik oleh Portugis, Belanda, maupun Inggris. Rempah-rempah yang melimpah bagai surga di Timur Indonesia itu menjadi magnet bagi bangsa-bangsa kolonial untuk mengeksploitasinya demi kepentingan mereka. Sementara itu, yang menjadi target bagi kaum kolonial di Pulau Jawa bukanlah rempah-rempah. Pulau Jawa, selain tanahnya yang subur sehingga menghasilkan aneka tanaman untuk menunjang logistik, juga menjadi pusat hutan jati.

Di masa lampau, kerajaan-kerajaan klasik di Nusantara, baik kerajaan Hindu-Buddha maupun Islam, kayu jati senantiasa menjadi hal yang tidak terpisahkan dari pembangunan kerajaan. Bahkan, kayu jati pun digunakan sebagai bahan utama pembuatan kapalkapal militer guna memperkuat pasukan maritim di Nusantara. Oleh karenanya, kayu jati menjadi hal yang sangat dicari.

Dengan demikian, Pulau Jawa yang merupakan surga hutan jati pun menjadi objek bagi mereka yang berkepentingan. Hutan jati yang membentang di sepanjang wilayah utara Jawa pada gilirannya menjadi objek eksploitasi untuk berbagai kepentingan. Hanya saja, pihak-pihak tersebut tidak mengindahkan dampak alam yang mengancamnya.

Bangsa kolonial turut datang ke Jawa dan mengeksploitasi hutan jati. Kayu jati mereka gunakan untuk pembuatan berbagai barang yang berbahan utama kayu, terutama kapal. Selain itu, kayu jati juga menjadi komoditas yang mewah di Eropa sehingga bermunculanlah perusahaan-perusahaan yang mengakuisisi kayu jati. Sementara itu, kayu jati dari Jawa adalah kayu jati yang banyak disukai dan merupakan kayu dengan kualitas yang sangat baik.

Dalam rentang waktu antara tahun 1927 hingga 1942, VOC dan pemerintah Hindia Belanda juga turut mengeksploitasi hutan jati di Jawa. Hanya saja, mereka juga sadar akan ketersediaan kayu jati yang semakin menurun serta dampak negatif bagi alam dari eksploitasi tersebut sehingga mereka berusaha untuk melakukan rehabilitasi hutan jati. Berbagai peraturan dan kebijakan pun mereka susun sedemikian rupa.

Bahasan itulah yang dipotret dalam buku ini. Buku ini menelusuri kegiatan rehabilitasi hutan jati di Jawa yang dilatarbelakangi oleh kondisi hutan jati yang mengalami kerusakan akibat eksploitasi pada masa VOC dan tanam paksa. Kegiatan rehabilitasi yang dilakukan itu mengacu pada undang-undang yang silih berganti diterapkan dengan mengacu berbagai kebijakan. Tidak hanya pada kegiatan rehabilitasi, namun dampaknya bagi masyarakat sekitar pun turut menjadi bahasa buku ini.

Buku ini tidak hanya menyajikan narasi sejarah, tetapi juga fakta masa lalu yang dikuak dari data-data penting. Tidak berlebihan jika buku ini berhasil memotret secara baik sejarah hutan jati dalam tempo 1927 hingga 1942 yang merupakan kerangka sangat kecil dari kerangka besar sejarah Nusantara.

Penulis

Aulia Rahmat Suatmaji - Penulis lahir di Bantul ‘Projotamansari’ Yogyakarta 35 tahun silam. Sosok pria bersahaja yang mengagumi tokoh Tiga Serangkai ini percaya bahwa “Daya tarik utama dari sejarah tercipta karena adanya fakta yang belum usai dibahas.” Atas dasar itulah buku yang sekarang berada di tangan Anda ini lahir sebagai bentuk narasi dari hasil penelitian yang telah ia lakukan secara mendalam.

Meniliki riwayat kehidupannya, buku-buku sejarah dan sepakbola nampaknya telah menyatu dengan urat nadi pria berdarah Jawa ini sehingga membuatnya bersemangat dalam menempuh studi di Jurusan Sejarah UNY dan mampu mengantarkannya menjadi mahasiswa berprestasi Fakultas Ilmu Sosial UNY pada tahun 2001 dan lulus dengan predikat cumlaude.

Daftar Isi

Cover
Judul
Hak Cipta
Kata Pengantarr
Daftar Isi
     Pendahuluan
     Kekayaan Pulau Jawa
     Sejarah Rehabilitasi Hutan Jati
     Sisi Lain Rehabilitasi Hutan Jati
     Ikhtisar
Daftar Pustaka
Glosarium
Tentang Penulis