Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Hikayat Kapitein Arab di Nusantara

Jejak Dakwah dan Nasionalisme

1 Pembaca
Rp 119.000 62%
Rp 45.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 135.000 13%
Rp 39.000 /orang
Rp 117.000

5 Pembaca
Rp 225.000 20%
Rp 36.000 /orang
Rp 180.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Nusantara pada masa pemerintah Hindia Belanda, telah dihuni pula oleh warga pendatang dari China, India dan Arab. Untuk membatasi semangat nasionalisme pribumi, pemerintah kolonial menerapkan kebijakan segresi sosial, memisahkan hak dan kewajiban warga pribumi, warga Eropa dan non pribumi (Arab, India, China dsb). Di beberapa wilayah dengan koloni mencapai jumlah tertentu pemerintah Hindia Belanda mengangkat satu pemimpin golongan sebagai mediator antara golongan penduduk tersebut dengan pemerintah terutama dalam hal penarikan pajak. Pemimpin golongan tersebut diberi pangkat mulai dari Letnan, asisten hingga Kapitein. Dalam sejarah kedatangan bangsa Arab terutama yang berasal dari Hadramaut (Yaman) telah banyak muncul sosok-sosok yang menonjol. Beberapa pernah diangkat menjadi pemimpin golongan Arab baik berpangkat Letnan maupun Kapitein, dan beberapa tidak tetapi memiliki reputasi bisnis atau dakwah yang sangat gemilang di masanya. Buku ini memuat daftar puluhan tokoh keturunan Arab yang ternyata memiliki andil cukup besar dalam perkembangan sosial Indonesia terutama dakwah Islam dan bahkan terbukti mereka juga berperan dalam memperkuat semangat nasionalisme Indonesia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Nabiel A. Karim Hayaze'

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786236521694
Terbit: Juni 2021 , 455 Halaman










Ikhtisar

Nusantara pada masa pemerintah Hindia Belanda, telah dihuni pula oleh warga pendatang dari China, India dan Arab. Untuk membatasi semangat nasionalisme pribumi, pemerintah kolonial menerapkan kebijakan segresi sosial, memisahkan hak dan kewajiban warga pribumi, warga Eropa dan non pribumi (Arab, India, China dsb). Di beberapa wilayah dengan koloni mencapai jumlah tertentu pemerintah Hindia Belanda mengangkat satu pemimpin golongan sebagai mediator antara golongan penduduk tersebut dengan pemerintah terutama dalam hal penarikan pajak. Pemimpin golongan tersebut diberi pangkat mulai dari Letnan, asisten hingga Kapitein. Dalam sejarah kedatangan bangsa Arab terutama yang berasal dari Hadramaut (Yaman) telah banyak muncul sosok-sosok yang menonjol. Beberapa pernah diangkat menjadi pemimpin golongan Arab baik berpangkat Letnan maupun Kapitein, dan beberapa tidak tetapi memiliki reputasi bisnis atau dakwah yang sangat gemilang di masanya. Buku ini memuat daftar puluhan tokoh keturunan Arab yang ternyata memiliki andil cukup besar dalam perkembangan sosial Indonesia terutama dakwah Islam dan bahkan terbukti mereka juga berperan dalam memperkuat semangat nasionalisme Indonesia.

Ulasan Editorial

Tidak banyak tulisan mengenai komunitas Hadrami di Indonesia yang ditulis secra emic, yaitu tulisan mengenai peristiwa terkait Hadrami dari kacamata orang Hadrami. Tulisan tentang Kapitein Arab mengklarifikasi konsep akhlakul karimah, bahwa kedermawanan mereka di segala bidang kehidupan merupakan faktor mudahnya mereka diterima penduduk pribumi. Kedermawanan ini bagi kami sebagai "variable antara" (intermediate variables) dalam proses integrasi. Ternyata di antara kesamaan keyakinan dan intregrasi dengan prbumi, terletak konsep akhlakul karimah atau kedermawanan yang telah melekatkan komunitas Hadrami dengan penduduk asli di mana mereka berada. Buku Hikayat Kapitein Arab membantu menjawab bagaimana Hadrami membuka ruang publik yaitu dengan kedermawanan, dakwah dan turut serta dalam perjuangan kemerdekaan

Prof. Yasmine Zaki Shahab, M.A., Ph.D

Secara umum orang-orang Arab relatif cepat bercampur dan berhubungan rapat dengan penduduk lokal di Indonesia maupun di negeri-negeri lainnya tempat mereka bermigrasi, terutama karena kesamaan agama dan karena para pendatang ini umumnya menikah dengan perempuan setempat. Sebenarnya kebanyakan para pendahulu mereka telah sepenuhnya terasimilasi dengan penduduik setempat sehingga tak lagi dapat dibedakan. Telepas dari kelebihan dan kekurangannya, ada banyak episode sejarah yang dapat diambil sebagai pelajaran. Hal itu kami kira, termasuk yang diupayakan oleh buku yang dtulis oleh saudara Nabiel Hayaze' ini

Dr. Alwi Alatas

Pendahuluan / Prolog

Kutipan dari Pengantar Penulis
Sedangkan alasan kenapa mengambil tema Kapitein Arab bukannya tentang yang lain? Yang pertama, karena para Kapitein Arab ini merupakan representasi dari golongan pendatang awal atau wulaiti, sebutan untuk orang Arab totok yang dilahirkan di negeri asalnya (Hadhramaut), yang memang selama ini jarang ditulis dan diketahui. Sebagai catatan, untuk generasi kemudian yang lahir di Indonesia yang beribukan orang Indonesia asli, mereka disebut sebagai muwallad (keturunan/peranakan Arab).

Yang kedua, penulis bermaksud melengkapi khazanah sejarah Indonesia keturunan Arab, yang dalam beberapa tahun terakhir ini telah ditulis dan diterbitkan dalam beberapa buku yang mengangkat tema tokoh-tokoh peranakan atau Indonesia keturunan Arab. Terutama sekali yang berhubungan dengan tema nasionalisme Indonesia keturunan Arab dan Persatuan Arab Indonesia (PAI). Di antaranya buku berjudul; Suka Duka Masa Revolusi: Hamid Al-Gadri (1991) , Revolusi Batin Sang Perintis Ar. Baswedan (2015) , Sang Penyebar Berita Proklamasi RI: Perjuangan M. Asad Shahab dan APB (2017) dan Kumpulan Tulisan dan Pemikiran: Hoesin Bafagieh (2017) .

Dan dalam beberapa diskusi yang diadakan bersamaan dengan peluncuran buku-buku di atas, misalnya dalam diskusi tentang nasionalisme dan identitas bangsa Indonesia keturunan Arab , dengan fokus pada lahirnya PAI (Persatuan Arab Indonesia, yang kemudian menjadi Partai Arab Indonesia) yang didirikan pada tahun 1934, muncullah sebuah pertanyaan besar yaitu; apakah nasionalisme pada kelompok Arab dan keturunannya di Indonesia, hanya muncul setelah tahun 1934? Apakah nasionalisme hanya monopoli dari kelompok muwallad (keturunan Arab) saja? Apakah ada peran golongan wulaiti (totok Arab) dalam nasionalisme atau bahkan dalam sejarah bangsa dan lahirnya Negara (peran dalam kehidupan sosial-budaya dan agama) sebelum lahirnya PAI? Ataukah mereka (wulaiti atau pendatang Arab totok pertama) hanyalah sekelompok pendatang oportunis yang miskin dan hanya memikirkan keuntungan pribadi tanpa ada jasa atau kontribusi kepada masyarakat Indonesia dan umat Islam di Indonesia?

Penulis

Nabiel A. Karim Hayaze' - Nabiel A. Karim Hayaze’, peminat dan pemerhati sejarah Islam & Keturunan Arab di Indonesia. Lahir di Solo, menyelesaikan Gelar Sarjana S1 Jurusan FISIP Komunikasi Universitas Diponegoro Semarang dan alumni dari Humphrey Fellowship dari University of Washington Seattle WA USA bidang Public Policy (2007). Saat ini aktif sebagai Direktur Yayasan Menara Center for Study and Research for Arab Descents in Indonesia dan mengelola Kantor Penerjemah Resmi Tersumpah Arab-Indonesia-Arab di Jakarta. Beberapa bukunya yang sudah terbit antara lain : Suara Sang Perintis : Ar Baswedan, Kumpulan Tulisan dan Pemikiran Hosein Bafagieh, Korban Adat dan Berdendang untuk Bangsa

Daftar Isi

Verso
Daftar Isi
Pengantar Penulis
Pengantar Yasmine Zaki Shahab
Pengantar Alwi Alatas
Syekh Said bin Salim Na'um
Syekh Umar Yusuf Manggusy
Syekh Abdullah Al-Misri
Syekh Abdurrahman bin Ahmad Al-Misri
Sayyid Utsman bin Yahya
Habib Ali bin Ahmad Shahab (Ali Menteng)
Salim bin Abdullah Sumair
Sayyid Abdullah bin Alwi Alatas
Raden Saleh Syarif Boestaman
Habib Salim bin Jindan
Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi
Sayyid Abdullah bin Husein Alaydrus
Syekh Ahmad bin Said Bajeneid
Syekh Ahmad As-Surkati
Syekh Abdul Aziz Ar-Rashid
Syekh Muhammad bin Usman Al-Hasyimi
Syekh Awab Sungkar Al-Urmei
Syekh Awad bin Abdullah Syahbal
Kapiten Arab Tegal dan Pekalongan
Keluarga Bobsaid Surabaya
Sayyid Alim bin Miran bin Hamid al-Gadri
Habib Abdurrahman Az-Zahir bin Shahab
Tuanku Imam Bonjol - Sayyid Muhammad Shahab
Syekh Awad bin Yuslam Hayaze'
Al-Ustadz Hasan Abu Ali Atsigah
Syekh Said bin Abdullah Baadilla
Keluarga Al-Haddar
Daftar Lengkap Kapitein Arab Indonesia 1814-1950