Tampilkan di aplikasi

Buku Peneleh hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Jang Oetama

Jejak dan Perjuangan HOS Tjokroaminoto

1 Pembaca
Rp 139.500 15%
Rp 118.575

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 355.725 13%
Rp 102.765 /orang
Rp 308.295

5 Pembaca
Rp 592.875 20%
Rp 94.860 /orang
Rp 474.300

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini ditulis sebagai usaha menelusuri kembali Pak Tjokro secara berbeda, tidak hanya berbekal kronologi seperti gaya penulisan sejarah pada umumnya yang perlu memenuhi kaidah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Artinya, penulis dapat memahami bahwa tahapan metodologis sejarah berujung pada historiografi memang penting, karena dapat memberikan dampak ilmiah dan dipertanggungjawabkan. Akan tetapi, terdapat masalah yang besar ketika kita mengikuti secara rigid tanpa perlu berpikir kritis atas metodologi sejarah yang kaku seperti itu. Apalagi mencoba melakukan penelusuran sejarah menggunakan genealogi lama maupun Foucauldian, atau apapun metodologi sejarah lainnya.

Penulis lebih ingin natural saja, tidak ingin terbebani metodologi, karena memang diakui bahwa penulis bukanlah sejarawan, tidak tahu bagaimana sejarah dipahami secara akademis atau menjalankan metodologi sejarah untuk memotret realitas masa lalu dan dihadirkan di masa kini.

Penulis hanya punya satu hal, selalu ingin tahu sejarah dan mengalirkannya dalam bentuk tulisan yang mungkin saja tidak dapat disebut dalam koridor logika sejarah in common, tetapi penulis tetap yakin bahwa inilah sejarah, inilah H.O.S Tjokroaminoto yang terekam dalam perjalanan sejarahnya sendiri, menurut penulis. Lebih-lebih lagi membaca perjalanan hidup tokoh besar, apalagi menuliskannya.

Suasana yang jelas berbeda pasti melingkupi seluruh proses dan waktu penulis ketika menjadikannya dalam bentuk deretan kata, deretan kata yang tak akan pernah dapat menjelaskan suasana hati, kejutan-kejutan batiniah, kesedihan, kebanggaan, keriangan, bahkan perasaan marah, apalagi luapan hati. Tak cukup itu, metodologi menjelaskan suasana-suasana kesejarahan yang penuh gelora dan semangat Pak Tjokro yang tak pernah dalam sedetik pun tak memikirkan, menuliskan, mendesain, serta melakukan pembebasan bangsanya dari kesombongan, kecongkakan, kejahatan serta keserakahan Belanda pada masa itu.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Aji Dedi Mulawarman
Editor: Ari Kamayanti

Penerbit: Peneleh
ISBN: 9786239270858
Terbit: Februari 2020 , 292 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ini ditulis sebagai usaha menelusuri kembali Pak Tjokro secara berbeda, tidak hanya berbekal kronologi seperti gaya penulisan sejarah pada umumnya yang perlu memenuhi kaidah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Artinya, penulis dapat memahami bahwa tahapan metodologis sejarah berujung pada historiografi memang penting, karena dapat memberikan dampak ilmiah dan dipertanggungjawabkan. Akan tetapi, terdapat masalah yang besar ketika kita mengikuti secara rigid tanpa perlu berpikir kritis atas metodologi sejarah yang kaku seperti itu. Apalagi mencoba melakukan penelusuran sejarah menggunakan genealogi lama maupun Foucauldian, atau apapun metodologi sejarah lainnya.

Penulis lebih ingin natural saja, tidak ingin terbebani metodologi, karena memang diakui bahwa penulis bukanlah sejarawan, tidak tahu bagaimana sejarah dipahami secara akademis atau menjalankan metodologi sejarah untuk memotret realitas masa lalu dan dihadirkan di masa kini.

Penulis hanya punya satu hal, selalu ingin tahu sejarah dan mengalirkannya dalam bentuk tulisan yang mungkin saja tidak dapat disebut dalam koridor logika sejarah in common, tetapi penulis tetap yakin bahwa inilah sejarah, inilah H.O.S Tjokroaminoto yang terekam dalam perjalanan sejarahnya sendiri, menurut penulis. Lebih-lebih lagi membaca perjalanan hidup tokoh besar, apalagi menuliskannya.

Suasana yang jelas berbeda pasti melingkupi seluruh proses dan waktu penulis ketika menjadikannya dalam bentuk deretan kata, deretan kata yang tak akan pernah dapat menjelaskan suasana hati, kejutan-kejutan batiniah, kesedihan, kebanggaan, keriangan, bahkan perasaan marah, apalagi luapan hati. Tak cukup itu, metodologi menjelaskan suasana-suasana kesejarahan yang penuh gelora dan semangat Pak Tjokro yang tak pernah dalam sedetik pun tak memikirkan, menuliskan, mendesain, serta melakukan pembebasan bangsanya dari kesombongan, kecongkakan, kejahatan serta keserakahan Belanda pada masa itu.

Pendahuluan / Prolog

Lahirnya Sang Raja Tanpa Mahkota
Hari itu, Ahad, tanggal 18 Juni 1916, sekitar pukul 8.30 pagi, di tengah sejuknya udara yang menghinggapi arena alun-alun Kota Bandung, seorang laki-laki muda, berusia hampir 34 tahun, berpakaian rok-kostuum1 dengan penutup kepala blankon khas Jawa, berkumis melentik naik ke atas, bergegas menaiki tangga seakan tak sabar segera berdiri di atas panggung. Sesampai di atas, dengan berdiri tegap penuh aura kewibawaan, pandangan matanya tajam bersinar mengelilingi seluruh penjuru lapangan alunalun yang telah penuh sesak massa peserta Rapat Akbar (Vergadering), yang memang tak sabar menunggu kehadirannya. Saat itu pula suasana menjadi sunyi senyap, yang tersisa hanyalah angin semilir di sekitar alun-alun

Penulis

Aji Dedi Mulawarman - Forum Dosen Ekonomi dan Bisnis Islam atau FORDEBI adalah wadah bagi dosen dan perguruan tinggi di Indonesia untuk bekerja sama mengembangkan kurikulum, SDM, dan riset di bidang ekonomi, manajemen, dan akuntansi syariah.

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Bab 1 Lahirnya Sang Raja Tanpa Mahkota
     1.1 Kelahiran “Genetis” dan Masa Muda Pak Tjokro
     1.2 Rumah Peneleh: Dapur Nasionalisme
Bab 2 Di Antara Perubahan Zaman &Titik Temu Kiai-Priyayi
     2.1 Pertautan antara Nasionalisme dan Islam
     2.2 Aliran Darah Kesadaran Genetis
     2.3 Kesadaran Batin Masyarakat
     2.4 Pan Islamisme di Asia
Bab 3 Berjuang Melalui Sarekat Islam
     3.1 Politik Kebijakan dalam Era Titik Chaos
     3.2 Dari Peneleh Perlawanan Dimulai …!
     3.3 Langkah Strategis menuju Puncak Perlawanan
     3.4 Berjuang melalui Volksraad (Dewan Daerah)
     3.5 Devide et Impera Belanda dan Munculnya SIMerah
Bab 4 Menegakkan Negeri
     4.1 Penyebaran Ide melalui Media Massa
     4.2 Tentara Kanjeng Nabi Muhammad Saw.(TKNM)
     4.3 Mosi Pak Tjokro di Volksraad dan Antitesis Belanda
     4.4 Djawa Dwipa dan Fenomena Bu Roestina Sang Penari Idealis
     4.5 Gagasan Sosialisme Islam
Bab 5 Usaha Tanpa Lelah Rekatkan Negeri
     5.1 Menyusun Pan Islamisme dan Penguatan Ideologi Partai
     5.2 Menjalin Komunikasi untuk Kemerdekaan Indonesia
     5.3 Hari-hari Akhir
Bab 6 Persahabatan Dan Diskursus “Jang Oetama”
     6.1 Hadji Agoes Salim, Sang Ideolog
     6.2 Abdoel Moeis Sang Sastrawan Demonstran
     6.3 Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo: Sang Murid Ideologis
     6.4 Soekarno: Putra Sang Fajar
Bab 7 Refleksi Jang Oetama
Bab 8 Jang Oetama Yang Hidup
     8.1 Jang Oetama di masa HOS Tjokroaminoto.
     8.2 Hijrah menuju Zelfbestuur!!!
     8.3 Jang Oetama Pasca HOS Tjokroaminoto
Daftar Pustaka
Tentang Penulis