Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Mendendang Gambus Memeluk Indonesia

Legenda Seniman Musik Indonesia Keturunan Arab

1 Pembaca
Rp 89.000 49%
Rp 45.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 135.000 13%
Rp 39.000 /orang
Rp 117.000

5 Pembaca
Rp 225.000 20%
Rp 36.000 /orang
Rp 180.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Catatan sejarah musik yang menarik. Buku ini menyajikan catatan biografis tokoh-tokoh legendaris keturunan Arab yang berperan penting perkembangan industri musik terutama musik Gambus yang menjadi dasar bagi kelahiran Dangdut yang kini diakui sebagai salah satu identitas budaya Indonesia. Tokoh-tokoh peranakan Arab (Hadramaut, Yaman) yang banyak tersebar di Indonesia sejak masa kolonial adalah para pembawa budaya Gambus dari tanah Arab ke Nusantara. Tetapi, di sini, mereka telah memeluk tanah dan air Indonesia sebagai bumi pijaknya, hingga pelan-pelan, musik Gambus bersentuhan dengan musik Melayu dan alat-alat musik modern dan memperkaya khasanah musik Indonesia. Selain menjadi catatan perkembangan seni budaya, buku ini menyajikan bukti bahwa Indonesia, adalah tanah air di mana keragaman diterima dan dirayakan menjadi proses persilangan budaya yang terus berlangsung dengan damai dan indah.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Nabiel A. Karim Hayaze'

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786236521861
Terbit: September 2021 , 286 Halaman










Ikhtisar

Catatan sejarah musik yang menarik. Buku ini menyajikan catatan biografis tokoh-tokoh legendaris keturunan Arab yang berperan penting perkembangan industri musik terutama musik Gambus yang menjadi dasar bagi kelahiran Dangdut yang kini diakui sebagai salah satu identitas budaya Indonesia. Tokoh-tokoh peranakan Arab (Hadramaut, Yaman) yang banyak tersebar di Indonesia sejak masa kolonial adalah para pembawa budaya Gambus dari tanah Arab ke Nusantara. Tetapi, di sini, mereka telah memeluk tanah dan air Indonesia sebagai bumi pijaknya, hingga pelan-pelan, musik Gambus bersentuhan dengan musik Melayu dan alat-alat musik modern dan memperkaya khasanah musik Indonesia. Selain menjadi catatan perkembangan seni budaya, buku ini menyajikan bukti bahwa Indonesia, adalah tanah air di mana keragaman diterima dan dirayakan menjadi proses persilangan budaya yang terus berlangsung dengan damai dan indah.

Ulasan Editorial

Sebagai komposer, musisi, pengarang dan pemimpin orkes, musisi Indonesia keturunan Arab dengan asosiasinya terhadap identitas muslim telah memainkan peran penting dalam pembentukan dan pengembangan musik Indonesia populer dari semenjak awal era rekaman modern (circa 1900 hingga saat ini). Para musisi keturunan Arab sangat signifikan dalam pengembangan bentuk, instrumen dan grup musik Melayu. Tetapi mereka juga berpartisipasi dalam ruang yang lebih luas yaitu dalam dunia musik dan media hiburan nasional Indonesia (radio, film, televisi dan industri rekaman). Dengan foto-foto dokumentasi yang langka dan arsip sejarah, ensiklopedia biografis ini menggambarkan kontribusi yang penting dan sering kali tidak terdengar, dari musisi yang berpengaruh pada 1930-1970an. Mendendang Gambus Memeluk Indonesia merupakan sebuah kontribusi penting bagi sejarah dan praktik musik Melayu di Indonesia

Professor Musik Universitas Pittsburgh, Penulis buku “Dangdut: Musik, Identitas dan Budaya Indonesia” / Andrew N. Weintraub

Perpindahan bersejarah bangsa-bangsa Arab adalah ke arah barat dan timur. Yang lebih terkenal oleh khalayak ramai, khususnya di luar Indonesia adalah migrasi orang Arab dari Bilad al-Sham ke Amerika Latin dan Amerika Utara. Buku Mendendang Gambus Memeluk Indonesia ini, mengambil perhatian tentang keturunan Arab yang berasal dari Hadramaut, dan berhijrah ke timur, ke kepulauan Indonesia. Ia memperlihatkan migrasi sebagai fenomena yang bukan saja sosial dan ekonomik, tetapi juga budaya, sehingga menyumbang kepada budaya Nusantara secara besar-besaran dalam pelbagai bidang, termasuk musik. Buku ini merupakan suatu sumbangan yang amat penting karena ia mencatat keterlibatan seniman keturunan Arab di Indonesia melalui penyampaian biografi mereka. Kebanyakan kajian mengenai keturunan Arab di Indonesia mengambil perhatian tentang segi ekonomi, sosial dan politik mereka. Buku ini memperluas pengetahuan kita mengenai komunitas ini

Professor, Department of Sociology, National University of Singapore / Syed Farid Alatas

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
Buku ini tidak membahas perkembangan teknik musik atau pun etnografis musik secara detail dan akademis, karena memang penulis bukan ahli di bidang tersebut. Penulis hanya berusaha untuk menuliskan tentang sedikit latar belakang dan pengetahuan tentang seni budaya Hadhrami yang telah menjadi bagian dari budaya bangsa, khususnya dalam Orkes Gambus dan Orkes Melayu. Penulis juga ingin mengenalkan beberapa tokoh seniman musik Indonesia keturunan Arab yang memiliki peran dan kontribusi yang cukup luar biasa dalam perkembangan seni musik di Indonesia. Beberapa nama tokoh tersebut telah diketahui oleh khalayak umum tetapi kurang jelas mengenai latar belakang dan kehidupan mereka serta siapa mereka sebenarnya. Sedangkan beberapa dari tokoh tersebut merupakan nama-nama yang selama ini belum dikenal tetapi menurut penulis sudah saatnya dikenal dan diberikan penghargaan selayaknya. Buku ini juga bisa dianggap sebagai buku pelengkap yang memberikan detil informasi tentang tokoh-tokoh seniman musik Melayu dan Gambus, yang telah disebutkan nama-namanya oleh Andrew N. Weintraub dalam bukunya Dangdut: Musik, Identitas dan Budaya Indonesia (KPG: 2012).

Dan walaupun pengaruh dari seni budaya Arab dominan dalam perkembangan musik Melayu dan Gambus, tetapi buku ini tidak hanya memuat seniman musik dalam ranah Melayu atau Gambus saja, melainkan juga seni musik secara keseluruhan, baik itu Keroncong, Jazz, Rock bahkan sebagai seorang komposer lagu-lagu perjuangan.

Dimulai dengan S. Abdullah (Bamuzaham) yang layak disebut sebagai ‘Bapak Keroncong Indonesia’, ia juga penyanyi dari lagu Mars PAI (Persatuan Arab Indonesia) yang didirikan oleh Ar Baswedan pada tahun 1934. Kemudian Syekh Albar; Maestro Gambus Indonesia, A. Kadir Waber; pendiri OM Sinar Kemala, Said Kelana Bawazier; seniman jazz yang mendapat julukan ‘Si Trompet Maut’ yang juga dikenal sebagai Armstrong of the East.

Ada Husin Mutahar; pahlawan penyelamat bendera pusaka yang juga komponis besar, pencipta lagu-lagu perjuangan, di antaranya adalah lagu Hymne Syukur dan Hari Merdeka. Ami Hadi Mahdami; ‘Raja Pantun Melayu’. Husein Bawafi, Said Effendi Barweisid; Pelantun lagu Seroja, A. Malik Buzaid Al-Amudi; pencipta lagu Keagungan Tuhan, M. Mashabi dan Munif Bahaswan; ‘Legenda Musik Melayu’. Dan juga seorang musisi dan seniman Oud muda kelas dunia asal Bogor, almarhum Fahad Munif (1981-2020), Fahad berhasil memenangkan kejuaraan King of Oud (Raja Oud) Internasional di Arab Saudi pada tahun 2019, sebagai 3 besar. Sebelum almarhum meninggal penulis sempat mewawancarainya dan hasil wawancara tersebut penulis kutip pada buku ini.

Sebenarnya masih banyak seniman dari kelompok Indonesia keturunan Arab yang layak untuk ditulis dan diapresiasi, tetapi dengan segala keterbatasan penulis maka tidak bisa kami tuliskan saat ini. Di antaranya, dalam seni musik masih ada S. Ahmadi Barmen dengan OM Awara yang terkenal dengan lagu (Zafi)n Pantun Pengantin Baru, Suweleh Brothers : Legenda Jazz Indonesia (Karim, Awad, Abdullah dan Taufiq), Umar Al-Batati dan masih banyak yang lain. Dan yang tidak boleh dilupakan begitu saja adalah peran dari musisi dan seniman musik wanita Indonesia keturunan Arab, seperti halnya Sorayya bin Thalib yang merupakan istri dari mendiang Maestro dan Komposer Gambus terkenal, Ahmad Vad’aq, yang selama ini juga dikenal sebagai Umi Kalsum Indonesia. Kemudian juga Camelia Malik, yang merupakan saudara dari Ahmad Albar yang dikenal sebagai Ratu Jaipong dan musisi Dangdut papan atas di Indonesia. Penulis berharap dengan adanya buku ini, akan lebih menarik minat banyak orang dan penulis lain untuk menuliskan tokoh-tokoh yang belum masuk dalam buku ini, dengan lebih dalam dan lebih baik.


Penulis

Nabiel A. Karim Hayaze' - Nabiel A. Karim Hayaze’, peminat dan pemerhati sejarah Islam & Keturunan Arab di Indonesia. Lahir di Solo, menyelesaikan Gelar Sarjana S1 Jurusan FISIP Komunikasi Universitas Diponegoro Semarang dan alumni dari Humphrey Fellowship dari University of Washington Seattle WA USA bidang Public Policy (2007). Saat ini aktif sebagai Direktur Yayasan Menara Center for Study and Research for Arab Descents in Indonesia dan mengelola Kantor Penerjemah Resmi Tersumpah Arab-Indonesia-Arab di Jakarta. Beberapa bukunya yang sudah terbit antara lain : Suara Sang Perintis : Ar Baswedan, Kumpulan Tulisan dan Pemikiran Hosein Bafagieh, Korban Adat dan Berdendang untuk Bangsa

Daftar Isi

Verso
Daftar Isi
Pengantar
     Dari Gambus Menjadi Indonesia
     Dari Sebuah Pesta Perkawinan | Idrus F Shahab
     Seni Musik Hadrami: Dari Hadramaut ke Indonesia | Umar Abdurrahman Alaidrus
Mendendang Gambus Memeluk Indonesia
     Dan Arab pun Menari
     S. Abdullah Bamuzaham (1900-1941) | Maestro Keroncong Indonesia
     Syekh Al-Bar (1908-1947) | Maestro Gambus Indonesia
     S.M. Alaydroes | Zanger Dermawan Pendukung PAI
     Harmonium Orkes Surabaya | Pimpinan Ahmad Alamudi
     A. Kadir (1910-1985) | Godfather Musik Melayu Indonesia
     Said Kelana Bawazier (1909)-1991) | Armstrong of The East
     Husein Aidid (1913-1965) | Perintis Lagu Melayu Modern
     Husein Mutahar (1916-2004) | Maestro Pencipta Lagu-Lagu Perjuangan
     Ami Hadi Mahdami (1917-2004) | Si Raja Pantun Melayu
     Hoesin Bawafie (1919-2002) | Sang Pujangga Musik Melayu
     Said Effendi (1925-1983) | Raja Dendang Melayu
     A. Malik BZ (1944-2011) | Komposer Musik Melayu Indonesia
     M. Mashabi (1934-1967) | Pujangga Melayu dari Tanah Abang
     Munif Bahaswan (1935) | Legenda Musik Indonesia
     Alwi "Oslan" Al-Habsyi (1939-1983) | Pelawak, Penyanyi dan Aktor yang Terlupakan
     Fahad bin Munif (1981-2020) | Raja Oud Dunia dari Bogor
     Fragmen Sejarah Pertunjukan Musik Gambus-Melayu di Betawi 1950-an
Daftar Pustaka
Penulis

Kutipan

Seni Musik Hadhrami: Dari Hadhramaut ke Indonesia
Menurut pendapat saya, sebaik-baik kolaborasi yang berkualitas dan bernas antar masyarakat adalah kerjasama yang berdasarkan pada seni budaya dan peradaban, yang didirikan atas prinsip hidup berdampingan dan saling menerima satu sama lain, yang menjadi gerbang untuk pengembangan hubungan yang lebih beragam bagi kedua kelompok masyarakat atau bangsa tersebut. Hal seperti itu terdapat pada masyarakat di Asia Tenggara, yang telah berhasil menjalin hubungan secara harmonis dengan para pendatang Hadhrami (pendatang Arab asal Hadhramaut) dalam sejarah peradaban yang berkemajuan, yang berwujud dan hidup dalam bentuk pemikiran, seni budaya dan juga kehidupan sosial.

Sejatinya peradaban suatu bangsa tidaklah ditentukan pada banyaknya manifestasi kemajuan dan pengembangan seni budayanya saja, yang dibanggakan di depan bangsa lain, tetapi ditentukan oleh kemampuan bangsa tersebut dalam mentransfer seni budayanya kepada yang lain. Seperti halnya cahaya penerangan yang memberikan sinar bagi sekelilingnya, sehingga masyarakat sekitarnya mampu merasakan kehangatan jiwa kemanusiaannya. Sekiranya saya tidak dalam proses menulis pengantar untuk buku Ustadz Nabiel bin Hayaze’, maka saya akan menutup semua referensi yang saya anggap mampu membantu saya untuk menulis tentang tema tersebut dan meninggalkan semua pemikiran kritis dan teoritis, termasuk semua teori pengantar yang saya ketahui. Kemudian saya akan tinggalkan pena saya membiarkan dengan tintanya menulis sendiri dengan penuh rasa cinta dan penghargaan kepada para pendatang Hadhrami dan keturunannya di Indonesia, atas seluruh pencapaian yang telah mereka raih selama ini. Pencapaian yang tidak hanya terbatas pada ranah penyebaran dan da’wah Islam saja, tetapi mereka juga mampu bersaing dengan kelompok masyarakat dan etnis lain yang hidup berdampingan di Indonesia dalam semua aspek kehidupan, dengan selalu tetap tawadhu. Karena bagi mereka semua, arti dan makna dari kebangsaan tidak dan bukan hanya dalam bentuk perkumpulan politik dan atau ideologinya saja, tapi arti kebangsaan adalah bumi dan tanah tempat berpijak, termasuk sejarah, warisan seni budaya dan semua perasaan yang terlibat didalamnya.

Merupakan suatu kehormatan bagi saya atas kesempatan yang diberikan oleh Ustadz Nabiel A.Karim Hayaze’, penulis buku Mendendang Gambus Memeluk Indonesia untuk menulis kata pengantar ini. Sesungguhnya bagi penulis, buku ini merupakan kejutan yang membahagiakan bagi diri saya pribadi dan membuat saya terpikat untuk membacanya hingga halaman terakhir. Saya berharap agar di antara para peneliti dari warga Indonesia keturunan Arab sendiri di Indonesia berkesempatan untuk membacanya, mengingat pentingnya materi dan dimensi sejarah yang terkandung di dalam buku yang saat ini ada di tangan saya. Dan keinginan saya tersebut telah juga saya sampaikan dalam kata pengantar buku saya yang berjudul Pengantar tentang Seni Musik Hadhrhami yang berusaha memaparkan sebagian dari karya para seniman musisi keturunan Arab, yang telah mengembangkan seni musikl tersebut di kepulauan Indonesia, seperti juga pernah saya singgung dalam makalah yang berjudul “Pengaruh Orang Hadhrami dalam Sosial Kemasyarakatan Indonesia” pada Konferensi Internasional yang dilaksanakan di Jakarta pada tahun 2017.