Entah sejak kapan ia dipanggil “Ustadz Gaul”, bahkan ia tidak tahu pasti bagaimana asalusul panggilan tersebut.
Sudah lebih dari dua tahun Ustadz Muhammad Fahrurozi berdakwah di Kampung Banjar Ausoy, Distrik Manimeri, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Masyarakat setempat lebih mengenalnya sebagai Ustadz Gaul ketimbang nama aslinya sendiri.
“Saya nggak tahu awal mulanya dipanggil begitu. Masyarakat sendiri yang memberi julukan. Bisa jadi karena saya yang memang mudah bergaul dengan masyarakat. Saya itu, kalau ada hajat atau acara-acara di masyarakat, muncul dan ikut bergabung. Bahkan sampai ikut ambil bagian di dapur.
Dengan rajinnya saya ikut, kalau saya tidak ada pasti ada yang mencari,” cerita pria kelahiran Semarang, 5 April 1989 tersebut sembari tersenyum.
Bagi Ustadz Fahrurozi, dakwah di Teluk Bintuni sangat berkesan dengan penerimaan masyarakat yang cukup tinggi. Pendekatan dakwah yang ia lakukan memang sangat humanis, sebab itu memunculkan kedekatan emosional yang erat antara dia dengan masyarakat setempat.
