Tiga tahun lamanya Nabi Muhammad dan para Sahabat berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Tetapi itu sudah cukup bagi kaum musyrikin Makkah merasakan getaran hebat.
Orang-orang kafir dan musyrik pun melakukan sejumlah teror, ancaman, intimidasi, hingga tindak kekerasan. Namun justru inilah yang semakin memantik militansi dalam berdakwah.
Dakwah telah menjadi jalan utama dan pilihan hidup mereka. Bukan hanya sambilan atau sampingan ketika ada waktu senggang. Ini adalah konsekuensi dari kalimat Tauhid yang diproklamasikan.
Bagaimana agar orientasi dakwah ini senantiasa terarah, yakni menuju ridha Allah semata? Bukan untuk membesarkan pribadi atau golongan. Bukan mencari popularitas, meninggikan status dan jabatan.
Tidak mengagungkan individu apalagi mengkultuskannya.
Inilah kajian Jati Diri edisi sekarang. Menyingkap energi dakwah Tauhid yang termuat dalam tujuh ayat pertama dari Surat al-Muddatstsir.*
TIM JATI DIRI :
Penulis Dr. Nashirul Haq, Lc, MA; Drs. Hamim Thohari, M.Si; KH. Hanifullah Hanan.
Penanggung Jawab Rubrik : Masykur.
Editor : Pambudi Utomo
