Ikhtisar
Semacam esai-esai ini saya tulis karena keterpaksaan keadaan, keributan jagat maya, dan keresahan demi keresahan yang selalu menggugat pulas saya atas beberapa bacaan dan keadaan yang terbaca. Esai-esai yang Anda pegang ini merupakan coretan-coretan yang berhasil saya tulis, yang kadang yang lainnya hanya mencipta keputusasaan. Para esai ini pun merupakan karya yang pernah dimuat sebelumnya di beberapa media dan melalui penungguan yang tak kenal sabar, yang pada akhirnya mereka (para esai dalam buku ini) berhasil cocok dengan selera para redaktur media terkait.
Pendahuluan / Prolog
Silsilah Percakapan
“Fiksi, ia berfungsi untuk mengaktifkan imajinasi. Kitab suci itu fiksi karena membicarakan sesuatu yang belum selesai, belum tiba itu, semisalnya tentang surga dan neraka. Melalui kitab suci kita akan berimajinasi yang seindah mungkin tentang surga, begitu sebaliknya dengan neraka, kita akan berimajinasi tentang seburuk mungkin tentangnya, semisal taman bunga untuk surga dan bara api untuk neraka.” Begitulah kira-kira salah satu argumen seorang ahli filsafat UI Rocky Gerung, yang membuat sebagian kita ‘sangat’ memahami ucapan tersebut melebihi yang mengucapkannya sehingga berujung pada pelaporan ke meja hijau. Menjadi salah satu bukti, bahwa pola pikir dan imajinasi yang sangat liar mampu mengakibatkan memuncaknya sebuah euforia.
Apabila kita mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata fiksi memang mengacu pada sebuah cerita rekaan, cerita khayalan. Mengacu pada KBBI merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap warga negara, tetapi mungkin hanya untuk arti, bukan makna. Jika kita sedikit meluangkan waktu untuk bersabar dan memandang pernyataan tersebut dari sudut pandang yang berbeda, kemungkinan besar tidak akan terjadi kesalahpahaman atas pemilihan diksi Rocky Gerung tersebut.
Argumen seorang Rocky Gerung, bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi manusia, kitab suci itu fiksi. Artinya, bahwa melalui kitab suci, dengan membaca sebuah kitab suci, kita sebagai pembaca secara otomatis akan berimajinasi tentang apa yang diterangkan dalam kitab suci tersebut, tentang baik dan buruknya sebuah perbuatan, tentang dosa dan pahala, sampai pada kriteria seseorang bisa masuk surga dan neraka. Bahkan kita akan berimajinasi bagaimana sarana dan prasarana dalam surga dan neraka tersebut, semisalnya di surga tentang bidadarinya dan di neraka tentang para algojonya.
Penulis
Hubbi S. Hilmi - Hubbi S. Hilmi, lahir di Labuhan Haji, Lombok, NTB. Selain menulis esai, ia juga menulis beberapa cerpen yang pernah muat di beberapa media. Ia juga sebagai salah satu kurir buku di Infinity Book Store dan sedang menyiapkan kumpulan cerpen perdananya, Buku Panduan Wisata. Berdomisili di Ternate yang kebetulan menjadi salah satu tenaga pengajar di Universitas Khairun. Ia dapat disapa di Instagram: @hubbishilmi.
Daftar Isi
Sampul Depan
Halaman judul
Identitas Buku
Silsilah Percakapan
Daftar isi
Logika Fiksi
Sastra Juga Etika
Sastra Lisan pada Era Digital
Apa Kabar Dongeng Indonesia
Selamat Hari Raya Dongeng
Pertempuran dalam Karya Sastra
Mengeja Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan
Mengeja Maluku Utara dalam Karang Menghimpun Bayi Kerapu
Sumur: Jejak Sembilu Deforitas dan Kisah Cinta yang Tak Sampai
Gerilya Bahasa Indonesia di Dunia Maya
Riwayat Pemuatan
Tentang Penulis
Sampul Belakang