Tampilkan di aplikasi

Buku Media Sains Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing And Intelectually Untuk Meningkatkan High Order Thinking Skills

1 Pembaca
Rp 956.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 2.868.000 13%
Rp 828.533 /orang
Rp 2.485.600

5 Pembaca
Rp 4.780.000 20%
Rp 764.800 /orang
Rp 3.824.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Daya saing global menuntut sumber daya manusia memiliki competitive advantage dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan. Tuntutan Abad 21 yang mengharuskan setiap mahasiswa mampu melakukan kolaborasi (Collaboration), komunikasi (Communication), berpikir kritis (Critical thinking), dan keratif (Creativity) yang diistilahkan sebagai 4Cs. Keterampilan lainnya yang patut dimiliki oleh mahasiswa adalah kemampuan literasi, pengetahuan, keterampilan sikap, serta penguasaan teknologi yang memerlukan kemampuan High Order Thinking Skills atau berpikir tingkat tinggi dalam mengakomodasi penguasaan keterampilan esensial di abad 21. Namun, Kecenderungan mahasiswa tidak mampu membagi pengetahuan yang telah mereka peroleh baik dari praktek maupun dalam bentuk teoretis yang dampaknya pengetahuan tersebut hanya berada pada level individu saja menjadi pengetahuan tersirat (tacit knowledge). Dampaknya, ketika dilaksanakan evaluasi kompetensi, mahasiswa cenderung hanya menghapalkan materi serta mahasiswa menemukan kesulitan yang disebabkan mahasiswa hanya pada tataran pengetahuan dan penerapan saja. Selain itu, Keinginan untuk sharing pengetahuan oleh mahasiswa masih tergolong rendah dan lebih dominan mahasiswa hanya terpaku pada satu bidang soal saja. Ketika dihadapkan pada persoalan lain, dimana soal yang diberikan berubah, maka mahasiswa akan bingung dan kurang mampu untuk memecahkan persoalan serta tidak kreatif untuk menemukan solusi pemecahan masalah serta masih nampak dominasi mahasiswa dalam belajar. Rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS) disebabkan rendahnya akan analisis, keterampilan proses, transformasi, dan pemahaman mahasiswa serta kesulitan dalam interkoneksi strategi implementasi penyelesaian soal atau permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada mahasiswa untuk berperan aktif dalam belajar sekaligus membentuk tim dalam bentuk kolaborasi (team building) sekaligus mengasah proses berpikir tingkat tinggi yaitu Active Knowledge Sharing and Intelectually (AKSI). Model ini akan mereduksi sikap individualisme mahasiswa dalam belajar melalui berbagi (share) pengetahuannya dengan mahasiswa yang lain, baik dari anggota kelompok maupun dari anggota kelompok lainnya dalam belajar dimana kompetisi tetap terjadi tetapi lebih ringan (soft) yang memunculkan motivasi hingga peningkatan keterampilan dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS). Model AKSI yang dikembangkan bertujuan untuk meningkatkan High Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa melalui empat tahapan utama yaitu tahap reponsi, tahap penalaran, tahap penyamaan persepsi, dan tahap evaluasi. Model ini mampu meningkatkan kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa dalam hal melakukan analisis, evaluasi, dan mencipta sekaligus pada sisi lain mampu membangun keterampilan 4Cs dalam melakukan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif yang secara signifikan berdampak pada keterampilan mahasiswa dalam belajar dan bekerjasama yang bermuara pada kompetensi mahasiswa ketika memecahkan permasalahan di tempat kerja baik rutin maupun non rutin. Daya saing global menuntut sumber daya manusia memiliki competitive advantage dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan. Tuntutan Abad 21 yang mengharuskan setiap mahasiswa mampu melakukan kolaborasi (Collaboration), komunikasi (Communication>), berpikir kritis (Critical thinking), dan keratif (Creativity) yang diistilahkan sebagai 4Cs. Keterampilan lainnya yang patut dimiliki oleh mahasiswa adalah kemampuan literasi, pengetahuan, keterampilan sikap, serta penguasaan teknologi yang memerlukan kemampuan High Order Thinking Skillsatau berpikir tingkat tinggi dalam mengakomodasi penguasaan keterampilan esensial di abad 21. Namun, Kecenderungan mahasiswa tidak mampu membagi pengetahuan yang telah mereka peroleh baik dari praktek maupun dalam bentuk teoretis yang dampaknya pengetahuan tersebut hanya berada pada level individu saja menjadi pengetahuan tersirat (tacit knowledge). Dampaknya, ketika dilaksanakan evaluasi kompetensi, mahasiswa cenderung hanya menghapalkan materi serta mahasiswa menemukan kesulitan yang disebabkan mahasiswa hanya pada tataran pengetahuan dan penerapan saja. Selain itu, Keinginan untuk sharing pengetahuan oleh mahasiswa masih tergolong rendah dan lebih dominan mahasiswa hanya terpaku pada satu bidang soal saja. Ketika dihadapkan pada persoalan lain, dimana soal yang diberikan berubah, maka mahasiswa akan bingung dan kurang mampu untuk memecahkan persoalan serta tidak kreatif untuk menemukan solusi pemecahan masalah serta masih nampak dominasi mahasiswa dalam belajar.Rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS) disebabkan rendahnya akan analisis, keterampilan proses, transformasi, dan pemahaman mahasiswa serta kesulitan dalam interkoneksi strategi implementasi penyelesaian soal atau permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada mahasiswa untuk berperan aktif dalam belajar sekaligus membentuk tim dalam bentuk kolaborasi (team buildin) sekaligus mengasah proses berpikir tingkat tinggi yaitu Active Knowledge Sharing and Intelectually (AKSI). Model ini akan mereduksi sikap individualisme mahasiswa dalam belajar melalui berbagi (share< pengetahuannya dengan mahasiswa yang lain, baik dari anggota kelompok maupun dari anggota kelompok lainnya dalam belajar dimana kompetisi tetap terjadi tetapi lebih ringan (soft) yang memunculkan motivasi hingga peningkatan keterampilan dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS). Model AKSI yang dikembangkan bertujuan untuk meningkatkanHigh Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa melalui empat tahapan utama yaitu tahap reponsi, tahap penalaran, tahap penyamaan persepsi, dan tahap evaluasi. Model ini mampu meningkatkan kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa dalam hal melakukan analisis, evaluasi, dan mencipta sekaligus pada sisi lain mampu membangun keterampilan 4Cs dalam melakukan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif yang secara signifikan berdampak pada keterampilan mahasiswa dalam belajar dan bekerjasama yang bermuara pada kompetensi mahasiswa ketika memecahkan permasalahan di tempat kerja baik rutin maupun non rutin.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar / Muhammad Arifin Ahmad / Anshari
Editor: Rintho R. Rerung

Penerbit: Media Sains Indonesia
ISBN: 9786233620550
Terbit: September 2021 , 155 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Daya saing global menuntut sumber daya manusia memiliki competitive advantage dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan. Tuntutan Abad 21 yang mengharuskan setiap mahasiswa mampu melakukan kolaborasi (Collaboration), komunikasi (Communication), berpikir kritis (Critical thinking), dan keratif (Creativity) yang diistilahkan sebagai 4Cs. Keterampilan lainnya yang patut dimiliki oleh mahasiswa adalah kemampuan literasi, pengetahuan, keterampilan sikap, serta penguasaan teknologi yang memerlukan kemampuan High Order Thinking Skills atau berpikir tingkat tinggi dalam mengakomodasi penguasaan keterampilan esensial di abad 21. Namun, Kecenderungan mahasiswa tidak mampu membagi pengetahuan yang telah mereka peroleh baik dari praktek maupun dalam bentuk teoretis yang dampaknya pengetahuan tersebut hanya berada pada level individu saja menjadi pengetahuan tersirat (tacit knowledge). Dampaknya, ketika dilaksanakan evaluasi kompetensi, mahasiswa cenderung hanya menghapalkan materi serta mahasiswa menemukan kesulitan yang disebabkan mahasiswa hanya pada tataran pengetahuan dan penerapan saja. Selain itu, Keinginan untuk sharing pengetahuan oleh mahasiswa masih tergolong rendah dan lebih dominan mahasiswa hanya terpaku pada satu bidang soal saja. Ketika dihadapkan pada persoalan lain, dimana soal yang diberikan berubah, maka mahasiswa akan bingung dan kurang mampu untuk memecahkan persoalan serta tidak kreatif untuk menemukan solusi pemecahan masalah serta masih nampak dominasi mahasiswa dalam belajar. Rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS) disebabkan rendahnya akan analisis, keterampilan proses, transformasi, dan pemahaman mahasiswa serta kesulitan dalam interkoneksi strategi implementasi penyelesaian soal atau permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada mahasiswa untuk berperan aktif dalam belajar sekaligus membentuk tim dalam bentuk kolaborasi (team building) sekaligus mengasah proses berpikir tingkat tinggi yaitu Active Knowledge Sharing and Intelectually (AKSI). Model ini akan mereduksi sikap individualisme mahasiswa dalam belajar melalui berbagi (share) pengetahuannya dengan mahasiswa yang lain, baik dari anggota kelompok maupun dari anggota kelompok lainnya dalam belajar dimana kompetisi tetap terjadi tetapi lebih ringan (soft) yang memunculkan motivasi hingga peningkatan keterampilan dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS). Model AKSI yang dikembangkan bertujuan untuk meningkatkan High Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa melalui empat tahapan utama yaitu tahap reponsi, tahap penalaran, tahap penyamaan persepsi, dan tahap evaluasi. Model ini mampu meningkatkan kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa dalam hal melakukan analisis, evaluasi, dan mencipta sekaligus pada sisi lain mampu membangun keterampilan 4Cs dalam melakukan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif yang secara signifikan berdampak pada keterampilan mahasiswa dalam belajar dan bekerjasama yang bermuara pada kompetensi mahasiswa ketika memecahkan permasalahan di tempat kerja baik rutin maupun non rutin. Daya saing global menuntut sumber daya manusia memiliki competitive advantage dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan. Tuntutan Abad 21 yang mengharuskan setiap mahasiswa mampu melakukan kolaborasi (Collaboration), komunikasi (Communication>), berpikir kritis (Critical thinking), dan keratif (Creativity) yang diistilahkan sebagai 4Cs. Keterampilan lainnya yang patut dimiliki oleh mahasiswa adalah kemampuan literasi, pengetahuan, keterampilan sikap, serta penguasaan teknologi yang memerlukan kemampuan High Order Thinking Skillsatau berpikir tingkat tinggi dalam mengakomodasi penguasaan keterampilan esensial di abad 21. Namun, Kecenderungan mahasiswa tidak mampu membagi pengetahuan yang telah mereka peroleh baik dari praktek maupun dalam bentuk teoretis yang dampaknya pengetahuan tersebut hanya berada pada level individu saja menjadi pengetahuan tersirat (tacit knowledge). Dampaknya, ketika dilaksanakan evaluasi kompetensi, mahasiswa cenderung hanya menghapalkan materi serta mahasiswa menemukan kesulitan yang disebabkan mahasiswa hanya pada tataran pengetahuan dan penerapan saja. Selain itu, Keinginan untuk sharing pengetahuan oleh mahasiswa masih tergolong rendah dan lebih dominan mahasiswa hanya terpaku pada satu bidang soal saja. Ketika dihadapkan pada persoalan lain, dimana soal yang diberikan berubah, maka mahasiswa akan bingung dan kurang mampu untuk memecahkan persoalan serta tidak kreatif untuk menemukan solusi pemecahan masalah serta masih nampak dominasi mahasiswa dalam belajar.Rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS) disebabkan rendahnya akan analisis, keterampilan proses, transformasi, dan pemahaman mahasiswa serta kesulitan dalam interkoneksi strategi implementasi penyelesaian soal atau permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada mahasiswa untuk berperan aktif dalam belajar sekaligus membentuk tim dalam bentuk kolaborasi (team buildin) sekaligus mengasah proses berpikir tingkat tinggi yaitu Active Knowledge Sharing and Intelectually (AKSI). Model ini akan mereduksi sikap individualisme mahasiswa dalam belajar melalui berbagi (share< pengetahuannya dengan mahasiswa yang lain, baik dari anggota kelompok maupun dari anggota kelompok lainnya dalam belajar dimana kompetisi tetap terjadi tetapi lebih ringan (soft) yang memunculkan motivasi hingga peningkatan keterampilan dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS). Model AKSI yang dikembangkan bertujuan untuk meningkatkanHigh Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa melalui empat tahapan utama yaitu tahap reponsi, tahap penalaran, tahap penyamaan persepsi, dan tahap evaluasi. Model ini mampu meningkatkan kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa dalam hal melakukan analisis, evaluasi, dan mencipta sekaligus pada sisi lain mampu membangun keterampilan 4Cs dalam melakukan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif yang secara signifikan berdampak pada keterampilan mahasiswa dalam belajar dan bekerjasama yang bermuara pada kompetensi mahasiswa ketika memecahkan permasalahan di tempat kerja baik rutin maupun non rutin.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Alhmadulillah, segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan ridho-Nya sehingga penyusunan buku dengan judul “Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing and Intelectually Untuk Meningkatkan High Order Thinking Skills (HOTS)” Buku ini hadir sebagai solusi dalam mengembangkan model pembelajaran Active Knowledge Sharing menjadi Active Knowledge Sharing and Intelectually yang lebih mengarahkan pula pada kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS) untuk siswa dalam proses pembelajaran dari sekian banyak model pembelajaran yang ada saat ini. Model pembelajaran yang dapat menjadi kendaraan dalam membangun antusiasme siswa dalam melakukan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif sebagai bentuk 4Cs untuk keterampilan abda 21 yang harus dimiliki mahasiswa yaitu Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing and Intelectually yang diintegrasikan dengan HOTS untuk mengasah kemampuan siswa dalam bekerjasama, berpikir, sekaligus menuangkan ide dan gagasan secara verbal maupun tulisan melalui komunikasi interaktif.

Penulisan buku ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan masukan ataupun kritikan demi sempurnanya buku ini. Insya Allah

Penulis

Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar - lahir pada tanggal 12 Mei 1982 di Palattae Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone dari pasangan Drs. H Andi Sunusi AK (Almarhum) dan Dra Hj Andi Sitti Faridah, M.M., M.Pd. Mengawali Pendidikan formal pada tahun 1988 di SD Negeri 277 Balle Kecamatan Kahu dan tamat pada tahun 1994.Pada tahun 1994 melanjutkan studinya di SMP Negeri 1 Kahu dan tamat pada tahun 1998, kemudian melanjutkan studinya di SMA Negeri 1 Kahu (Sekarang SMA Negeri 6 Bone) dan tamat tahun 2000.Pada tahun 2000 melanjutkan studinya di Politeknik Negeri Ujung Pandang Diploma Tiga (D3) pada jurusan Teknik Kimia dan meraih gelar Ahli Madya Teknik (A.Md) pada tahun 2003. Selama menjadi mahasiswa di Politeknik Negeri Ujung Padang, penulis sangat aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HMTK).
Muhammad Arifin Ahmad - Guru Besar Bidang Ilmu Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM). Fokus bidang ilmu beliau adalah ilmu penelitian evaluasi pendidikan sekaligus bimbingan konseling. Beliau saat ini sebagai Ketua Program Studi Program Doktoral Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Berbagai jurnal yang telah diterbitkan beliau relevansi dengan metode dan evaluasi pendidikan serta bimbingan dan konseling. Orasi beliau dalam pengukuhan Guru Besar adalah Evaluasi Kinerja Konselor Sekolah dalam Prespektif Aspek-aspek Sosiologis, mengupas kompleksitas masalah anak didik yakni bersumber dari dua hal, instruksional dan non instruksional. Saat ini, beliau tetap aktif dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Anshari - Lahir di Enrekang Sulawesi Selatan, 29 April. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Kompleks Maccini II Ujung Pandang (1972); pendidikan menengah atas di SMA Negeri 4 ujung pandang (1983); pendidikan jenjang S1 (Sarjana) di IKIP Ujung Pandang (1988) dan pada waktu yang hamper bersamaan (1985) mengikuti pula pendidikan jenjang S1 (sarjana) di Universitas Hasanuddin (UNHAS) Ujung Pandang pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, namun tidak sempat tamat dan tinggal menyelesaikan skripsi; pendidikan jenjang S2 (Magister) di PPS UNHAS Makssar (1999); dan pendidikan jenjang S3 (Doktor) pada PPS Universitas Negeri Malang (2007). Ia tercatat sebagai dosen tetap sejak tahun 1989 pada fakultas Bahasa dan sastra, jurusan Bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, Universitas Negeri Makassar, hingga sekarang menduduki jabatan fungsional guru besar dan pangkat/golongan Pembina Utama Madya IV/C. Ia mengampu beberapa mata kuliah, antara lain Bahasa Indonesia. Teori sastra, Apresiasi dan Pengkajian Prosa Fiksi, Apresiasi dan Pengkajian Prosa Fiksi, Apresiasi dan Pengkajian Drama, Metodologi Pengajaran Sastra, dan Metodologi Penelitian Sastra. Selain mengajar di UNM, ia juga mengajar di beberapa perguruan tinggi swasta. Seperti di PPS Unismuh Makassar (2009 sekarang), di FKIP Universitas 45 Makassar (2008-2010), dan di FKIP Universitas Pancasakti Makassar (2008-2011).

Editor

Rintho R. Rerung - Ketertarikan editor terhadap ilmu komputer dimulai pada tahun 2006 silam. Hal tersebut membuat editor memilih untuk masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan di SMK KR. TAGARI dengan memilih Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan berhasil lulus pada tahun 2009. Editor kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan berhasil menyelesaikan studi S1 di prodi TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM BANDUNG pada tahun 2014. Dua tahun kemudian, penulis menyelesaikan studi S2 di prodi REKAYASA SISTEM INFORMASI PROGRAM PASCA SARJANA STMIK LIKMI BANDUNG.

Sebagai pengalaman praktisi, editor pernah bekerja ±3 tahun sebagai Programmer dibeberapa perusahaan swasta dengan jabatan terakhir Senior Developer. Namun saat ini editor memilih untuk mengabdikan diri sebagai Dosen dan aktif mengajar dibeberapa Perguruan Tinggi (Pradita University, Universitas Terbuka dan ITHB Bandung). Penulis juga pernah mengajar di Unikom, Poltek POS dan Polibisnis.

Editor memiliki kepakaran dibidang Web Technology dan Data Science. Dan untuk mewujudkan karir sebagai dosen profesional, editor pun aktif sebagai peneliti dibidang kepakarannya...

Daftar Isi

Cover Depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1. Pendahuluan
     Latar Belakang
BAB 2. Landasan Pustaka
     Model Pengembangan
     High Order Thinking Skills
BAB 3. Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing And Intelectually Terintegrasi Hots
     A. Tujuan Model Pembelajaran
     B. Teori Belajar
     C. Rumpun Model
     D. Sintaks Model Pembelajaran
     E. Sistem Sosial
     F. Sistem Reaksi
     G. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
     H. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring
     I. Sistem Pendukung
BAB 4. Kesimpulan
Glosaium
Indeks
Daftar Pustaka
Lampiran
Cover Belakang