Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing And Intelectually Untuk Meningkatkan High Order Thinking Skills
Daya saing global menuntut sumber daya manusia memiliki competitive advantage dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan. Tuntutan Abad 21 yang mengharuskan setiap mahasiswa mampu melakukan kolaborasi (Collaboration), komunikasi (Communication), berpikir kritis (Critical thinking), dan keratif (Creativity) yang diistilahkan sebagai 4Cs. Keterampilan lainnya yang patut dimiliki oleh mahasiswa adalah kemampuan literasi, pengetahuan, keterampilan sikap, serta penguasaan teknologi yang memerlukan kemampuan High Order Thinking Skills atau berpikir tingkat tinggi dalam mengakomodasi penguasaan keterampilan esensial di abad 21. Namun, Kecenderungan mahasiswa tidak mampu membagi pengetahuan yang telah mereka peroleh baik dari praktek maupun dalam bentuk teoretis yang dampaknya pengetahuan tersebut hanya berada pada level individu saja menjadi pengetahuan tersirat (tacit knowledge). Dampaknya, ketika dilaksanakan evaluasi kompetensi, mahasiswa cenderung hanya menghapalkan materi serta mahasiswa menemukan kesulitan yang disebabkan mahasiswa hanya pada tataran pengetahuan dan penerapan saja. Selain itu, Keinginan untuk sharing pengetahuan oleh mahasiswa masih tergolong rendah dan lebih dominan mahasiswa hanya terpaku pada satu bidang soal saja. Ketika dihadapkan pada persoalan lain, dimana soal yang diberikan berubah, maka mahasiswa akan bingung dan kurang mampu untuk memecahkan persoalan serta tidak kreatif untuk menemukan solusi pemecahan masalah serta masih nampak dominasi mahasiswa dalam belajar. Rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS) disebabkan rendahnya akan analisis, keterampilan proses, transformasi, dan pemahaman mahasiswa serta kesulitan dalam interkoneksi strategi implementasi penyelesaian soal atau permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada mahasiswa untuk berperan aktif dalam belajar sekaligus membentuk tim dalam bentuk kolaborasi (team building) sekaligus mengasah proses berpikir tingkat tinggi yaitu Active Knowledge Sharing and Intelectually (AKSI). Model ini akan mereduksi sikap individualisme mahasiswa dalam belajar melalui berbagi (share) pengetahuannya dengan mahasiswa yang lain, baik dari anggota kelompok maupun dari anggota kelompok lainnya dalam belajar dimana kompetisi tetap terjadi tetapi lebih ringan (soft) yang memunculkan motivasi hingga peningkatan keterampilan dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS). Model AKSI yang dikembangkan bertujuan untuk meningkatkan High Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa melalui empat tahapan utama yaitu tahap reponsi, tahap penalaran, tahap penyamaan persepsi, dan tahap evaluasi. Model ini mampu meningkatkan kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa dalam hal melakukan analisis, evaluasi, dan mencipta sekaligus pada sisi lain mampu membangun keterampilan 4Cs dalam melakukan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif yang secara signifikan berdampak pada keterampilan mahasiswa dalam belajar dan bekerjasama yang bermuara pada kompetensi mahasiswa ketika memecahkan permasalahan di tempat kerja baik rutin maupun non rutin. Daya saing global menuntut sumber daya manusia memiliki competitive advantage dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan. Tuntutan Abad 21 yang mengharuskan setiap mahasiswa mampu melakukan kolaborasi (Collaboration), komunikasi (Communication>), berpikir kritis (Critical thinking), dan keratif (Creativity) yang diistilahkan sebagai 4Cs. Keterampilan lainnya yang patut dimiliki oleh mahasiswa adalah kemampuan literasi, pengetahuan, keterampilan sikap, serta penguasaan teknologi yang memerlukan kemampuan High Order Thinking Skillsatau berpikir tingkat tinggi dalam mengakomodasi penguasaan keterampilan esensial di abad 21. Namun, Kecenderungan mahasiswa tidak mampu membagi pengetahuan yang telah mereka peroleh baik dari praktek maupun dalam bentuk teoretis yang dampaknya pengetahuan tersebut hanya berada pada level individu saja menjadi pengetahuan tersirat (tacit knowledge). Dampaknya, ketika dilaksanakan evaluasi kompetensi, mahasiswa cenderung hanya menghapalkan materi serta mahasiswa menemukan kesulitan yang disebabkan mahasiswa hanya pada tataran pengetahuan dan penerapan saja. Selain itu, Keinginan untuk sharing pengetahuan oleh mahasiswa masih tergolong rendah dan lebih dominan mahasiswa hanya terpaku pada satu bidang soal saja. Ketika dihadapkan pada persoalan lain, dimana soal yang diberikan berubah, maka mahasiswa akan bingung dan kurang mampu untuk memecahkan persoalan serta tidak kreatif untuk menemukan solusi pemecahan masalah serta masih nampak dominasi mahasiswa dalam belajar.Rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS) disebabkan rendahnya akan analisis, keterampilan proses, transformasi, dan pemahaman mahasiswa serta kesulitan dalam interkoneksi strategi implementasi penyelesaian soal atau permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada mahasiswa untuk berperan aktif dalam belajar sekaligus membentuk tim dalam bentuk kolaborasi (team buildin) sekaligus mengasah proses berpikir tingkat tinggi yaitu Active Knowledge Sharing and Intelectually (AKSI). Model ini akan mereduksi sikap individualisme mahasiswa dalam belajar melalui berbagi (share< pengetahuannya dengan mahasiswa yang lain, baik dari anggota kelompok maupun dari anggota kelompok lainnya dalam belajar dimana kompetisi tetap terjadi tetapi lebih ringan (soft) yang memunculkan motivasi hingga peningkatan keterampilan dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS). Model AKSI yang dikembangkan bertujuan untuk meningkatkanHigh Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa melalui empat tahapan utama yaitu tahap reponsi, tahap penalaran, tahap penyamaan persepsi, dan tahap evaluasi. Model ini mampu meningkatkan kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS) mahasiswa dalam hal melakukan analisis, evaluasi, dan mencipta sekaligus pada sisi lain mampu membangun keterampilan 4Cs dalam melakukan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif yang secara signifikan berdampak pada keterampilan mahasiswa dalam belajar dan bekerjasama yang bermuara pada kompetensi mahasiswa ketika memecahkan permasalahan di tempat kerja baik rutin maupun non rutin.
Ikhtisar Lengkap
Penulis:
Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar /
Muhammad Arifin Ahmad /
Anshari Editor:
Rintho R. Rerung
Penerbit: Media Sains Indonesia
ISBN: 9786233620550
Terbit: September 2021
, 155 Halaman