Tampilkan di aplikasi

Buku MNC Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Ihwal Kematian Air Mata

Kumpulan Puisi Aris Rahman Yusuf

1 Pembaca
Rp 35.000 17%
Rp 29.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 87.000 13%
Rp 25.133 /orang
Rp 75.400

5 Pembaca
Rp 145.000 20%
Rp 23.200 /orang
Rp 116.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Menulis puisi adalah cara saya untuk menuangkan apa yang saya rasa, saya lihat, saya dengar dan saya baca melalui alam sekitar. Selain untuk menuangkan sesuatu yang saya tangkap, menulis puisi bisa jadi media rekreasi tersendiri bagi saya. Karena dengan menulis puisi banyak hal yang saya dapatkan. Persahabatan, pengalaman baru, ilmu baru, dan hal lain. Di luar bagaimana para apresiator yang membaca puisi saya menilai apa yang telah saya racik dari masakan yang bernama puisi. Entah itu kelebihan bumbu, kurang bumbu, manis, pedas, asin biarlah mereka menilai sendiri setelah menikmati. Karena setiap kepala pasti memiliki lidah yang berbeda dalam merasakannya.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Aris Rahman Yusuf

Penerbit: MNC Publishing
ISBN: 9786020839776
Terbit: Januari 2022 , 110 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Menulis puisi adalah cara saya untuk menuangkan apa yang saya rasa, saya lihat, saya dengar dan saya baca melalui alam sekitar. Selain untuk menuangkan sesuatu yang saya tangkap, menulis puisi bisa jadi media rekreasi tersendiri bagi saya. Karena dengan menulis puisi banyak hal yang saya dapatkan. Persahabatan, pengalaman baru, ilmu baru, dan hal lain. Di luar bagaimana para apresiator yang membaca puisi saya menilai apa yang telah saya racik dari masakan yang bernama puisi. Entah itu kelebihan bumbu, kurang bumbu, manis, pedas, asin biarlah mereka menilai sendiri setelah menikmati. Karena setiap kepala pasti memiliki lidah yang berbeda dalam merasakannya.

Pendahuluan / Prolog

Sahaja dan Bermakna
Kumpulan puisi yang berjudul IHWAL KEMATIAN AIR MATA ini meskipun bentuk bentuk bahasannya sahaja, tapi sangat bermakna. Sangatlah luar biasa punya daya kejut tersendiri. Beragam, adanya baik tema maupun judul membuat semakin indah nan menawan untuk dicermati. Kumpulan puisi yang dihasilkan oleh sastrawan muda ARIS RAHMAN YUSUF ini baik dari: imajinasi, tema maupun judul sangat variatif. Keragaman itu dikelola menjadi karya sastra yang unik dan menarik.

Bagaikan warna-warni indah tanaman bunga yang mekar berseri dalam bingkai taman. Antologi syair ini memakai tata bahasa yang terangkai dengan estetis dengan bahasa sebagai wadah makna. Bentuk sebagai tempat isi pun tersajikan tidak hanya indah nan mempesona semata. Tetapi, juga artistik dan kental dengan makna. Sedikit rima sebagai lipstik dan pemanis. Membuat puisi terasa hidup, saat dibacakan. Ekpresi jiwa yang ditorehkan oleh sang penyair rata-rata mengambil ide dari alam sekitar.

Imajinasi tentang cinta kasih dari sang penulis kelihatannya mengalir sangat deras. Mulai cinta kepada: kekasih, diri sendiri, keluarga, tanah kelahiran hingga kepada Tuhan Sang Maha Pencipta. Masalah cinta, memang sulit untuk terlepas dari mimpi seorang penyair. Itu pun sudah ada sejak zaman dulu kala. Contohnya, dalam sastra jawa lama, disitu ada: tembang asmarandana yang isinya juga tentang cinta.

Sastra lama pun sangat melegenda dengan cerita cinta, seperti: RomeoYuliet, Roro Mendut Prono Citro, Laela Majenun juga Suminten dan Raden Mas Broto. Begitu juga dalam Cerita Ramayana buah karya dari maha pujangga Walmilky juga tidak lepas dari asmara antara Rama dan Sinta. Begitu juga maha karya Mahabarata yang dikarang oleh sang pujangga Wiyasa yang masih satu negara yakni: India.

Penulis

Aris Rahman Yusuf - adalah nama pena dari Aris Rahmanto. Berdomisili di Mojokerto, Jawa Timur. Suka membaca dan menulis sejak SMP, terutama puisi. Beberapa karyanya telah terbit di beberapa antologi puisi dengan penulis lainnya, diantaranya adalah: Berdoa Bersama (Taddarus Puisi, Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto 2014), Memo Untuk Presiden (Forum Sastra Surakarta 2014), Puisi Ramadhan (Majelis Sastra Bandung 2014), Menebar Asa di Enam Musim (Pena House 2014), Antologi puisi duet Lelaki Hujan (Pena House 2014), Bunga Rampai Terminal Sastra 2014 (KKL 2015), Majapahit Dalam Puisi (KKL 2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (Forum Sastra Surakarta 2015), Antologi Puisi Nasional Luka-Luka Bangsa (PMU 2015). Puisipuisinya juga pernah dimuat di Metro Riau, Denpasar Pos, Radar Bekasi, Malang Pos. Selain puisi, beberapa artikelnya juga pernah dimuat di website pesantren penulis, resensinya pernah dimuat di harian sastra sumbar, FTSnya pernah diterbitkan dalam antologi Secawan Harapan. Saat ini bergiat di LILIPUT (Lingkar Literasi Putih).

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Daftar isi
Prolog: Sahaja dan Bermakna
Kata
Waktu
Warna Cinta
Epilog: Air Mata yang Mati
Tentang Penulis
Lampiran