Tampilkan di aplikasi

Buku MNC Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kearifan Lokal

Masyarakat Tradisional Gunung Kelud

1 Pembaca
Rp 90.000 12%
Rp 79.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 237.000 13%
Rp 68.467 /orang
Rp 205.400

5 Pembaca
Rp 395.000 20%
Rp 63.200 /orang
Rp 316.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku merupakan sari hasil penelitian yang diselesaikan dalam kurun Kearifan Lokal Masyarakat Tradisional Gunung Kelud ini waktu hampir tiga tahun di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Penelitian yang tujuan utamanya untuk menggali kearifan lokal ini dimulai sejak empat bulan setelah gunung api tersebut meletus tanggal 13 Februari 2014. Pelacakan dilakukan melalui folklor yang dimiliki oleh masyarakat pedesaan di lereng Gunung Kelud dengan cakupan semua unsur manifestasinya, yaitu prosesi tradisi ritual sesaji, ubo-rampe sesaji, dan ujub (mantra berbahasa Jawa) dan hal-hal lain yang menyertai jalannya ritual seperti pergelaran kesenian rakyat. Dua kegiatan ini tentu saja melibatkan semua masyarakat yang tinggal di Desa Sugihwaras, terutama penduduk lokal atau dalam buku ini disebut sebagai masyarakat tradisional Gunung Kelud, yang mempunyai keterikatan dengan gunung api dalam aktivitas sosial-budaya keseharian mereka.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Sri Herminingrum

Penerbit: MNC Publishing
ISBN: 9786026743411
Terbit: Maret 2022 , 115 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku merupakan sari hasil penelitian yang diselesaikan dalam kurun Kearifan Lokal Masyarakat Tradisional Gunung Kelud ini waktu hampir tiga tahun di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Penelitian yang tujuan utamanya untuk menggali kearifan lokal ini dimulai sejak empat bulan setelah gunung api tersebut meletus tanggal 13 Februari 2014. Pelacakan dilakukan melalui folklor yang dimiliki oleh masyarakat pedesaan di lereng Gunung Kelud dengan cakupan semua unsur manifestasinya, yaitu prosesi tradisi ritual sesaji, ubo-rampe sesaji, dan ujub (mantra berbahasa Jawa) dan hal-hal lain yang menyertai jalannya ritual seperti pergelaran kesenian rakyat. Dua kegiatan ini tentu saja melibatkan semua masyarakat yang tinggal di Desa Sugihwaras, terutama penduduk lokal atau dalam buku ini disebut sebagai masyarakat tradisional Gunung Kelud, yang mempunyai keterikatan dengan gunung api dalam aktivitas sosial-budaya keseharian mereka.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Sebuah surga yang tersembunyi. Itulah kecantikan alam Indone sia. Pulau, pantai, danau, gunung – bahkan gunung berapi, gua, air terjun, dan lainnya tidak hanya menawarkan pemandangan indah dan panorama yang elok tetapi juga menyajikan kearifan masyarakat dalam menjaga alam di sekitar mereka. Tradisi menghormati alam adalah budaya tradisional yang sarat dengan kearifan lokal untuk menjaga alam yang memberi penghidupan kepada mereka.

Melacak kearifan lokal yang terdapat di dalam sebuah masyarakat tradisional bukanlah perkara mudah karena di samping gerusan arus modernisasi, unsur-unsur yang mengandung kearifan lokal bersifat cair sehingga nilai-nilai yang ada di dalamnya mudah bergeser bahkan berubah makna. Oleh karenanya, keberadaan kearifan lokal selalu dihubungkan dengan keniscayaan perubahan budaya (Sartini, 2004). Sedangkan perubahan budaya sendiri selalu berhubungan dengan perubahan struktur masyarakat; sebuah fenomena sosiokultural yang bersifat inheren (Giddens, 1993) sesuai dengan perubahan zaman terutama karena modernisasi. Kenyataan ini menegaskan bahwa era modern, yang beranalogi dengan globalisasi, tidak bisa dilepaskan dari perubahan sosial. Fenomena ini tidak sematamata mengubah tatanan sosial kehidupan sebuah masyarakat tersebut tetapi juga berbanding lurus dengan dinamika budaya sebagaimana yang terjadi di Indonesia.

Penulis

Sri Herminingrum - Penulis, Sri Herminingrum adalah dosen Senior di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya Malang. Mengabdi sebagai dosen sejak tahun 1983 setelah memperoleh gelar sarjana (Sastra Inggris) dari Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Diponegoro Semarang. Yang bersangkutan menyelesaikan program magister dan doktornya di bidang Kajian Amerika; masingmasing di Fakultas Ilmu-Ilmu Humaniora dan Sekolah Pascasarjana, Ilmu-Ilmu Antar Bidang, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Latar belakang ilmu yang dimiliki penulis berkontribusi banyak terhadap proses kristalisasi semangat keindonesiaannya. Kredo E Pluribus Unum Amerika menggugah kesadarannya untuk semakin mencintai kemajemukan Indonesia – Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini juga yang kemudian meneguhkan pilihan penulis untuk aktif meneliti budaya-budaya lokal di desa-desa dan area urban, termasuk bagaimana para pelaku tradisi-tradisi berbasis kearifan lokal bertahan dari gempuran modernisasi baik secara sosial, politik, ekonomi, dan pengaruh agama. Sekalipun jangkauan penelitian yang dilakukan masih terbatas di beberapa daerah Jawa Timur seperti di Malang, Ngawi, Mojokerto, Jombang, Tulungagung, Kediri, dan Ponorogo, namun merembesnya konsep global dan pesatnya arus kemajuan teknologi yang berimbas pada pergeseran bahkan perubahan budaya lokal juga menjadi perhatian penulis untuk terus menggali fenomena tersebut karena ia percaya bahwa transformasi budaya adalah pengayaan bagi budaya itu sendiri.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bagian 1 Pendahuluan
Bagian 2 Selayang Pandang tentang Gunung Kelud dan Masyarakatnya
Bagian 3 Kepercayaan Lokal Masyarakat Gunung Kelud
Bagian 4 Budaya Lokal Masyarakat Tradisional Gunung Kelud dan Globalisasi