Tampilkan di aplikasi

Buku MNC Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Pendidikan Ala Generasi Kids Zaman Now

1 Pembaca
Rp 25.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 75.000 13%
Rp 21.667 /orang
Rp 65.000

5 Pembaca
Rp 125.000 20%
Rp 20.000 /orang
Rp 100.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Hasil sebuah ilmu pengetahuan dan teknologi adalah laksana pisau bermata dua. Selalu ada dampak positif memudahkan pengguna dan juga dampak negatif atau meresahkan masyarakat. Bahkan Einstein menangis tatkala hasil temuannya berupa nuklir untuk menjawab terbatasnya energi terbarunya disalahgunakan untuk membunuh jutaan orang di 2 Kota yaitu Hirosima dan Nagasaki di Jepang. Hal ini berarti bukan salah besar nuklir diciptakan tetapi yang salah adalah penggunaanya dengan memfungsikan lain sebagai alat pembunuh orang.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Sigit Dwi Saputro

Penerbit: MNC Publishing
ISBN: 9786026743909
Terbit: Maret 2022 , 170 Halaman










Ikhtisar

Hasil sebuah ilmu pengetahuan dan teknologi adalah laksana pisau bermata dua. Selalu ada dampak positif memudahkan pengguna dan juga dampak negatif atau meresahkan masyarakat. Bahkan Einstein menangis tatkala hasil temuannya berupa nuklir untuk menjawab terbatasnya energi terbarunya disalahgunakan untuk membunuh jutaan orang di 2 Kota yaitu Hirosima dan Nagasaki di Jepang. Hal ini berarti bukan salah besar nuklir diciptakan tetapi yang salah adalah penggunaanya dengan memfungsikan lain sebagai alat pembunuh orang.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
“Kids Zaman Now”. Istilah ini sempat booming di media sosial, untuk menyebut generasi masa kini. Banyak polemik yang terjadi. Bagi yang pro terhadap generasi ini, pasti akan membahas sisi positif. Seperti dalam esai Linda S. berjudul “Jangan Anggap Mereka Generasi Micin”. Dalam esai itu, dijelaskan bahwa Generasi Kids Zaman Now merupakan Generasi Z yang sejak kecil berdampingan dengan internet.

Dalam beberapa negara maju, generasi ini lahir pada kisaran tahun 1995-2010. Lebih lanjut, Linda S. membahas sisi lain dari hujatan yang dilayangkan oleh publik selama ini terhadap Generasi Z. Pembahasan Linda S. berorientasi pada kenyataan bahwa generasi inilah yang akan menjadi para pemimpin Indonesia di masa depan. Maka, kemajuan teknologi merupakan tanda positif bagi peradaban suatu bangsa.

Adapun, dalam sebuah esai yang sifatnya subjektif, tentu saja dilatarbelakangi oleh sudut pandang “setuju” atau “tidak setuju”. Bagi beberapa penulis dalam buku ini yang tidak setuju dengan Generasi Z, salah satunya, yakni Afinda Lee. Dalam esainya yang berjudul “Generasi Zamburadul” Afinda benar-benar “mengkritik” Generasi Z secara tajam.

Lebih dari itu, ia juga mengkritik peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai lembaga yang seharusnya berperan besar dalam memfilter nilai-nilai dalam media, tetapi seakan-akan mengabaikan sinetron-sinetron dengan muatan kekerasan, dan tidak pantas bagi pertumbuhan karakter Generasi Z. Ragam sudut pandang tersebut, antara pro dan kontra, baik “setuju” maupun “tidak setuju”, tidak perlu dipusingkan.

Mengingat sebuah perkataan dari seorang dosen Hukum UTM, Irfa Ronaboyd, bahwa “Justru perbedaan sudut pandang itu akan membuat buku ini menjadi kaya”. Sepakat dengan perkataan tersebut, maka buku ini ditulis dengan tujuan agar memperkaya wawasan pembaca, sehingga tidak terjebak pada satu sudut pandang saja.

Pemilihan tema “Pendidikan Ala Generasi Kids Zaman Now” sendiri bertujuan agar para penulis mengembangkan daya kreativitasnya masing-masing. Hal itu didasari pada tema yang cukup luas. Berbicara pendidikan, para penulis dapat mengangkat tema pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Sementara itu, berbicara Generasi Kids Zaman Now, maka akan banyak sekali tema yang dapat diangkat, salah satunya masalah kebahasaan, seperti dalam esai berjudul “Masih Mau Ngotot?” karya Culien Sampymai.

Dalam esai tersebut dibahas fenomena bahasa slang dengan sangat jelas dan cukup imajinatif. Pembahasan masalah ragam bahasa menjadi demikian luwes, sehingga penulis berhasil mengangkat tema kebahasaan dengan indah, tanpa mengabaikan pesan yang ingin disampaikan. Tak cukup sampai di situ, pembahasan kebahasaan juga lebih dalam pada bagian “penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar”.

Keragaman penulis, perbedaan latar belakang, membuat tema-tema dalam buku ini menjadi berwarna, namun tetap dalam satu pokok bahasan, yakni “Pendidikan Ala Generasi Kids Zaman Now”. “Pendidikan” di sini tidak diartikan secara sempit, seperti sekolah atau perkuliahan. Pendidikan dapat berupa apa saja, yang mengandung unsur edukatif, dan mampu mempercerah suatu generasi bangsa.

Peran mahasiswa sebagai agen perubahan dapat tersalurkan melalui gerakan literasi. Sebagai suatu sikap yang harus diambil oleh kaum akademisi inilah maka buku ini ditulis. Pada tahap perencanaan, panitia sepakat akan mengundang seluruh unsur penting Fakultas Ilmu Pendidikan, baik mahasiswa maupun dosen, untuk menyumbangkan gagasannya dalam bentuk tertulis berupa esai populer. Namun, dalam perjalanannya, buku ini tidak hanya ditulis oleh “unsur FIP”, tetapi juga ada beberapa mahasiswa dari fakultas lain yang cukup antusias mengirim tulisan mereka dengan mengikuti persyaratan tertentu.

Karena itu, panitia penyelenggara, Lembaga Pers Mahasiswa Sinar, sangat berterima kasih kepada seluruh penulis yang berkontribusi dalam karya kumpulan esai ini. Pihak penyelenggara cukup merasa “lega”, karena disamping tantangan tugas kuliah, padatnya aktivitas, dan rendahnya minat baca-tulis di Indonesia, kaum akademisi di Universitas Trunojoyo Madura masih antusias dalam gerakan literasi seperti ini.

Terbitnya buku ini juga dilatarbelakangi oleh jasa penerbit yang bersedia mencetak naskah, mendesainkan sampul buku, menataletak, dan memberikan ISBN pada setiap sisi buku. Karena itu, pihak penyelenggara juga mengucapkan kepada penerbit MNC Publishing, yang untuk kali keduanya ini, masih mempercayai kami sebagai “pelanggan setia” setelah terbitnya Kumpulan Cerpen Pikun di penerbit yang sama, pada 2016 lalu.

Terakhir, ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Sulaiman selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Bapak Sigit Dwi Saputro sebagai pembina UKMF LPM Sinar, Bapak Mochamad Asrori dari Serikat Buku yang bersedia menerbitkan naskah ini, dan seluruh kontributor dalam karya ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Selebihnya, terima kasih kepada pembaca yang bersedia meluangkan waktu dan mengapresiasi buku kedua kami ini, dengan membaca, membaca, dan membaca!

Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Akar Masalah dan Solusinya Penerapan Teknologi dalam Pendidikan
Kids Zaman Now, Perubahan dan Esensi Pendidikan
Pertanyaan Sederhana Butuh Jawaban Luar Biasa
Masih Mau Ngotot?
Andai
Generasi Karyn
Jangan Anggap Mereka "Generasi Micin"
Guru dan Siswa Zaman Now
Generasi Zamburadul
Hits atau Katrok
Udah Study Very Hard, Gadonya Micin
Negara yang Berpetak
Ada Apa Dengan Pahlawanku?
Mengubah Micin Menjadi Emas
Kids Zaman Now Vs Kids Zaman Old
Ngehits Tanpa Moral
Teachers Zaman Now untuk Kids Zaman Now
Generasi Micin Zaman Now Hancurkan Masa Depan
Inovasi Full Day School Berbasis Training Motivation untuk Generasi Kidz Zaman Now
Tingkah Laku Kids Zaman Now dalam Pendidikan dan Kehidupan
Kurangi Generasi Copas dan Benahi Moral Kids Zaman Now
Situ Lack Ngenest "Students Lack Reading Interest"
Kertas Putih
Kids Jaman Now Parents Jaman Now
Keluarlah dari Zona Nyaman dalam Lingkar Micin Itu
Ekstrem Bukan Es Krim