Tampilkan di aplikasi

Buku MNC Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kumpulan Puisi: Catatan Hati

1 Pembaca
Rp 35.000 17%
Rp 29.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 87.000 13%
Rp 25.133 /orang
Rp 75.400

5 Pembaca
Rp 145.000 20%
Rp 23.200 /orang
Rp 116.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Catatanmu telah sampai pada malam ke-22 di bulan paling romantis ini El. Dan pada malam yang sama pula, aku telah rampung membaca enam tahun catatanmu itu. Catatanmu gurih dan renyah, walaupun ini musim penghujan. Aku tidak ngiyal-ngiyal saat mengunyahnya, ya seperti kataku tadi, catatanmu gurih dan renyah. Nampaknya hujan tidak membawa dampak besar pada catatanmu, Catatan Hati, sehingga aku bisa melahapnya tanpa tersedak. El, aku menemukan sebuah keteguhan dalam Catatan Hati. Keteguhan seorang petualang. Tidak hanya itu, kamu juga mencatat segala hal yang penting dan bahkan yang tidak penting bagi orang lain.

Tentu itu hal yang patut diberi acungan jempol. Kautahu El, Negarakertagama yang berkisah tentang Majapahit itu juga merupakan catatan Dang Acarya Nadendra atau yang saat ini dikenal dengan Empu Prapanca. Catatan Prapanca itu El, saat ini menjadi rujukan paling tepercaya bila menyoal Majapahit. Lebih mengejutkan lagi El, Negarakertagama pada tahun 2015 lalu dinyatakan sebagai MOW (Memory of The Word) oleh UNESCO. Padahal tahun 2005 lalu oleh UNESCO Negerakertagama dinyatakan sebagai MOW hanya untuk wilayah Asia Pasifik. Maka dari itulah, catatan bagiku adalah sesuatu yang penting El.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Mulia Ahmad Elkazama

Penerbit: MNC Publishing
ISBN: 9786026931726
Terbit: Maret 2022 , 112 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Catatanmu telah sampai pada malam ke-22 di bulan paling romantis ini El. Dan pada malam yang sama pula, aku telah rampung membaca enam tahun catatanmu itu. Catatanmu gurih dan renyah, walaupun ini musim penghujan. Aku tidak ngiyal-ngiyal saat mengunyahnya, ya seperti kataku tadi, catatanmu gurih dan renyah. Nampaknya hujan tidak membawa dampak besar pada catatanmu, Catatan Hati, sehingga aku bisa melahapnya tanpa tersedak. El, aku menemukan sebuah keteguhan dalam Catatan Hati. Keteguhan seorang petualang. Tidak hanya itu, kamu juga mencatat segala hal yang penting dan bahkan yang tidak penting bagi orang lain.

Tentu itu hal yang patut diberi acungan jempol. Kautahu El, Negarakertagama yang berkisah tentang Majapahit itu juga merupakan catatan Dang Acarya Nadendra atau yang saat ini dikenal dengan Empu Prapanca. Catatan Prapanca itu El, saat ini menjadi rujukan paling tepercaya bila menyoal Majapahit. Lebih mengejutkan lagi El, Negarakertagama pada tahun 2015 lalu dinyatakan sebagai MOW (Memory of The Word) oleh UNESCO. Padahal tahun 2005 lalu oleh UNESCO Negerakertagama dinyatakan sebagai MOW hanya untuk wilayah Asia Pasifik. Maka dari itulah, catatan bagiku adalah sesuatu yang penting El.

Pendahuluan / Prolog

Sekapur Sirih
Menulis, selain menjadi hobi, juga menjadi perjuangan bagi penulis. Ya, menulis adalah berjuang; mencari inspirasi, meliarkan imajinasi, menuangkan ide, dan meraciknya menjadi sebuah adonan bernama puisi. Tidak hanya itu, menulis merupakan langkah terbaik bagi saya mengekspresikan gejolak dada, menuangkan segala hal yang berjejal dalam pikiran, serta sarana yang indah untuk memperbaharui hati dan memperluas cakrawala.

Sebagai pemula, saya masih perlu banyak belajar dan mengkaji tentang dunia kepenulisan. Bermodal keberanian dalam meramu ide dan gagasan dalam diksi yang masih belepotan, serta imajinasi pas-pasan, saya pun memberanikan diri mengumpulkan beberapa karya puisi dalam sebuah buku. Bersama harapan, pembaca bersedia memberi dan membagi sedikit ilmunya kepada saya yang masih amatir ini.

Menulis adalah berjuang. Motto itu yang selalu saya tanamkan pada diri saya, supaya semakin semangat belajar untuk memperbaiki kualitas tulisan selanjutnya. Dalam kumpulan puisi ‘Catatan Hati’ ini, suatu perjuangan agar buah karya saya dibaca, diterima, dan diapresiasi yang akan menambah khasanah ilmu di dunia kepenulisan. Kenapa saya menulis? Sebab dengan menulis, saya tidak akan kehabisan ruang. Selalu saya temukan ruang-ruang baru dengan sensasi mendebarkan dalam setiap perjuangan.

Alhamdulillah, akhirnya saya dapat mengumpulkan Catatan Hati dalam jangka beberapa tahun, sebuah buku antologi yang isinya rangkuman apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan. Tentu di dalamnya banyak hal yang mungkin tak sesuai dengan kaidah kepenulisan. Kritik dan saran saya harapkan dari pembaca sebagai ilmu baru untuk memperbaiki tulisan selanjutnya. Ucapan terima kasih, dihaturkan kehadirat Allah swt. atas limpahan rahmat imajinasi dan nikmat inspirasi.

Kepada orang tua yang selalu menjadi motivator ulung dalam semua hal yang saya lakukan. Juga teman, sahabat, dan siapa pun yang sudah mendedikasikan diri, tenaga, ilmu, dan hal-hal baik kepada saya, sehingga keberanian untuk ikut meramaikan dunia literasi Indonesia tumbuh menggelora.

Tak lupa Serikat Buku, Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Mojokerto, Penerbit, Mas Muhammad Asrori dan Bunda Lia Zaenab (MakLi) atas kerja samanya sehingga buku ini terbit. Akhir kata, semoga buku ini bisa memberi manfaat kebaikan untuk semua orang, dan menjadi salah satu cara menumbuhkan semangat saya dalam berkarya lebih baik lagi.

Selamat membaca ‘Catatan Hati....’

Penulis

Daftar Isi

Cover
Sekapur Sirih
Prolog: Surat untuk El
Daftar Isi
Catatan Hati 2011
Catatan Hari 2012
Catatan Hati 2013
Catatan Hati 2014
Catatan Hati 2015
Catatan Hati 2016
Epilog: Membaca Mulia
Tentang Peniulis
Bibliografi