Ikhtisar
Sekolah yang menyenangkan adalah oase yang hadir di tengah keringnya dunia pendidikan. Awalnya, oase ini bisa jadi dipandang sebelah mata. Bisa karena pesimisme, bisa juga karena keberadaan dan arti pentingnya tak disadari. Namun demikian, kini sekolah yang menyenangkan kian menjadi tujuan orangtua menyekolahkan anaknya. Ada apa sih di sekolah yang menyenangkan? Buku ini mengupas banyak hal tentang bagaimana seharusnya sebuah sekolah. Kolaborasi para penulisnya merupakan salah satu wujud nyata konsep sekolah ideal.
Ulasan Editorial
Buku ini mengajak guru dan orangtua menjadikan sekolah sebagai ajang memperoleh pengalaman menarik bagi siswa.
Sekolah tiba-tiba berubah menjadi rumah yang menyenangkan untuk mengetahui rahasia ilmu pengetahuan. Setiap sudut kelas menjadi hidup, setiap materi berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Mengubah suasana belajar yang kaku menjadi ceria, unik, penuh tantangan yang dinamis dan tak terlupakan. Guru selalu menjadi inspirasi bagi para siswanya. Temukan tips-tips praktis menjadi ‘great teacher’ di buku ini.
Jika kita percaya bahwa setiap anak mempunyai potensi kecerdasan dan berkembang dengan caranya sendiri; ibarat api unggun, maka buku ini adalah pemantiknya
Penulis buku best seller Sekolahnya Manusia
/
Munif Chatib
Sekolah yang kaku tidak akan menjadi tempat belajar yang baik, karena di sana anak hanya sekolah, tapi tidak belajar. Schooling but not learning. Buku ini menyampaikan pesan kepada para guru bahwa tugas pendidik bukan sebatas mengajar. Guru seharusnya juga adalah manajer kelas yang lihai menciptakan atmosfer belajar mandiri dan menyenangkan
Pemred Pikiran Rakyat
/
Budhiana Kartawijaya
Buku ini luar biasa indah. Jauh sebelum pemerintah mencanangkan pendidikan karakter, Gemilang Mutafannin telah mengajarkan karakter dengan cara indah. Bila semua sekolah mengikuti jejaknya, maka pendidikan kita akan gemilang
Penulis & “advokat” pendidikan
/
Bambang Q Anees
Membaca buku ini membawa saya pada masa-masa indah “menemukan” model pengembangan kurikulum pendidikan anak merdeka bersama Pak Edi dan beberapa rekan lain. Yang luar biasa dari buku ini adalah proses penemuan tanpa henti, dalam suasana interaksi guru, anak, orangtua, manajemen sekolah yang menyenangkan. Saya yakin bahwa buku ini akan menjadi sumber inspirasi bagi para pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan sekolah di Indonesia, untuk selalu tanggap terhadap perubahan kebutuhan peserta didik, agar tumbuh jadi pribadi mandiri. Selamat berkarya demi kepentingan terbaik anak
“advokat” pendidikan masyarakat
/
YantiKerLiP
Belajar itu bisa kapan pun, di mana pun, dari siapa pun, dan dengan cara apa pun. Buku ini penuh dengan berbagai tips dan trik yang bisa dijadikan model, dikembangkan, dan disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan anak. Bagi pendidik, buku ini menyegarkan kembali visi dan misi pendidikan yang seharusnya diperlukan bagi masa depan generasi penerus, bukan pengajaran ilmu yang hanya dipakai sesaat
Musisi, komposer, arranger
/
Carolina S Yana
Pendahuluan / Prolog
Pendahuluan
Asep berlari gembira memasuki gerbang sekolah, penuh harap dengan hari pertama yang akan dijalaninya. Namun, ternyata kegembiraan itu tidak lama. Ketika masuk ke ruang kelas, Asep mulai merasa asing. Kelasnya bisu. Tidak ada keceriaan yang ditampilkan. Benar-benar bisu. Polos. Bukan karena kondisi yang sederhana, tapi memang didesain agar terbentuk keseragaman dan keteraturan. Di dinding kanan ada poster berisi tata tertib yang didominasi larangan. Hanya poster itu saja. Sisi dinding yang lain sangat dijaga kebersihannya.
Masih ada sedikit harapan dalam diri Asep. Mungkin ini baru awal. Mungkin sebentar lagi kelas ini akan berubah. Mungkin dia dan teman-temannya bisa melakukan sesuatu....
Sayang, semua kemungkinan berakhir saat gurunya masuk. “Tahun ini akan lebih berat bagi kalian,” sang guru membuka petuah. “Tentu saja kalian harus bekerja keras.” Asep berharap, Sang Guru akan memberi kejutan. “Kalau tidak serius, kalian akan gagal. Dan mengecewakan ayah ibu yang telah membiayai kalian. Kasihan kan, mereka?” lanjut Sang Guru.
Asep kian tidak nyaman. Kata-kata Sang Guru telah meruntuhkan semangatnya. Akhirnya, Asep benar-benar kehabisan harapan ketika sesi pembuka itu diakhiri dengan: “Kalian jangan macam-macam, tidak perlu banyak bertanya. Jangan bercanda, kalian harus serius. Sekali lagi serius. Jangan mengecewakan Bapak. Mulai besok akan banyak latihan.” Sekolah telah “membunuh” Asep.
Daftar Isi
Cover Depan
Halaman Judul
Copyright
Kata Mereka
Kata Pengantar
Daftar Isi
Untitled
Pendahuluan
Sekolah Masa Depan
Learning Society
Asyiknya Petualangan Belajar
Bagian I Belajar atau Bermain?
Anak Nakal: Adakah?
Sekolah yang Asyik itu Hak Asasi Anak
Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi
Sekolah Inklusi
Mengakomodasi Semua Anak
Apa pendapat Rasulullah tentang Bermain?
Bagian II Sekolah Interaktif: Akademis VS Non Akademis
Pintar itu yang Bagaimana?
Realitas Kurikulum Nasional
Melongok Kurikulum Negara Lain:
Jepang
Amerika
Finlandia
Di Mana Posisi Indonesia?
Berdamai dengan Kurikulum Nasional
Bagian III Guru yang Menyenangkan
Guru yang Powerful
Guru yang Cekatan
Menghadapi Anak yang Banyak Bicara
Guru dan Tugas Tambahan
Dipanggil Kepala Sekolah
Menghadapi OrangTua Ceriwis
Ruang Kelas yang Berdaya
Guru bukan Ratu
Diskusi Kelompok
Story Telling
Saling Memberi Penghargaan
Tugas Akhir Pekan bukan PR
Evaluasi Pembelajaran
Pekan Lomba
Ulangan Akhir Semester
Bagian IV Orangtua yang Menyenangkan
Lantas, di Mana Posisi Sekolah?
Peran Aktif Orangtua
Organisasi Orangtua
Forum Kelas
Parenting
Market Day
Guru Outsource
Bagian V Hakikat Sekolah Interaktif
Tiga Lingkaran Beririsan
Paradigma Holistik
Lima Prinsip Sekolah Interaktif yang Menyenangkan
Prinsip 1: Tauhid
Prinsip 2: Cinta
Prinsip 3: Adil
Prinsip 4: Kadar
Tiga Karakter Sekolah yang Menyenangkan
Karakter 1: Pandai Bersyukur
Karakter 2: Sabar
Karakter 3: Sederhana
Tiga Pilar Kompetensi Sekolah Interaktif
Kompetensi 1: Dzikrullah
Kompetens 2: Tafakkur
Kompetensi 3: Amal Saleh
Tiga Pilar Kepemimpinan Sekolah Interaktif
Kepemimpinan 1: Jujur
Kepemimpinan 2: Amanah
Kepemimpinan 3: Menyantuni Manusia
Bagian VI Belajar di Luar itu Menyenangkan
Mengapa Belajar di Luar Sekolah itu Perlu?
Night at School
Homestay
Camping
Supercamp
Kegiatan Khas Keagamaan
Manasik Haji
Qurban
Mabit
Bagian VII Deret Langkah Masih Panjang
Langkah ke-1: Pintu Gerbang
Langkah ke-2: Ayo Kita Bermimpi Menjadi Pelangi yang Menghias Dunia, dan Jadikan Sebuah Kenyataan yang Elok Kelak
Langkah ke-3: Wow!
Langkah ke-4: Aha!
Langkah ke-5: Aku Tahu!
Langkah ke-6: Hore!
Langkah Ke-7: Jadilah Dirimu, Nak. Dengan Nama-Nya.
Langkah ke-8: Bukan Langkah Terakhir, Semuanya Awal
Ucapan Terimakasih
Daftar Pustaka
Indeks
Tentang Penulis
Cover Belakang