Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Berani Bicara di Depan Publik

Langkah-langkah Menguasai Audiens dengan Penyampaian Gagasan Secara Memikat

1 Pembaca
Rp 60.000 15%
Rp 51.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 153.000 13%
Rp 44.200 /orang
Rp 132.600

5 Pembaca
Rp 255.000 20%
Rp 40.800 /orang
Rp 204.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Bicara di depan publik sudah menjadi tuntutan pada zaman ini. Dari politisi, rohaniwan, guru, hingga ketua RT, dituntut untuk tampil komunikatif di hadapan khalayak. Kemahiran bicara bukanlah bakat alami, melainkan bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau belajar. Buku ini di-dedikasikan untuk pembaca yang ingin menjadi orator yang andal. Di dalamnya disajikan langkah-langkah menjadi ahli pidato yang bisa memikat pendengar, dari sejak menulis teks pidato yang efektif hingga cara-cara untuk menghilangkan gugup dan memunculkan rasa percaya diri.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Natalie H. Rogers
Editor: M. Ni’mal Fata / Dedi Benggol

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023501984
Terbit: Februari 2018 , 204 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Bicara di depan publik sudah menjadi tuntutan pada zaman ini. Dari politisi, rohaniwan, guru, hingga ketua RT, dituntut untuk tampil komunikatif di hadapan khalayak. Kemahiran bicara bukanlah bakat alami, melainkan bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau belajar. Buku ini di-dedikasikan untuk pembaca yang ingin menjadi orator yang andal. Di dalamnya disajikan langkah-langkah menjadi ahli pidato yang bisa memikat pendengar, dari sejak menulis teks pidato yang efektif hingga cara-cara untuk menghilangkan gugup dan memunculkan rasa percaya diri.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
SDi dalam kelas, saya akan duduk dan mendengarkan pidato panjang psikoterapis, setelah beberapa tahun sebelumnya berkecimpung di dunia teater, saya mengikuti sebuah kursus tentang komunikasi lisan. epuluh tahun yang lalu, ketika mengawali karier kedua saya sebagai yang disampaikan para siswa. Saya mengamati perasaan gugup dan tidaknyaman para siswa saat menyampaikan presentasi mereka. Meskipun kursus sudah berlangsung beberapa waktu, kemampuan mereka tidak menjadi lebih baik. Di awal dan di akhir semester, pidato mereka sama-sama tidak efektif. Di akhir semester, rasa tidak nyaman yang dirasakan siswa masih sama seperti di hari pertama.

Sebagai orang yang cukup lama berkecimpung di dunia teater, baik sebagai aktor, pengajar, maupun sebagai sutradara, saya mengamati penampilan mereka dengan rasa tidak percaya. Bagaimana mungkin sang instruktur tidak menyadari perasaan takut, cemas, dan rasa panik yang jelas dirasakan orang-orang malang tersebut? Bagaimana mungkin dia mengabaikan semua itu? Bagaimana mungkin dia bisa terus membahas tentang prinsip bicara yang meyakinkan, kalau pidato yang disampaikan para siswa sama sekali tidak masuk akal? Bagaimana mungkin prinsip kebebasan dari komunikasi lisan bisa berkembang di tengah spektrum rasa takut yang jelas tergambar di ruang kelas? Sebagian besar peserta, yang selama hidupnya belum pernah berdiri di depan kelompok pendengar untuk memberikan pengarahan, betapapun sederhananya, sekarang diminta untuk menyusun dan membacakan sebuah naskah pidato yang lengkap, langsung sejak hari pertama.

Ketika tersadar dari keterpanaan saya, sebuah gagasan bagus tibatiba saja muncul di kepala saya, “Aha!” Saya menyadari, bahwa model pelatihan yang terbukti ampuh bagi para aktor untuk mengatasi rasa cemas mereka, bisa juga diterapkan untuk pembicara di depan publik. Dengan pemikiran ini, setahap demi setahap, saya menyusun program pelatihan untuk membentuk keahlian dasar bidang presentasi.

Dalam waktu sepuluh tahun, gagasan tersebut telah berkembang menjadi sebuah program pelatihan sistematis, yang kemudian diperkaya oleh pengalaman saya sebagai psikoterapis perilaku. Pengetahuan yang saya miliki, dan pelatihan yang saya laksanakan selama kurun waktu tersebut, telah memperluas lingkup dan dimensi program yang saya kembangkan, yang kemudian dirumuskan ke dalam sebuah kerangka teoretis yang ilmiah sekaligus praktis.

Program yang saya beri nama Talk-Power (Kekuatan-Bicara) ini untuk pertama kalinya diperkenalkan di 92nd Street YM/YWHA di kota New York. Secara terus-menerus, saya melaksanakan seminar dan kursus di La Baruch College, the National Congress for Neighborhood Woman, dan untuk beberapa perusahaan seperti J.C. Penney dan IBM. Saya juga memiliki sejumlah klien pribadi, termasuk di antaranya, para pengacara, para eksekutif dunia bisnis, serta para politikus. Pengalaman yang saya kumpulkan selama menangani permasalahan mereka membantu saya untuk menyempurnakan program yang saya kembangkan, yang secara nyata telah mengubah hidup ratusan siswa dan klien saya. Melalui buku ini, saya ingin berbagi gagasan dengan Anda, sehingga Anda pun memiliki “Kekuatan-Bicara.”

Daftar Isi

Sampul
Daftar isi
Ucapan terimakasih
Pendahuluan
Bab 1: Mengapa anda takut?
     Gejala-gejala tertekan
     Mengapa anda merasa sangat cemas
     Bedanya bicara di depan publik dengan
     Keahlian yang anda butuhkan
     Relaksasi
     Otak
     Mengambil alih kendali
     Sintesis kekuatan-bicara
     Klinik rasa panik
Bab 2: Mengendalikan reaksi rasa takut
     Menguasai panggung
     Menghadap pendengar
     Kontak mata
Bab 3: Cara mengawali pidato
     Memantapkan diri
Bab 4: Formula kerja program kekuatan-bicara:
     Formula kekuatan-bicara
     Anggaran kata-kata
Bab 5: Mulai menyusun naskah pidato:
     Memilih topik untuk pidato anda
     Formula kerja kekuatan-bicara
     Beberapa model pembukaan
     Berhenti sejenak
Bab 6: Menyampaikan pesan anda:
     Topik bahasan yang didasarkan pada lelucon
     Formula kekuatan bicara
     Pokok pikiran yang baik
     Pokok pikiran yang buruk
Bab 7: Bagaimana
     Formula kekuatan-bicara
     Pola menyusun latar belakang
     Keahlian untuk menyunting
Bab 8: Berpikir sistematis:
     Formula kekuatan-bicara
     Penggagasan
     Proses seleksi
     Mengembangkan butir-butir pembahasan
     Pesan pokok pikiran
     Mengurutkan butir pembahasan
Bab 9: Mengucapkan salam perpisahan:
     Formula kekuatan-bicara
     Jenis-jenis kesimpulan
     Mampukah anda mencapai tujuan sesuai
     Cara kerja formula kekuatan-bicara
Bab 10: Cara menggunakan Alat bantu visua
     Alat bantu elektronik
     Demonstrasi (cara membuat sesuatu)
Bab 11: Menjawab pertanyaan pendengar
     Pertanyaan yang tidak terjawab
     Bagaimana menemukan jawaban
     Pertanyaan atau komentar yang menyudutkan
     Mengikuti petunjuk dari pita rekaman
Bab 12: Kode etik hak bicara di depan publik
     Kode etik tentang hak untuk bicara di depan
     Manfaat program kekuatan-bicara untuk
Bab 13: Jadwal untuk orang sibuk
     Jadwal dalam program kekuatan-bicara
     Model bermain dari program
     Jadwal “produksi” yang terdiri dari dua
Bab 14: Dari tempat duduk ke mimbar umum
     Menuju hari H presentasi
     Petunjuk untuk perubahan yang bertahap
     Kesimpulan
Lampiran 1: Klinik rasa panik
     Gejala-gejala panik saat tampil
     Latihan khusus untuk pembicara yang panik
Lampiran 2: Latihan lanjutan:
Lampiran 3: Latihan kinestetik
Lampiran 4: Partisipasi dalam pertemuan
Lampiran 5: Video sebagai perangkat pelatihan
Lampiran 6: Gagap
Indeks
Catatan