Ikhtisar
Cerita tentang bagaimana para pengelola jurnal ini berjibaku dengan naskah-naskah hasil penelitian, bagaimana mereka memilah dan memilih, melakukan perubahan kecil, melihat kembali dan segala kegiatan yang bagi sebagian orang menjemukan, namun mereka melakukannya dengan suka cita bahkan lupa waktu tergambar di dalam buku ini. Saya bisa saja menyebut mereka 'paperoholic' yang akan 'sakaw' ketika selama beberapa waktu tidak melihat kertas-kertas tulisan ilmiah tersebut. Bahkan mereka pun menolak kata 'duka' untuk pekerjaan jelimet tersebut. Bahkan ada pula cerita bahwa dalam proses mencari penulis, mencari mitra bestari penelaah bahkan sampai proses edit, me-layout hingga menerbitkan naskah yang seharusnya dikerjakan lebih dari satu orang seringkali justru dilakukan seorang diri saja. Adalah Pengelola jurnal dalam naungan Aliansi Pengelola Jurnal Berintegritas Indonesia (ALJEBI) yang menuliskan cerita mereka selama mengelola Aljebi hingga meraih kesetaraan kualitas melalui akreditasi.
Buku ini sangat menarik dibaca oleh siapa pun yang sedang berkecimpung di dunia pengelolaan jurnal. Pengalaman masing-masing pengelola yang memiliki peran berbeda akan menjadi sumber ilmu pengetahuan yang patut diserap sebagai sebuah pengalaman 'lain' yang bisa jadi memiliki manfaat luar biasa ketika nantinya mereka (para pengelola jurnal) bertemu permasalahan yang sama. Bagaimana para pengelola jurnal itu bertahan demi sebuah kata 'sustainibilitas' atau keabadian? Silakan membaca dengan seksama, memahami detailnya, dan ikut merasakan dinamika di dalamnya.
Pendahuluan / Prolog
Menjaga Eksistensi Jurnal Ilmiah
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berilmu (QS. Ali Imron 190) The concept of truth and good are values that already inherent in science… Science has also shown that we are all interconnected… This dialectic should be first engaged in by the larger community of scientists and ethicists and then by the society as a whole. (Menapace 2018) Hari itu saya sedang berada di ruangan mungil, ruangan penuh lembaran kertas, dari yang berbentuk kertas HVS untuk dikorbankan menjadi media tinta printer, berbentuk kumpulan artikel yang tersatukan dalam jurnal ilmiah hingga buku-buku bacaan santai hingga serius. Aroma wangi berbagai bentuk kertas itulah yang menjadi pengharum dan tampilan kemewahan ruangan kami. Ruangan kami, pengelola Jurnal Akuntansi Multiparadigma (JAMAL), sebagaimana yang sama pula suasana aromanya dengan International Journal of Religious and Cultural Studies (IJRACS) dan Jurnal Oetoesan Hindia (OH)1, ketiganya di mana saya terlibat dan kami kelola bersama dengan para pencinta ilmu; hanya dapat terkalahkan kedahsyatan aroma kertas ilmiahnya oleh perpustakaan dan ruang baca di kampus.
Aroma lain yang tak beda menyeruak dari layar laptop dan komputer personal di mana words, pdf, photosop, dan berbagai aplikasi digerakkan menjadi sebuah artikel. Aroma mesin pembantu menghasilkan artikel ilmiah memang tak dapat terkalahkan oleh substansi aroma keilmiahan artikel-artikel yang tersaji di dalamnya. Hanya kami memang yang mampu merasakan kehadiran keunikan aroma yang tak ada di manapun, ya aroma unik bagaimana proses penerbitan gagasan ilmu yang nantinya mengisi ruang-ruang lain. Di ruangan inilah memang proses menjadinya (to be) sebuah filosofi, teori, konsep, dan temuan riset diabadikan dalam bentuk jurnal ilmiah. Pengabadian kehidupan sains adalah tugas kami para pengelola jurnal.
Bagi saya tugas sebagai pengelola jurnal bukan masalah ikhlas yang bertendensi negatif, ikhlas diceburkan mengurus sirkulasi artikel, dengan iming-iming sebagai kawah candradimuka meniti jenjang karir di kampus. Karena ikhlas semacam ini adalah ikhlas berorientasi kepentingan utilitarian yang justru dapat menggeser penjagaan keabadian sains yang sakral. Menjadi pengelola jurnal bukan pula masalah dianggap seperti orang gila yang bertendensi sebaliknya dari kegilaan psikis atau gangguan kejiwaan.
Karena gila semacam ini adalah gila yang tak punya alur saintifik dan struktur berpikir yang dapat menggerakkan jurnal ilmiah layak terbit dengan kecadasan artikel-artikel hasil riset maupun gagasan konseptual.
Penulis
Aji Dedi Mulawarman - Forum Dosen Ekonomi dan Bisnis Islam atau FORDEBI adalah wadah bagi dosen dan perguruan tinggi di Indonesia untuk bekerja sama mengembangkan kurikulum, SDM, dan riset di bidang ekonomi, manajemen, dan akuntansi syariah.
Novrida Qudsi Lutfillah - Novrida Qudsi Lutfillah Peneliti senior di Peneleh Research Institute (PRI), Pengelola jurnal IMANENSI sebagai Chief in Editor, menjadi editor dan reviewer di beberapa jurnal bereputasi nasional dan internasional. Selain aktif mengajar di dalam bidang akuntansi di Politeknik Negeri Malang, Doktor Ilmu Akuntansi lulusan Universitas Brawijaya ini merupakan pengurus Yayasan Peneleh Jang Oetama (YPJO), Aliansi Pengelola Jurnal Berintegritas Indonesia (ALJEBI), PUSPA ALJEBI, Forum Dosen Ekonomi dan Bisnis Islam (FORDEBI).
Daftar Isi
Sampul
Pengantar Penerbit
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bagian 1 Niat Mengelola Jurnal
Menjaga Eksistensi Jurnal Ilmiah
Luruskan Niat Dan Berbahagialah:Refleksi Senarai Hikmah Pengelolajurnal Ilmiah
Niat Mengelola Jurnal
Kebahagiaan Pengelola Jurnal
Laksana Menggali Sumurtanpa Dasar
Bagian 2 Peran Asosiasi Pengelola Jurnal
Urgensi Menjadi Anggota Asosiasi Pengelola Jurnal
Bersama Asosiasi,Mengakreditasikan Jurnal
Bagian 3 Merawat “Sang Newbie"
Sang “Newbie”Perspektif Akuntansi
Editor “Newbie”: Nggak Hanyajurnal Yang “Newbie”
Bagian 4 Tata Kelola Jurnal
Alur Tata Kelola Jurnal
Tata Kelola Jurnal Elektroniksebagai Suatu Sistem
Jaga Stok Naskah Tetap Memadai
Berkenalan Dengan Indeksasi
Mengelola Jurnal Agar Tetapterbit Dengan Kualitas Lebih Baik
Bagian 5 Etika Publikasi
“Menakar” Etika Publikasi
Pedoman Etika Untuk Publikasi
Bagian 6 Solid(Ar)Itas Manajemen Jurnal
Mitra Bestari Berkomitmen:Pencarian Dan Penghormatan
Tentang Penulis