Tampilkan di aplikasi

Buku Peneleh hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Sistem Pengendalian Manajemen Berbasis Spiritualitas

1 Pembaca
Rp 100.500 15%
Rp 85.425

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 256.275 13%
Rp 74.035 /orang
Rp 222.105

5 Pembaca
Rp 427.125 20%
Rp 68.340 /orang
Rp 341.700

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini berbicara tentang membangun spiritualitas dalam organisasi melalui rancangan dan implementasi sistem pengendalian manajemen. Ilusi Sang Ego telah melahirkan materialisme yang hanya menghasilkan penderitaan berkepanjangan. Untuk terbebas dari ilusi tersebut, diperlukan spiritualitas yang menyatukan seluruh bentuk kehidupan dan membentuk manusia yang seutuhnya. Di sinilah pentingnya SPM dalam kehidupan berorganisasi. SPM dapat menumbuhkembangkan welas asih, kesadaran penuh, aktivitas bermakna mendalam, dan transendensi pada anggotanya. Saat SPM berbasis spiritualitas dikembangkan, fokus sebuah perusahaan bukan lagi pada kinerja berbasiskan konsep profit yang sempit dan egois, namun meluas menjadi surplus. Surpluslah yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk sehat secara finansial dan terus bertumbuh serta mendatangkan kebahagiaan bagi pemegang saham, karyawan, pemasok, pelanggan, masyarakat luas, serta seluruh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap operasi perusahaan dan alam/lingkungan hidup. Jadi SPM berbasis spiritualitas memungkinkan munculnya kinerja perusahaan yang melampaui ego dan kepentingan sempit dari investor dan manajemen puncak.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Sujoko Efferin
Editor: Ari Kamayanti

Penerbit: Peneleh
ISBN: 9786027419735
Terbit: Agustus 2016 , 202 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ini berbicara tentang membangun spiritualitas dalam organisasi melalui rancangan dan implementasi sistem pengendalian manajemen. Ilusi Sang Ego telah melahirkan materialisme yang hanya menghasilkan penderitaan berkepanjangan. Untuk terbebas dari ilusi tersebut, diperlukan spiritualitas yang menyatukan seluruh bentuk kehidupan dan membentuk manusia yang seutuhnya. Di sinilah pentingnya SPM dalam kehidupan berorganisasi. SPM dapat menumbuhkembangkan welas asih, kesadaran penuh, aktivitas bermakna mendalam, dan transendensi pada anggotanya. Saat SPM berbasis spiritualitas dikembangkan, fokus sebuah perusahaan bukan lagi pada kinerja berbasiskan konsep profit yang sempit dan egois, namun meluas menjadi surplus. Surpluslah yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk sehat secara finansial dan terus bertumbuh serta mendatangkan kebahagiaan bagi pemegang saham, karyawan, pemasok, pelanggan, masyarakat luas, serta seluruh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap operasi perusahaan dan alam/lingkungan hidup. Jadi SPM berbasis spiritualitas memungkinkan munculnya kinerja perusahaan yang melampaui ego dan kepentingan sempit dari investor dan manajemen puncak.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
Sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan alat yang memungkinkan adanya proses edukasi secara trampil untuk membangun spiritualitas dalam organisasi dan menyatukan kinerja komersial dan sosialnya. Visi, misi, dan tujuan organisasi yang didasarkan pada niatan baik seorang pemimpin perlu diturunkan menjadi panduan operasional dalam aktivitas sehari- hari. Di sinilah pentingnya SPM dalam kehidupan berorganisasi.

SPM dapat menumbuhkembangkan welas asih, kesadaran penuh, aktivitas bermakna mendalam, dan transendensi pada anggotanya. Saat SPM berbasis spiritualitas dikembangkan, fokus sebuah perusahaan bukan lagi pada kinerja berbasiskan konsep profit yang sempit dan egois, namun meluas menjadi surplus. Surpluslah yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk sehat secara finansial dan terus bertumbuh serta mendatangkan kebahagiaan bagi pemegang saham, karyawan, pemasok, pelanggan, masyarakat luas, serta seluruh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap operasi perusahaan dan alam/ lingkungan hidup. Jadi SPM berbasis spiritualitas memungkinkan munculnya kinerja perusahaan yang melampaui ego dan kepentingan sempit dari investor dan manajemen puncak.

Penulis

Sujoko Efferin - Drs.ec. Sujoko Efferin, MCom(Hons), MA (Econ), PhD Sujoko Efferin, PhD saat ini menjabat sebagai dosen tetap akuntansi di Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE UBAYA) dan Direktur Kerjasama Kelembagaan di UBAYA. Ia juga menjadi konsultan dan trainer bidang Kepemimpinan, Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi di berbagai perusahaan.

Sujoko mendapatkan pendidikan S-1 jurusan Akuntansi dari UBAYA, Honours Master of Commerce in Accountancy (University of Wollongong, Australia), Master of Arts in Social Research Methods (University of Manchester, UK) dan PhD in Management Control System (University of Manchester, UK). Ia telah mempublikasikan karyanya di berbagai jurnal dan simposium internasional, antara lain: Journal of Accounting in Emerging Economies (2016); Journal of Accounting and Organizational Change (2015); book chapter di Peranakan Communities in the Era of Decolonialization and Globalization yang diterbitkan oleh Baba House NUS and Chinese Heritage Centre (NTU) (2013); Accounting, Organizations and Society – Elsevier (2007) (menjadi artikel dalam bidang bisnis, manajemen dan akuntansi yang paling banyak di-download di seluruh dunia versi Science Direct tahun 2007); book chapter di Southeast Asia’s Chinese Businesses in An Era of Globalization: Coping with the Rise of China yang diterbitkan oleh Institute of Southeast Asian Studies-Singapore, (2006); dan Global Management Accounting Research Symposium-Michigan State University-US (2005).

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Referensi
Bab 1 Ilusi Sang Ego:Materialisme vs Spiritualitas
     1 1 Ego dan Konsep yang Tercipta
     1 2 Ego dalam Bisnis, Kesalingterkaitan dan Perubahan
     1 3 Spiritualitas dalam Konteks Bisnis
     1 4 Model Organisasi: Materialistik vs Spiritua
     1 5 Konklusi
Bab 2 Mengenali Penderitaan di Sekitar Kita
     2 1 Kemiskinan dan Kelaparan
     2 2 Pendidikan Dasar
     2 3 Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
     2 4 Pengurangan Kematian Balita
     2 5 Perbaikan Kesehatan Maternal
     2 6 Penanganan Penyakit
     2 7 Pelestarian Lingkungan Hidup
     2 8 Kemitraan Global untuk Pembangunan
     2 9 Peredaran Narkoba
     2 10 Konklusi
Bab 3 Sistem Pengendalian Manajemen dalam Organisasi Materialistik dan Spiritual
     3 1 Sistem Pengendalian Manajemen: Pengertian dan Peranan
     3 2 SPM dalam Organisasi Materialisti
     3 3 SPM dalam Organisasi Spiritual: Sepuluh Prinsip
     3 4 Konklusi
Bab 4 Sistem Pengendalian Manajemen:Membangun Budaya Organisasi
     4 1 Budaya Organisasi: Pengertian dan Peranan
     4 2 Nilai-nilai Spiritual dalam Budaya Organisasi
     4 3 Metode Pembentukan Budaya Organisasi
     4 4 Konklusi
Bab 5 Sistem Pengendalian Manajemen:Perolehan Input
     5 1 Pengendalian Manajemen Konvensional untuk Perolehan Input
     5 2 Pengendalian Manajemen Berbasis Spiritualitas untuk Perolehan Input
     5 3 Konklusi
Bab 6 Sistem Pengendalian Manajemen:Penciptaan Outp
     6 1 Pengendalian Manajemen Konvensional untuk Penciptaan Output
     6 2 Pengendalian Manajemen Berbasis Spiritualitas untuk Penciptaan Output
     6 3 Konklusi
Bab 7 Sistem Pengendalian Manajemen:Komunikasi Pasar dan Penjualan
     7 1 Pengendalian Manajemen Konvensional untuk Komunikasi Pasar dan Penjualan
     7 2 Pengendalian Manajemen Berbasis Spiritualitas untuk Komunikasi Pasar dan Penjualan
Bab 8 Konklusi: Melampaui Sang Ego
     8 1 Kebahagiaan Semu dan Egoisme
     8 2 Kebahagiaan Sejati dan Pikiran
     8 3 SPM dan Spiritualitas
     8 4 Perusahaan Abad 21
Referensi
Tentang Penulis

Kutipan

Bab 1 Ilusi Sang Ego: Materialisme vs Spiritualitas
Sudan tahun 1993, sebuah negara yang saat itu didera perang berkepanjangan dan kelaparan di mana-mana. Seorang fotografer yang sangat berkomitmen dengan pekerjaannya, Kevin Carter, sedang berada di sebuah area terbuka dekat pusat bantuan makanan untuk penduduk yang kelaparan. Carter hendak mengambil gambar tentang bencana kelaparan yang terjadi. Time Magazine (24 Juni 2001) menceritakan dengan detil apa yang terjadi berikut ini. Carter mendengar suara pelan seperti ada sesuatu yang bergerak di semak-semak. Saat dia mendekat, ia melihat seorang anak kecil perempuan yang kurus kering sedang merayap dengan susah payah mendekati pusat pertolongan tersebut. Saat Carter hendak mengambil gambar sang anak, seekor burung pemakan bangkai Afrika mendarat dekat anak itu.

Tidak ingin mengusik keberadaan burung itu, Carter memutuskan untuk mengambil posisi dan menunggu selama 20 menit untuk mendapatkan momen terbaik dan mengambil gambar kejadian tersebut. Setelah ia berhasil mengambil gambar yang diinginkannya, ia mengusir burung tersebut dan membiarkan anak itu merayap menuju ke pusat pertolongan. Carter kemudian duduk di bawah pohon, menyalakan rokoknya dan menangis.

Seorang temannya menceritakan betapa Carter berulangkali mengatakan saat kejadian itu ia ingin memeluk putrinya.