Tampilkan di aplikasi

Buku Publica Indonesia Utama hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kemandirian dan Sikap Entrepreneurship Santri di Pesantren

1 Pembaca
Rp 89.040

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 267.120 13%
Rp 77.168 /orang
Rp 231.504

5 Pembaca
Rp 445.200 20%
Rp 71.232 /orang
Rp 356.160

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini mendiskusikan tentang kemandirian dan kewirausahaan di pesantren. Sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua dan legacy yang dimiliki Indonesia. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki karakteristik khas nusantara. Dinamika perkembangannya memuat daya tarik tersendiri untuk dikaji. Pesantren juga dikenal sebagai institusi pendidikan yang bisa survive dalam berbagai arus perkembangan zaman, dan terus bertransformasi hingga saat ini. Oleh karena itu, pesantren disebut sebagai lembaga pendidikan Islam yang terus bergerak secara dinamis. menghadapi berbagai fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia dalam menyongsong era digital.

Studi tentang kemandirian dan kewirausahaan di lembaga pendidikan telah banyak dilakukan. Terlepas dari lembaga pendidikan formal, nonformal atau informal dengan berbagai perspektif yang ditawarkan dalam studi-studi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa institusi pendidikan tersebut memberikan kontribusi yang besar dalam memainkan peranan sesuai dengan karakteristiknya dalam proses penanaman nilai-nilai kemandirian dan kewirausahaan kepada generasi mendatang.

Karya ini merupakan salah satu sumbangan dalam konteks kemandirian dan sikap entrepreneurship santri di pesantren Al-Ittifaq Bandung. Karya ini akan memberikan sumbangan perspektif yang berbeda dengan studi-studi lain. Dalam karya ini memberikan deskripsi tentang kemandirian dan kewirausahaan dari berbagai perspektif seperti; Islam, konsep kemandirian (autonomy) Laurence Steinberg, dan konsep kemandirian (self-reliance) Ralph Waldo Emerson, dan melihat entrepreneurial attitude berdasarkan theory of planned behavior (TPB) Icek Ajzen. Konsep tersebut dipilih untuk melihat sikap kemandirian dan kewirausahaan santri di pesantren.

Buku ini menyajikan bagaimana program-program dan kegiatan di pesantren Al-Ittifaq Bandung dalam upaya membangun kemandirian dan sikap kewirausahaan santri. Dalam konteks ini, ditemukan model yang menarik. Meskipun pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam yang tafaqquh fid-din, mandiri dan memiliki berbagai program keterampilan, pesantren Al-Ittifaq Bandung memiliki program agrobisnis yang telah berhasil diterapkan kepada para santri. Oleh karena itu, dalam buku ini, pesantren disajikan sebagai lembaga pendidikan Islam yang sukses menjadi inkubator bisnis dan mandiri secara ekonomi. Menunjukkan bahwa pesantren mampu mengembangkan perekonomian dalam sektor pertanian modern dengan menggunakan berbagai teknologi canggih berbasis IoT (Internet of Things).

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Sarwenda

Penerbit: Publica Indonesia Utama
ISBN: 9786238232727
Terbit: Desember 2023 , 271 Halaman










Ikhtisar

Buku ini mendiskusikan tentang kemandirian dan kewirausahaan di pesantren. Sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua dan legacy yang dimiliki Indonesia. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki karakteristik khas nusantara. Dinamika perkembangannya memuat daya tarik tersendiri untuk dikaji. Pesantren juga dikenal sebagai institusi pendidikan yang bisa survive dalam berbagai arus perkembangan zaman, dan terus bertransformasi hingga saat ini. Oleh karena itu, pesantren disebut sebagai lembaga pendidikan Islam yang terus bergerak secara dinamis. menghadapi berbagai fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia dalam menyongsong era digital.

Studi tentang kemandirian dan kewirausahaan di lembaga pendidikan telah banyak dilakukan. Terlepas dari lembaga pendidikan formal, nonformal atau informal dengan berbagai perspektif yang ditawarkan dalam studi-studi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa institusi pendidikan tersebut memberikan kontribusi yang besar dalam memainkan peranan sesuai dengan karakteristiknya dalam proses penanaman nilai-nilai kemandirian dan kewirausahaan kepada generasi mendatang.

Karya ini merupakan salah satu sumbangan dalam konteks kemandirian dan sikap entrepreneurship santri di pesantren Al-Ittifaq Bandung. Karya ini akan memberikan sumbangan perspektif yang berbeda dengan studi-studi lain. Dalam karya ini memberikan deskripsi tentang kemandirian dan kewirausahaan dari berbagai perspektif seperti; Islam, konsep kemandirian (autonomy) Laurence Steinberg, dan konsep kemandirian (self-reliance) Ralph Waldo Emerson, dan melihat entrepreneurial attitude berdasarkan theory of planned behavior (TPB) Icek Ajzen. Konsep tersebut dipilih untuk melihat sikap kemandirian dan kewirausahaan santri di pesantren.

Buku ini menyajikan bagaimana program-program dan kegiatan di pesantren Al-Ittifaq Bandung dalam upaya membangun kemandirian dan sikap kewirausahaan santri. Dalam konteks ini, ditemukan model yang menarik. Meskipun pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam yang tafaqquh fid-din, mandiri dan memiliki berbagai program keterampilan, pesantren Al-Ittifaq Bandung memiliki program agrobisnis yang telah berhasil diterapkan kepada para santri. Oleh karena itu, dalam buku ini, pesantren disajikan sebagai lembaga pendidikan Islam yang sukses menjadi inkubator bisnis dan mandiri secara ekonomi. Menunjukkan bahwa pesantren mampu mengembangkan perekonomian dalam sektor pertanian modern dengan menggunakan berbagai teknologi canggih berbasis IoT (Internet of Things).

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Pendidikan pesantren di Indonesia sudah berjalan sejak abad ke-15 M., sejak Sunan Ampel melaksanakan dakwahnya di Ampel Denta di Surabaya. Pesantren tidak pernah lekang oleh waktu, dan tidak berakhir dengan berkembangnya sistem pendidikan sekolah yang diinisiasi pemerintah Hindia Belanda, dan bahkan modelnya terus berkembang mengikuti kemajuan zaman. Kini pesantren tetap eksis, dan tetap dalam dinamika perbaikan sistem, sehingga hadir kepada masyarakat dengan menawarkan kekuatan masing-masing dalam diversifikasi model, sistem dan output serta outcome-nya.

Salah satu keunggulan yang dikembangkan beberapa pesantren di Indonesia adalah keterampilan dan skill enterpreneurship serta kemandirian para santrinya, sehingga selepas mereka menyelesaikan studi pesantrennya, para santri bisa menjadi pribadi yang mandiri, bisa mengembangkan bisnis sendiri, tidak tergantung pemerintah, atau perusahaan yang sudah ada, tapi dengan modal seadanya mereka sanggup bertahan dalam bisnisnya, sampai berkembang menjadi besar, berkat latihan dan ketrampilan bisnis yang mereka latih selama mengaji di pesantren.

Core kurikulum pesantren tetap mempelajari ilmu-ilmu keagamaan, baik akidah, fiqh, akhlak dan tasawuf melalui kajian terhadap kitab-kitab klasik. Kemudian juga belajar membaca alQur'an dengan baik dan benar. Namun pesantren kini dituntut untuk memberikan pelatihan skill dan keterampilan kepada para santri, sehingga tidak maladjustment dengan masyarakat dan dunia kerja. Oleh sebab itu, setiap pesantren pasti mengajarkan kitab-kitab klasik, Bahasa Arab untuk kepentingan membaca kitab.

Sehingga penguasaan ilmu-ilmu keagamaannya, bisa dipelihara dan dikembangkan dengan kemampuan mereka membaca kitab-kitab klasik tersebut. Bersamaan dengan itu, beberapa pesantren sudah banyak yang mencoba memberikan pelatihan bisnis kepada para santrinya. Sehingga kelak bisa mengembangkan dan mengelola bisnis sendiri, dan menjadi warga negara yang mampu hidup mandiri, berkembang dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa.

Studi ini, mencoba merumuskan berbagai teori hasil pengamatan dan pemahaman penulis terhadap berbagai makna dari fenomena yang teramati di sebuah pesantren sebagai sebuah sampel, yakni pesantren al-Ittifaq, Ciwidey, Bandung, yang memberikan perhatian sangat kuat terhadap pembinaan jiwa entrepreneurship para santri, dan justru prosesnya sangat unik, yakni pelatihan bisnis dengan magang di pesantren sendiri, dan hampir-hampir tidak diberi pembelakalan teori. Dari hasil pengamatannya, bahwa pelatihan dengan cara magang tersebut membuat mereka matang dalam praktik bisnis, dan memiliki kesiapan dan juga keberanian untuk berbisnis ketika keluar dari pesantren. Mudah-mudahan temuan ini akan menginspirasi pesantren lain, untuk melakukan hal yang sama, sehingga para santri bisa menjadi wirausahawan santri (santripreneur) kelak sudah di masyarakat.

Ciputat, 09-10-23

Penulis

Sarwenda - Sarwenda lahir di desa Jeriji kepulauan Bangka Belitung. Ia memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 221 Jeriji. Selanjutnya meneruskan MTs dan MA di Pesantren Darul-Rahman Jakarta. Kemudian melanjutkan studi S1 di Fakultas Dirasat Islamiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di tahun 2005. Setelah lulus di tahun 2009, Ia melanjutkan pendidikan S2 pada jurusan pendidikan Islam di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia berkesempatan mendapatkan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan [LPDP] untuk program studi doktoral, konsentrasi Pendidikan Islam di SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2016. Ia juga menjadi pengurus Mata Garuda Bangka Belitung, sebuah organisasi yang menaungi alumni LPDP. Ia terdaftar sebagai dosen tetap di STAI Al-Aulia Bogor dari tahun 2013 hingga sekarang dan menjadi dosen tamu di Poltekkes Jakarta I Jurusan Kebidanan dari tahun 2015 hingga sekarang. Ia juga aktif dalam bidang penelitian dan menulis. Pernah mendapatkan hibah penelitian dari LITAPDIMAS KEMENAG dan LPDP. Ia juga menjadi editor jurnal TARBIYA UIN Jakarta dan pernah menjadi pengelola Jurnal STAI Al-Aulia Bogor.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
     A. Latar Belakang
     B. Fokus Kajian
     C. Kajian Terdahulu
     D. Metode
     E. Susunan Buku
Bab 2 Diskursus Pendidikan kemandirian dan Kewirausahaan
     A. Kemandirian dalam Pendidikan
     B. Kewirausahaan dalam Pendidikan
     C. Penggunaan Informatika dan Teknologi dalam Pendidikan
     D. Kemandirian dan Kewirausahaan di Pesantren
Bab 3 Latar Belakang Historis Pesantren Al-Ittifaq Bandung
     A. Profil Pesantren: Mang Haji sebagai Tokoh Inspirasional di Alif
     B. Kebijakan Pesantren dalam Membangun Pendidikan
     C. Program Pendidikan di Al-Ittifaq
     D. Kurikulum Pesantren
Bab 4  Implementasi Pendidikan Kemandirian dan Entrepreneurship  di Pesantren Al-Ittifaq Bandung
     A. Jenjang Program Pendidikan Takhasus
     B. Kurikulum Program Takhasus
     C. Aktualisasi Kemandirian Santri
     D. Manifestasi Pendidikan Entrepreneurship
Bab 5  Implikasi Pendidikan untuk Kemandirian di Pesantren Al-Ittifaq  Bandung
     A. Keberlanjutan Program Santripreneur dan Pesantrenpreneur
     B. Kolaborasi dan Pemberdayaan Masyarakat
     C. Digital Farming untuk Menghadapai era 4.0
Bab 6 Kesimpulan
     A. Rekomendasi dan Saran
Daftar Pustaka
Indeks
Glosari
Tentang Penulis