Tampilkan di aplikasi

Buku Kreator Cerdas Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Sistem Penjaminan Mutu Pesantren

1 Pembaca
Rp 60.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 180.000 13%
Rp 52.000 /orang
Rp 156.000

5 Pembaca
Rp 300.000 20%
Rp 48.000 /orang
Rp 240.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Pesantren saat ini dituntut untuk berkembang ke arah modernisasi. Azyumardi Azra menyebutkan ada empat bentuk repons pesantren terhadap modernisasi pendidikan Islam, Pertama, pembaharuan substansi atau isi pendidikan dengan memasukkan subjek-subjek umum dan vocational. Kedua, pembaharuan dari aspek metodologi, seperti sistem klasikal dan penjenjangan, semula hanya sistem sorogan dan wetonan. Ketiga pembaharuan kelembagaan, seperti perubahan kepemimpinan pesantren dengan pembagian fungsi manajerial secara jelas dan professional. Keempat, pembaharuan fungsi, pesantren kini bukan hanya sebagai lembaga dakwah semata, namun juga mencakup fungsi sosial ekonomi.

Tuntutan pesantren di era globalisasi adalah pesantren yang bisa memodifikasi antara kebutuhan masyarakat dengan tujuan pesantren sebagai lembaga dakwah, pembinaan dan pemberdayaan umat. Untuk mewujudkan hal ini, pesantren harus merubah paradigma dan melakukan pembaharuan terhadap kekurangan-kekurangannya, berinteraksi dengan tren kehidupan masyarakat. Pada umumnya, pesantren memiliki dua peran, yaitu peran internal dan eksternal. Peran internal pesantren berhubungan dengan kegiatan pembelajaran santri dan peran eksternal membekali santri dengan berbagai kecakapan agar santri siap bersaing dengan dunia global, namun tetap berpijak pada nilai-nilai Islam. Dengan demikian pengelolaan pesantren harus juga berdasar pada prinsip TQM (Total Qulaiti Manajemen) dengan mengedepankan mutu. Dengan demikian keberadaan Sistem Penjaminan Mutu pada Pesantren merupakan suatu keharusan.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Dzulfikar Akbar Romadlon / Istikomah

Penerbit: Kreator Cerdas Indonesia
ISBN: 9786235376219
Terbit: Maret 2023 , 199 Halaman










Ikhtisar

Pesantren saat ini dituntut untuk berkembang ke arah modernisasi. Azyumardi Azra menyebutkan ada empat bentuk repons pesantren terhadap modernisasi pendidikan Islam, Pertama, pembaharuan substansi atau isi pendidikan dengan memasukkan subjek-subjek umum dan vocational. Kedua, pembaharuan dari aspek metodologi, seperti sistem klasikal dan penjenjangan, semula hanya sistem sorogan dan wetonan. Ketiga pembaharuan kelembagaan, seperti perubahan kepemimpinan pesantren dengan pembagian fungsi manajerial secara jelas dan professional. Keempat, pembaharuan fungsi, pesantren kini bukan hanya sebagai lembaga dakwah semata, namun juga mencakup fungsi sosial ekonomi.

Tuntutan pesantren di era globalisasi adalah pesantren yang bisa memodifikasi antara kebutuhan masyarakat dengan tujuan pesantren sebagai lembaga dakwah, pembinaan dan pemberdayaan umat. Untuk mewujudkan hal ini, pesantren harus merubah paradigma dan melakukan pembaharuan terhadap kekurangan-kekurangannya, berinteraksi dengan tren kehidupan masyarakat. Pada umumnya, pesantren memiliki dua peran, yaitu peran internal dan eksternal. Peran internal pesantren berhubungan dengan kegiatan pembelajaran santri dan peran eksternal membekali santri dengan berbagai kecakapan agar santri siap bersaing dengan dunia global, namun tetap berpijak pada nilai-nilai Islam. Dengan demikian pengelolaan pesantren harus juga berdasar pada prinsip TQM (Total Qulaiti Manajemen) dengan mengedepankan mutu. Dengan demikian keberadaan Sistem Penjaminan Mutu pada Pesantren merupakan suatu keharusan.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Dalam struktur pendidikan nasional, pesantren merupakan sub sistem lembaga pendidikan yang memiliki peran sangat penting. Hal ini tidak hanya karena pesantren sebagai lembaga pendidikan yang pertama muncul, akan tetapi karena pesantren secara signifikan ikut andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebab jika ditinjau dari segi fungsi, pondok pesantren pada dasarnya memiliki fungsi meningkatkan kecerdasan bangsa, baik cerdas secara intelektual, emosional maupun spiritual. Namun fungsi kontrol moral dan pengetahuan agamalah yang selama ini melekat dengan sistem pendidikan pondok pesantren. Fungsi ini juga telah mengantarkan pondok pesantren menjadi institusi penting yang dilirik oleh semua kalangan masyarakat dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan derasnya arus informasi di era globalisasi.

Apalagi, kemajuan pengetahuan pada masyarakat modern berdampak besar terhadap pergeseran nilai-nilai agama, budaya dan moral. Di masa pandemi Covid 19 eksistensi pesantren semakin kokoh, sebab sistem pembelajaran masih tetap bisa berjalan walaupun harus dengan protokol kesehatan yang ketat dengan tatap muka. Sementara sekolah dan madrasah proses belajar mengajar tatap muka dihentikan sejak tagl 2 Maret 2020.

Sejalan dengan perkembangan zaman, pesantren kini mengalami perubahan. Sebagianpesantren tetap mempertahankan pola dan gaya pendidikan pesantren salaf, yakni pesantren yang masih menganut sistem lama dan menekankan pada pengajaran kitab kuning, namun tipologi ini semakin hari jumlahnya semakin kecil. Tipe pesantren yang kini terus berkembang adalah pesantren kholaf yakni pesantren modern yang sudah kooperatif terhadap perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tipologi pesantren kholaf ini yang kini terus berkembang dengan formulasi yang terintegratif dengan memadukan antara madrasah dan sekolahserta mengintegrasikan ilmu pengetahuan agama dan umum serta tekniologi informasi.

Pesantren saat ini dituntut untuk berkembang ke arah modernisasi. Azyumardi Azra menyebutkan ada empat bentuk repons pesantren terhadap modernisasi pendidikan Islam, Pertama, pembaharuan substansi atau isi pendidikan dengan memasukkan subjek-subjek umum dan vocational. Kedua, pembaharuan dari aspek metodologi, seperti sistem klasikal dan penjenjangan, semula hanya sistem sorogan dan wetonan. Ketiga pembaharuan kelembagaan, seperti perubahan kepemimpinan pesantren dengan pembagian fungsi manajerial secara jelas dan professional. Keempat, pembaharuan fungsi, pesantren kini bukan hanya sebagai lembaga dakwah semata, namun juga mencakup fungsi sosial ekonomi.

Tuntutan pesantren di era globalisasi adalah pesantren yang bisa memodifikasi antara kebutuhan masyarakat dengan tujuan pesantren sebagai lembaga dakwah, pembinaan dan pemberdayaan umat. Untuk mewujudkan hal ini, pesantren harus merubah paradigma dan melakukan pembaharuan terhadap kekurangan-kekurangannya, berinteraksi dengan tren kehidupan masyarakat. Pada umumnya, pesantren memiliki dua peran, yaitu peran internal dan eksternal. Peran internal pesantren berhubungan dengan kegiatan pembelajaran santri dan peran eksternal membekali santri dengan berbagai kecakapan agar santri siap bersaing dengan dunia global, namun tetap berpijak pada nilai-nilai Islam. Dengan demikian pengelolaan pesantren harus juga berdasar pada prinsip TQM (Total Qulaiti Manajemen) dengan mengedepankan mutu. Dengan demikian keberadaan Sistem Penjaminan Mutu pada Pesantren merupakan suatu keharusan.

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Daftar Isi
Bab 1 Perspektif Pesantren
     1.1 Definisi Pesantren
     1.2 Sejarah dan Perkembangan Pesantren
     1.3 Landasan Yuridis Penyelenggaraan Pesantren
     1.4. Unsur-Unsur Dalam Pesantren
     1.5. Tipologi Pesantren
     1.6. Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional
Bab 2 Sistem Penjaminan Mutu Pesantren
     2.1.Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Pesantren
     2.2. Acuan Mutu Pesantren
     2.3. Tujuan Sistem Penjaminan Mutu Pesantren
     2.4. Fungsi Sistem Penjaminan Mutu Pesantren
     2.5. Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pesantren
     2.6. Pembagian Tugas dalam Implementasi Sistem Penjaminan MutuPesantren
Bab 3 Sistem Penjaminan Mutu Internal Pesantren
     3.1. Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Internal Pesantren
     3.2. Tujuan dan Fungsi Sistem Penjaminan Mutu Internalpesantren
     3.3. Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Internal Pesantren
     3.4. Dasar Hukum Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu InternalPesantren
     3.5. Indikator dan Faktor penentu keberhasilan Sistem PenjaminanMutu Internal Pesantren
     3.6. Organisasasi dalam Sistem Penjaminan Mutu InternalPesantren
     3.7. Siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal Pesantren
     3.8. Dokumen dan Implementasi Sistem Penjaminan MutuInternal Pesantren
Bab 4 Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Pesantren
     4.1. Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Eksternal
     4.2. Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Pesantren
     4.3. Tujuan dan Fungsi Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Pesantren
     4.4. Siklus Penjaminan Mutu Eksternal
     4.5. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu pesantren
     4.6. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Pesantren
Bab 5 Pemetaan Mutu Pendidikan Pesantren
     5.1. Pengertian Sistem Pemetaan Mutu Pendidikan
     5.2. Tujuan Sistem Pemetaan Mutu Pendidikan
     5.3. Pentingnya Pemetaan Mutu Pendidikan
     5.4. Manfaat Pemetaan Mutu Pendidikan
     5.5. Implementasi Pemetaan Mutu pendidikan di Pesantren
Bab 6 Sistem Informasi Penjaminan Mutu Pesantren
     6.1. Pengertian Sistem Informasi Penjaminan Mutu Pesantren
     6.2. Manfaat Sistem Informasi Penjaminan Mutu Pesantren
     6.3. Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Penjaminan Mutupesantren
     6.4. Jenis Data dan Informasi Sitem Informasi Penjaminan MutuPesantren
     6.5. Potret Sistem Informasi Penjaminan Mutu Pesantren diIndonesia di era Digital