Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Metode dan Kajian Konservasi Biodiversitas Indonesia

1 Pembaca
Rp 280.000 30%
Rp 196.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 588.000 13%
Rp 169.867 /orang
Rp 509.600

5 Pembaca
Rp 980.000 20%
Rp 156.800 /orang
Rp 784.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Sejak dicanangkan dalam Konvensi PBB hampir tiga dasawarsa yang lalu, pengelolaan biodiversitas dengan segala peluang dan tantangannya selalu menarik perhatian. Selama itu muncul juga pemahaman dan tata cara baru yang perlu disampaikan secara jelas kepada masyarakat dan pemangku kepentingan dalam urusan keanekaragaman hayati. Buku ini adalah rujukan yang tepat untuk memahami rentang lebar biodiversitas dari genetika hingga ekosistem. Prof. Jatna Supriatna didukung teman-temannya yang sangat beragam dan kaya informasi telah memetakan persoalan ini secara cermat disertai contoh-contoh konkret.

Prof Daniel Murdiyarso, Ph.D., Ketua Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Metode standar sangat penting untuk diketahui peneliti dalam bidang apa pun. Begitu juga dengan istilah kajian dari suatu masalah yang merupakan state of the art dari permasalahan yang sedang berkembang saat ini. Jadi, judul buku yang disajikan oleh Prof. Jatna Supriatna kali ini adalah langsung kepada jantung permasalahan biodiversitas di Indonesia, yaitu Metode dan Kajian Biodiversitas di Indonesia. Beliau mengajak puluhan akademisi, pegiat, dan pakar biodiversitas untuk menulis dalam bab-bab yang telah dirancang dengan baik dan diantarkan oleh leader dalam bidang tersebut. Metode yang umum dipakai dalam meneliti sesuatu apalagi biodiversitas tentu akan sangat mumpuni bila diberikan oleh pakar dalam bidang tersebut. Saya sangat salut dengan ide-ide cemerlang dalam buku ini. Semoga buku ini dapat menjadi acuan peneliti di berbagai kampus perguruan tinggi dan juga pusat-pusat riset dalam bidang biodiversitas di Indonesia.

Prof. Dr. nat rer. Abdul Haris, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Universitas Indonesia. Keanekaragaman hayati adalah anugerah terbesar yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita turut mengkaji dan meneliti, memanfaatkannya secara bijak serta melestarikannya agar generasi mendatang juga dapat memperoleh manfaatnya seperti yang sekarang kita rasakan. Hal tersebut dapat terwujud, salah satunya, jika kita memiliki sumber data dan ilmu berupa buku yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kajian dan metode, khususnya di bidang lingkungan dan konservasi yang menyeluruh di Indonesia. Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) sebagai salah satu asosiasi Program Studi terbesar di bidang Biologi yang memiliki anggota tersebar di seluruh Indonesia, menyambut baik terbitnya buku yang masih langka ini dan diharapkan buku ini dapat menjadi acuan, khususnya oleh para dosen, mahasiswa serta peneliti dalam mengembangkan kajian dan metode penelitian keanekaragaman hayati di Indonesia. Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) dan Dekan Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Jatna Supriatna

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786233210706
Terbit: Juni 2021 , 814 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Sejak dicanangkan dalam Konvensi PBB hampir tiga dasawarsa yang lalu, pengelolaan biodiversitas dengan segala peluang dan tantangannya selalu menarik perhatian. Selama itu muncul juga pemahaman dan tata cara baru yang perlu disampaikan secara jelas kepada masyarakat dan pemangku kepentingan dalam urusan keanekaragaman hayati. Buku ini adalah rujukan yang tepat untuk memahami rentang lebar biodiversitas dari genetika hingga ekosistem. Prof. Jatna Supriatna didukung teman-temannya yang sangat beragam dan kaya informasi telah memetakan persoalan ini secara cermat disertai contoh-contoh konkret.

Prof Daniel Murdiyarso, Ph.D., Ketua Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Metode standar sangat penting untuk diketahui peneliti dalam bidang apa pun. Begitu juga dengan istilah kajian dari suatu masalah yang merupakan state of the art dari permasalahan yang sedang berkembang saat ini. Jadi, judul buku yang disajikan oleh Prof. Jatna Supriatna kali ini adalah langsung kepada jantung permasalahan biodiversitas di Indonesia, yaitu Metode dan Kajian Biodiversitas di Indonesia. Beliau mengajak puluhan akademisi, pegiat, dan pakar biodiversitas untuk menulis dalam bab-bab yang telah dirancang dengan baik dan diantarkan oleh leader dalam bidang tersebut. Metode yang umum dipakai dalam meneliti sesuatu apalagi biodiversitas tentu akan sangat mumpuni bila diberikan oleh pakar dalam bidang tersebut. Saya sangat salut dengan ide-ide cemerlang dalam buku ini. Semoga buku ini dapat menjadi acuan peneliti di berbagai kampus perguruan tinggi dan juga pusat-pusat riset dalam bidang biodiversitas di Indonesia.

Prof. Dr. nat rer. Abdul Haris, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Universitas Indonesia. Keanekaragaman hayati adalah anugerah terbesar yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita turut mengkaji dan meneliti, memanfaatkannya secara bijak serta melestarikannya agar generasi mendatang juga dapat memperoleh manfaatnya seperti yang sekarang kita rasakan. Hal tersebut dapat terwujud, salah satunya, jika kita memiliki sumber data dan ilmu berupa buku yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kajian dan metode, khususnya di bidang lingkungan dan konservasi yang menyeluruh di Indonesia. Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) sebagai salah satu asosiasi Program Studi terbesar di bidang Biologi yang memiliki anggota tersebar di seluruh Indonesia, menyambut baik terbitnya buku yang masih langka ini dan diharapkan buku ini dapat menjadi acuan, khususnya oleh para dosen, mahasiswa serta peneliti dalam mengembangkan kajian dan metode penelitian keanekaragaman hayati di Indonesia. Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) dan Dekan Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki keunikan dan keunggulan dibandingkan pusat-pusat biodiversitas lain di dunia. Brasil unggul sebagai negara kelimpahan biodiversitas daratan tertinggi di dunia, sedangkan menurut Bappenas tahun 2016 Indonesia mempunyai kelimpahan biodiversitas laut tertinggi. Di laut, Indonesia berada di jantung kawasan segitiga karang yang memiliki spesies karang keras dengan jumlah terbanyak di dunia.

Lima belas persen terumbu karang dunia hidup di Indonesia, lengkap dengan ribuan jenis ikan karang, jauh melebihi kekayaan laut Australia, Hawaii, dan Karibia. Gabungan biodiversitas daratan dan lautan, termasuk jasad reniknya, menjadikan Indonesia negara dengan biodiversitas terkaya di planet bumi. Biodiversitas Indonesia yang tinggi dan unik merupakan kontribusi dari banyak faktor. Posisi geografis, iklim tropis, kompleksitas bentang alam, isolasi wilayah dalam waktu lama, pergerakan lempeng tektonik, hingga luas wilayah memengaruhi proses evolusi.

Evolusi jutaan tahun di habitat tertentu, baik di darat maupun perairan, menunjang keseimbangan alam, termasuk kehidupan manusia. Evolusi kreativitas umat manusia yang menghasilkan peradaban kunci seperti teknologi menyeberangi laut terlihat pada lukisan-lukisan kuno di dinding gua dan kertas lontar di berbagai tempat di Nusantara.

Merujuk Buku Indonesia Biodiversity Action Plan (Bappenas 2016), Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi, meskipun daratannya hanya seluas 1,3% dari luas total daratan di Bumi. Tak kurang dari 35.000 spesies tumbuhan berbunga, 2.197 spesies tumbuhan paku, 1.510 lumut daun, dan 949 lumut hati dan lumut tanduk. Dari jumlah tersebut, dapat dikatakan bahwa sekitar 10% tumbuhan berbunga, 16,87% tumbuhan paku, dan 13,55% lumut dunia. Indonesia juga menjadi rumah bagi 34% spesies dari famili Dipterocarpaceae dunia, 5.500 spesies anggrek (20,5% anggrek dunia), 477 spesies palem (20% palem dunia), dan 159 spesies bambu (13% bambu dunia).

Jika dilihat dari sebaran tumbuhan berbunga di pulau-pulau besar Indonesia, Nusa Tenggara merupakan kawasan yang memiliki tingkat endemisitas tumbuhan berbunga tertinggi (55%), disusul oleh Papua dan Maluku, serta Jawa yang masing-masing sebanyak 46%. Sebaliknya, tingkat kelimpahan biodiversitas tinggi dijumpai di Papua, sementara keunikan dan endemisitas tinggi dijumpai di Sulawesi. Untuk satwa-satwa karismatik ditemukan di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Karena hal ini, biodiversitas Indonesia menjadi yang tertinggi di dunia dan tersebar di kepulauan di kawasan tropis. Namun, tidak dapat dimungkiri pemanfaatannya masih belum optimal.

Banyak penemuan ilmiah besar dunia diinspirasi oleh kekayaan biodiversitas Indonesia. Hal ini dapat kita baca dalam buku tentang biodiversitas terbitan AIPI tahun 2019 berjudul “Sains Biodiversitas Indonesia”. Alfred Russel Wallace pada abad ke-19 telah mendokumentasikan keanekaragaman hayati dari berbagai penjuru tanah air. Wallace bahkan menjadi pencetus teori besar mengenai evolusi bersama dengan Charles Darwin. Wallace bercerita mengenai survival of the fittest sebagai dasar seleksi alam dan dasar teori evolusi yang sangat terkenal di dunia. Selain itu, seorang peneliti Belanda, Rumphius, mengumpulkan tumbuhan ekonomi di Maluku sebagai tumbuhan obat dan lainnya. Rumphius mencatat khasiat kacang hijau sebagai anti penyakit beriberi, meskipun tanaman ini belum dibudidayakan di Maluku pada saat itu.

Naskah Rumphius diteliti kembali oleh peneliti dari Mayo Clinic Amerika Serikat untuk pencarian obat. Tak hanya itu, penerima Nobel Kedokteran tahun 1929, Christian Eijkman, adalah peneliti yang mendalami kekayaan biodiversitas Indonesia dan tinggal di Indonesia. Eijkman menemukan vitamin B1 sebagai antiberi-beri dari kulit air beras, yang menandai era baru vitamin dalam dunia kedokteran. Sekarang kita mengenal nama beliau diabadikan pada nama lembaga, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Indonesia. Abad ke-21 merupakan era bioekonomi yang mengandalkan pada keanekaragaman hayati (biodiversitas) dan kemajuan biosains dan bioteknologi, bioekonomi adalah pilar ekonomi keempat setelah ekonomi pertanian, industri, informasi, dan teknologi informasi (Widyatmoko 2019).

Penulis

Jatna Supriatna - Jatna Supriatna adalah peneliti, pemerhati dan aktivis Lingkungan hidup dan Konservasi. Berawal sebagai peneliti dari LIPI kemudian menjadi dosen di Universitas Indonesia, ia selalu terlibat dalam mengajar tidak hanya kepada mahasiswa, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk berkarya di bidang konservasi.

Beliau adalah seorang visioner di bidang konservasi. Ia mendirikan Pusat Penelitian Perubahan Iklim (RCCCUI) di Universitas Indonesia pada tahun 2010 untuk menjawab isu perubahan iklim yang semakin meningkat. RCCC-UI kemudian berkembang menjadi lembaga yang mencari dana sendiri dan tidak bergantung pada universitas.

Pusat penelitian tersebut kini telah bekerja sama dengan lembaga internasional dan nasional, seperti menjadi anggota Association of Pacific Rim Universities (APRU), Pacific Cities Sustainability Initiative (PCSI), dan Sustainable Development Solutions Network of the United Nations (UNSDSN). Jatna Supriatna juga diangkat sebagai Co-chair untuk SDSN Indonesia. Di tahun 2018, ia mendirikan Institute for Sustainable Earth and Resource (ISER) di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai bagian dari upaya mendorong universitas untuk berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Penulis Makalah dan Alamat
Prakata
Bab 1: Perencanaan, pemantauan, dan prioritas konservasi
     1.1 Prioritas Konservasi Skala Regional dan Global
     1.2 Perencanaan Konservasi Sistematis
     1.3 Kategorisasi IUCN dan Institusi Lainnya dalam Upaya Melindungi Spesies
     1.4 Daerah Burung Endemik dan Daerah Penting untuk Burung di Indonesia
     1.5 Konservasi Spesies dan Habitat Alami: Key Biodiversity Area Berbasis Pengembangan Database di Sumatra
     1.6 Metode Perencanaan Konservasi dan Penelitian Perairan Ikan Tawar
     1.7 Metode Spatial Multi-Criteria Analysis (SCMA): Harmonisasi antara Konservasi Biodiversitas dan Budi Daya Pertanian
     1.8 Pemodelan Koridor sebagai Salah Satu Alat dalam Mengidentifikasi Konektivitas Populasi dan Habitat Satwa Liar
     1.9 Inisiatif Penyusunan Indeks Biodiversitas Indonesia
     1.10 Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbunan: Mendukung Perencanaan Konservasi Keanekaragaman Hayati
     1.11 Pemantauan (Monitoring) Kawasan Konservasi dengan Teknologi Citra Pengindraan Jauh
Bab 2: Metode kajian ekologi, status, dan pengelolaan spesies
     2.1 Memetakan Sebaran Spesies
     2.2 Distance Sampling untuk Estimasi Kepadatan
     2.3 Metode Mark and Recapture
     2.4 Metode Pengamatan Langsung dan Analisis Perilaku Satwa Liar:Aktivitas Harian dan Jelajah
     2.5 GPS Collar: Sebuah Inovasi dalam Studi Satwa Liar
     2.6 Studi Spesies Bermigrasi melalui Penandaan dan Tracking: Studi Kasus pada Burung Air
     2.7 Analisis Kelayakan Populasi Satwa
     2.8 IUCN Red List: Acuan Status Spesies dan Barometer Kehidupan
     2.9 Strategi Rencana Aksi Konservasi Spesies
     2.10 Pengelolaan Spesies untuk Pemanfaatan Pengelolaan Populasi untuk Pemanfaatan Berkelanjutan dan Penentuan Kuota
     2.11 Estimasi dan Pengendalian Spesies Asing Invasif
Bab 3: Teknik mengevaluasi habitat dan ekosistem
     3.1 Kajian Keanekaragaman Tumbuhan Indonesia dalam Perspektif sebagai Habitat Berbagai Jenis Satwa
     3.2 Penghitungan Keanekaragaman Hayati pada Kawasan Urban
     3.3 Big Data dan Riset Taksonomi untuk Biodiversitas dan Konservasi
     3.4 Struktur Habitat dan Satwa Liar
     3.5 Studi Rekaman pada Fenologi, Distribusi Altitudinal, dan Sejarah Kebakaran Sebagai Pendekatan dalam Mengidentifikasi Respons Tumbuhan dan Habitat terhadap Perubahan Iklim
     3.6 Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Global Positioning System untuk Analisis Habitat
Bab 4: Metode Genetik dan Reproduksi
     4.1 Strategi Genetika Konservasi dalam Melindungi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
     4.2 Metode Analisis Keragaman Genetik Tumbuhan
     4.3 Forensik Hidupan Liar
     4.4 Studi Kriopreservasi Sperma Ikan dengan Menggunakan Krioprotektan Alami
     4.5 Analisis Reproduksi Satwa Mamalia
     4.6 Analisis Hormon pada Sistem Reproduksi
Bab 5: Kajian pengembangan kawasan konservasi
     5.1 Pengelolaan Berbasis Resor Kawasan Konservasi (Resort Based Management)
     5.2 Kajian Management Effectiveness Tracking Tool (METT) di Indonesia
     5.3 GAPS Analisis Kawasan dan Tata ruang Kawasan Konservasi
     5.4 Kajian Keberlanjutan Kawasan Konservasi Protected Area Sustainability Assessment (PASA) dan Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Protected Area Management Effectiveness (PAME)
     5. 5 Pemantauan Kawasan Konservasi dengan Teknologi Citra Pengindraan Jauh
     5.6 Upaya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Sekitar Kawasan Konservasi
     5.7 Pelibatan Masyarakat Madani dalam Membantu Penegakan Lingkungan dan Konservasi
     5.8 Pelibatan Para Pihak dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi dan Lingkungan: Ditinjau dari Perspektif Ekologi Politik
     5.9 Pengembangan Sistem Tenurial Laut: Kasus di Raja Ampat
Bab 6: Ekosistem laut dan pesisir
     6.1 Integrated Surveillance System (ISS) sebagai Pendekatan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan serta Pemberantasan Illegal Fishing
     6.2 Indeks Kesehatan Laut Indonelisa (IKLI)
     6.3 Sustainabilitas Perikanan Tangkap
     6.4 Kajian Potensi Produksi Non-ikan dan Konservasinya
     6.5 Jasa Ekosistem Lamun: Sebuah Pemahaman untuk Pengelolaan Ekosistem Pesisir
     6.6 Metode Pemantauan Ekosistem Terumbu Karang Menggunakan Teknologi Pengindraan Jauh
Bab 7: Kajian Restorasi Habitat dan Ekosistem
     7.1 Restorasi Terumbu Karang
     7.2 Pendekatan Restorasi Sungai dalam Pengelolaan DAS Berkelanjutan: Studi Kasus di DKI Jakarta
     7.3 Restorasi dan Rehabilitasi Ekosistem Hutan
     7.4 Restorasi Mangrove
     7.5 Strategi Restorasi Ekosistem Gambut Indonesia
     7.6 Restorasi Gambut Indonesia dan Pembelajaran untuk Keberlanjutan
     7.7 Restorasi Pascatambang
Bab 8: Strategi Penyelamatan dan Rehabilitasi Biodiversitas
     8.1 Legislasi dalam Upaya Penyelamatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar: “Analisis Kesenjangan Aturan Pelaksanaan Pelindungan Satwa”
     8.2 Strategi Rehabilitasi Orangutan
     8.3 Proses Mengembalikan Satwa Liar ke Habitat Alami: Pembelajaran Rehabilitasi dan Reintroduksi Owa Jawa
     8.4 Strategi Penyelamatan Badak
     8.5 Strategi Penyelamatan Bekantan (Nasalis larvatus Wurmb. 1787) di Pulau Curiak,Barito Kuala, Kalimantan Selatan
     8.6 Kajian Konservasi dan Rencana Aksi Penyu di Bentang Laut Indonesia (Mewujudkan Konservasi Keanekaragaman Hayati untuk Kesejahteraan Masyarakat)
Daftar pustaka
Indeks
Tentang Editor