Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi

1 Pembaca
Rp 85.000 30%
Rp 59.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 178.500 13%
Rp 51.567 /orang
Rp 154.700

5 Pembaca
Rp 297.500 20%
Rp 47.600 /orang
Rp 238.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Tidak dapat dipungkiri, dilihat dari tinggalan seni dan budaya, etnis Betawi terbentuk dari hasil akulturasi beberapa etnis yang pernah mendiami daerah yang kini menjadi ibu kota Republik Indonesia ini. Melalui evolusi yang panjang, proses peleburan beberapa etnis itu terjadi, sehingga melahirkan etnis dan kebudayaan baru, terlepas dari kebudayaan induk yang mempengaruhinya. Salah satu hasil produk akulturasi dan asimilasi itu adalah unsur kebudayaan ilmu bela diri pencak silat, yang masyarakat setempat menyebutnya Maen Pukulan.

Latar belakang akulturasi dan asimiliasi membuat Maen Pukulan sebagai pencak silat khas Betawi , yang memiliki kekayaan dan keragaman aliran-aliran, karakter gerak, bentuk jurus, bahkan senjata tradisionalnya. Dalam perkembangannya, Maen Pukulan atau pencak silat khas Betawi, menjadi bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat, menjadi identias ke-Betawi-an yang bersanding dengan kehidupan beragaman, sehingga lahir ungkapan sholat dan silat. Sholat dan silat merupakan personifikasi sederhana masyarakat Betawi dalam mengaplikasikan ajaran Islam tentang “hablum minnallah dan hablum minannas”, bagaimana menjalin hubungan antara hamba dengan Sang Penciptanya dan memelihara hubungan antar sesama dan makhluk lainnya.

Seiring perjalanan waktu yang mengubah pola kehidupan masyarakat dan gencarnya arus globalisasi, Maen Pukulan atau pencak silat khas Betawi semakin terpinggirkan. Keberadaannya tidak lagi menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakatnya. Hal ini pula yang menjadi penyebab degradasi pelestarian dan pengembangan beberapa aliran Maen Pukulan satu persatu hilang ditelan zaman.

Buku yang ditulis anak Betawi ini tidak hanya menyajikan riwayat aliran-aliran Maen Pukulan Betawi yang dikumpulkan melalui tuturan lisan, tetapi juga ulasan yang dirangkum dari beberapa sumber sejarah tertulis. Demikian pula pemaparan karakter khas gerak dan ritual tradisi dari aliran-aliran Maen Pukulan yang dijumpai dan kesenian yang terkait dengan Maen Pukulan, menjadi perbendaharaan baru dan membuka wawasan kebudyaan bagi para pembaca perihal seni dan budaya Betawi.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: G. J. Nawi

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786024331818
Terbit: Desember 2020 , 370 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Tidak dapat dipungkiri, dilihat dari tinggalan seni dan budaya, etnis Betawi terbentuk dari hasil akulturasi beberapa etnis yang pernah mendiami daerah yang kini menjadi ibu kota Republik Indonesia ini. Melalui evolusi yang panjang, proses peleburan beberapa etnis itu terjadi, sehingga melahirkan etnis dan kebudayaan baru, terlepas dari kebudayaan induk yang mempengaruhinya. Salah satu hasil produk akulturasi dan asimilasi itu adalah unsur kebudayaan ilmu bela diri pencak silat, yang masyarakat setempat menyebutnya Maen Pukulan.

Latar belakang akulturasi dan asimiliasi membuat Maen Pukulan sebagai pencak silat khas Betawi , yang memiliki kekayaan dan keragaman aliran-aliran, karakter gerak, bentuk jurus, bahkan senjata tradisionalnya. Dalam perkembangannya, Maen Pukulan atau pencak silat khas Betawi, menjadi bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat, menjadi identias ke-Betawi-an yang bersanding dengan kehidupan beragaman, sehingga lahir ungkapan sholat dan silat. Sholat dan silat merupakan personifikasi sederhana masyarakat Betawi dalam mengaplikasikan ajaran Islam tentang “hablum minnallah dan hablum minannas”, bagaimana menjalin hubungan antara hamba dengan Sang Penciptanya dan memelihara hubungan antar sesama dan makhluk lainnya.

Seiring perjalanan waktu yang mengubah pola kehidupan masyarakat dan gencarnya arus globalisasi, Maen Pukulan atau pencak silat khas Betawi semakin terpinggirkan. Keberadaannya tidak lagi menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakatnya. Hal ini pula yang menjadi penyebab degradasi pelestarian dan pengembangan beberapa aliran Maen Pukulan satu persatu hilang ditelan zaman.

Buku yang ditulis anak Betawi ini tidak hanya menyajikan riwayat aliran-aliran Maen Pukulan Betawi yang dikumpulkan melalui tuturan lisan, tetapi juga ulasan yang dirangkum dari beberapa sumber sejarah tertulis. Demikian pula pemaparan karakter khas gerak dan ritual tradisi dari aliran-aliran Maen Pukulan yang dijumpai dan kesenian yang terkait dengan Maen Pukulan, menjadi perbendaharaan baru dan membuka wawasan kebudyaan bagi para pembaca perihal seni dan budaya Betawi.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Sepertinya pencak silat tidak menjadi tuan di rumah sendiri" Kalimat di atas sering diucapkan mendiang suami saya, alm. O'ong Maryono, untuk menujukkan kegelisahannya bahwa pencak silat tidak cukup dihargai di Indonesia, bahkan di dunia Melayu pada umumnya.

Sebagai tokoh pencak silat yang mendedikasikan kehidupannya kepada pencak silat dengan menjadi olaragawan maupun cendekiawan, beliau merasa kecewa bahwa di daerah tempat asal bela diri yang khas Melayu ini, informasi tertulis mengenai pencaksilat sangat kurang, dan banyak yang tidak mengetahuinya dan/atau tidak menghargainya.

Sedangkan almarhum suami saya merasa yakin bahwa pencak silat sebetulnya unik dalam menggabungkan gerakan-gerakan olahraga dan jurus-jurus bela diri dengan unsur seni, serta teknik pernapasan dan kesadaran spiritual. Hal lain yang menarik, seperti yang pernah beliau tulis, adalah "secara paradoksal, kesatuan kaidah pencak silat justru terdiri dari inti yang sangat bervariasi, tergantung gerakan dan teknik dasar mana yang diutamakan dalam kombinasi tersebut".

Keanekaragaman ini terwujud dalam ratusan gaya aliran, perguruan, jurus dan gerak dengan makna, rasa, dan bentuk estetika yang beraneka ragam pula. Kekayaan perbedaan ini yang sebetulnya seharusnya dianggap bagian integral sekaligus refleksi dari budaya Indonesia sendiri perlu dirawat, dilestarikan serta dikembangkan agar pencak silat dapat mengikuti jaman dan "merentang waktu".1 Bila tidak, waktu justru akan menghapuskannya, dan dengan kehilangan kearifan lokal yang unik ini, roh budaya dan bangsa akan menghilang pula.

Pendirian O'ong Maryono Pencak Silat Award, sebuah pundi yang mendanai kegiatan dokumentasi, penelitian, dan publikasi pencak silat pada haul pertama Mas O'ong pada tanggal 20 Maret 2014 di Padepokan Pencak Silat,2maupun peluncuran Seri Pustaka Pencak Silat ini bekerja sama dengan Yayasan Pustaka Obor Indonesia, terinspirasi oleh kegelisahan almarhum suamiku dan menjadi upaya untuk melestarikan pencak silat serta meningkatkan nilai apresiasi masyarakat akan pentingnya pencak silat, sebagai cerminan keanegaragamaan budaya Indonesia sesuai dengan impian Mas O'ong dan praktisi pencak silat yang sevisi.

Dengan demikian, sangat pas bahwa buku pertama dari Seri ini adalah buku Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi, yang ditulis oleh Bang G.J. Nawi, yang juga menjadi penerima O'ong Maryono Pencak Silat Award pertama pada bulan Juni 2014 di Pencak Malioboro Festival.

Buku hasil penelitian partisipatif yang bertahun-tahun ini, didukung dan dinantikan oleh Mas O'ong, karena pentingnya pencak silat Betawi yang begitu erat hubungannya dengan cara hidup masyarakat, dan begitu kaya dan gaya, bahkan aliran-aliran yang dianggap menjadi sumber rujukan untuk aliran lain di Nusantara. Seperti Mas O'ong menulis dalam kata pengantar untuk buku ini sebelum meninggal "keanekaragaman yang tidak dapat kita bantah adalah realitas yang tak terpisahkan dari perkembangan pencak silat Betawi."

Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar
Kata Sambutan
Ucapan Terima Kasih
Daftar Isi
Bab I: Pendahuluan
     Ilmu Bela Diri Bermacam Etnis yang Berevolusi
     317 Aliran Maen Pukulan
     Melawan Kepunahan
     Folklor Sebagian Lisan
Bab II: Riwayat Maen Pukulan Betawi
     Entitas Maen Pukulan Betawi
     Maen Pukulan dan Identitas Ke-Betawi-an
     Legenda Mak Kopi
     Maen Pukulan Betawi Produk Akulturasi
     Maen Pukulan Betawi di Masa Kolonial
     Maen Pukulan Betawi Setelah VOC Bubar
     Alat Propaganda di Zaman Jepang
     Pionir Wadah Perguruan Maen Pukulan Betawi
Bab III: Aliran Maen Pukulan Betawi Pesisir dan Pulo (Foreland)
     1. Maen Pukulan Beksi dari Kampung Dadap, Tangerang
          Dari Bhe Si Menjadi Beksi
          Riwayat Maen Pukulan Beksi
          Beksi Merambah Petukangan
          Istilah dan Nama Jurus Awal Beksi
          Ritual Tradisi
     2. Maen Pukulan Ji’it dari Kampung Cakung
          Riwayat Maen Pukulan Ji’it
          Jurus-jurus Maen Pukulan Ji’it
          Ritual Tradisi Maen Pukulan Ji’it
          Ciri Khas Maen Pukulan Ji’it
     3. Maen Pukulan Marunda Pulo dari Kampung Marunda,Cilincing-Jakarta Utara
          Riwayat Maen Pukulan Marunda Pulo
          Jurus-jurus Maen Pukulan Marunda Pulo
          Ciri Khas Maen Pukulan Marunda Pulo
     4. Maen Pukulan Alif – Nek Deli dari Pulau Panggang, Kepulauan Seribu
          Riwayat Maen Pukulan Alif – Nek Deli
          Jurus-jurus Maen Pukulan Alif – Nek Deli
          Ritual Tradisi Maen Pukulan Alif – Nek Deli
          Ciri Khas Maen Pukulan Alif – Nek Deli
     5. Maen Pukulan Nek Aing dari Pulau Panggang, Kepulauan Seribu
          Riwayat Maen Pukulan Nek Aing
          Jurus-jurus Fisik Maen Pukulan Nek Aing
          Ciri Khas Maen Pukulan Nek Aing
Bab IV: Aliran Maen Pukulan Betawi Tengah (Midland)
     1. Maen Pukulan Cingkrik dari Kampung Rawa Belong
          Riwayat Maen Pukulan Cingkrik
          Etimologi Cingkrik
          Jurus-jurus Maen Pukulan Cingkrik
          Ciri Khas Maen Pukulan Cingkrik
          Maen Pukulan Cingkrik dan Si Pitung
     2. Maen Pukulan Gerak Saka dari Kampung Petojo
          Riwayat Maen Pukulan Gerak Saka
          Jurus-jurus Maen Pukulan Gerak Saka
          Ciri Khas Maen Pukulan Gerak Saka
     3. Maen Pukulan Ki Ontong dari Kampung Kemanggisan
          Riwayat Maen Pukulan Ki Ontong
          Jurus-jurus Maen Pukulan Ki Ontong
          Ciri Khas Maen Pukulan Ki Ontong
     4. Maen Pukulan Langkah Empat Kelima Pancer dari Kampung Kalibata
          Riwayat Maen Pukulan Langkah Empat Kelima Pancer
          Jurus-jurus Maen Pukulan Langkah Empat Kelima Pancer
          Ritual Tradisi Maen Pukulan Langkah Empat Kelima Pancer
          Ciri Khas Maen Pukulan Langkah Empat Kelima Pancer
     5. Maen Pukulan Mustika Kwitang dari Kampung Kwitang
          Riwayat Maen Pukulan Mustika Kwitang
          Jurus-jurus dan Ciri Khas Maen Pukulan PS. Mustika Kwitang
     6. Maen Pukulan Paseban dari Kampung Paseban
          Riwayat Maen Pukulan Paseban
          Jurus-jurus Maen Pukulan Paseban
          Ritual Tradisi Maen Pukulan Paseban
          Ciri Khas Maen Pukulan Paseban
     7. Maen Pukulan Rahmat dari Kampung Tenabang
          Riwayat Maen Pukulan Rahmat
          Jurus-jurus Maen Pukulan Rahmat
          Ciri Khas Maen Pukulan Rahmat
     8. Maen Pukulan Sabeni dari Kampung Tenabang
          Riwayat Maen Pukulan Sabeni
          Jurus-jurus Maen Pukulan Sabeni
          Ritual Tradisi Maen Pukulan Sabeni
          Ciri Khas Maen Pukulan Sabeni
     9. Maen Pukulan Sibunder dari Kampung Menteng
          Riwayat Maen Pukulan Sibunder
          Jurus-jurus Maen Pukulan Sibunder
          Ciri Khas Maen Pukulan Si Bunder
     10. Maen Pukulan Sipecut-Putra Utama, dari Gang Solitude Kayumanis, Jatinegara
          Riwayat Maen Pukulan Sipecut-Putra Utama
          Jurus-jurus Maen Pukulan Sipecut-Putra Utama
          Ciri Khas Maen Pukulan Sipecut-Putra Utama
Bab V: Aliran Maen Pukulan Betawi Pinggir dan Udik (Hinterland)
     1. Maen Pukulan Bongkot dari Kampung Kramat Jati
          Riwayat Maen Pukulan Bongkot
          Jurus-jurus Maen Pukulan Bongkot
     2. Maen Pukulan Gombel Akal Jati Aji Pangarangan dari Kampung Ciracas
          Riwayat Maen Pukulan Gombel Akal Jati Aji Pangarangan
          Jurus-jurus Maen Pukulan Gombel Akal Jati Aji Pangarangan
          Ciri Khas Maen Pukulan Gombel Akal Jati Aji Pangarangan
     3. Maen Pukulan Gombel Bunga Lari dari Kampung Sasak,Limo, Depok
          Riwayat Maen Pukulan Gombel Bunga Lari
          Jurus-jurus Maen Pukulan Gombel Bunga Lari
          Ritual Tradisi Maen Pukulan Gombel Bunga Lari
     4. Maen Pukulan H. Darip dari Klender
          Riwayat Maen Pukulan H. Darip
          Jurus-jurus Maen Pukulan H. Darip
          Ritual Tradisi Maen Pukulan H. Darip
     5. Maen Pukulan Ki Atu dari Kampung Asem, Cililitan
          Riwayat Maen Pukulan Ki Atu
          Jurus-jurus Maen Pukulan Ki Atu
          Ciri Khas Maen Pukulan Ki Atu
          Ritual Tradisi Maen Pukulan Ki Atu
     6. Maen Pukulan Ki Jirimin dari Kampung Cawang
          Riwayat Maen Pukulan Ki Jirimin
          Jurus-jurus Maen Pukulan Ki Jirimin
     7. Maen Pukulan MS. Jalan Enam dari Pengasinan, Sawangan Depok
          Riwayat Maen Pukulan MS. Jalan Enam Pengasinan
          Jurus-jurus Maen Pukulan MS. Jalan Enam Pengasinan
          Ritual Tradisi Maen Pukulan MS. Jalan Enam Pengasinan
          Ciri Khas Maen Pukulan MS. Jalan Enam Pengasinan
     8. Maen Pukulan Pulet dari Kampung Dua, Jakasampurna, Bekasi
          Riwayat Maen Pukulan Pulet
          Jurus-jurus Maen Pukulan Pulet
     9. Maen Pukulan Sekojor dari Kampung Joglo
          Riwayat Maen Pukulan Sekojor
          Jurus-jurus Maen Pukulan Sekojor
          Ciri Khas Maen Pukulan Sekojor
     10. Maen Pukulan Troktok dari Kampung Ulujami,Pesanggrahan
          Riwayat Maen Pukulan Troktok
          Jurus dan Langkah Maen Pukulan Troktok
          Ritual Tradisi Maen Pukulan Troktok
Bab VI: Maen Pukulan dalam Kesenian Rakyat Betawi
     Palang Pintu
     Riwayat Palang Pintu
     Prosesi Palang Pintu
     Berebut Dandang
     Pantun Betawi dan Situn Bekasi
     Ujungan
     Riwayat Ujungan
     Uncul
     Sampyong
     Tok-Tok
     Tari Silat dan Ibing Pencak
     Teater Rakyat Lenong
     Riwayat Lenong
Bab VII: Aksesori dan Senjata Khas Maen Pukulan Betawi
     Iket atau Setangan
     Peci
     Baju Tikim dan Celana Pangsi
     Sarung
     Sabuk atau Gesper Haji
     Batu Akik dan Gelang Akar Bahar
     Senjata Tradisional Khas Maen Pukulan Betawi
     Golok
     Peso Raut atau Badi-Badi
     Belati
     Sikak atau Siku-Siku
     Cunrik dan Tusuk Konde
     Kerakel (Kerak Keling)
     Tungket Piso
Bab VIII: Penutup
Glosari Maen Pukulan Betawi
Daftar Pustaka
Tentang Penulis