Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Segi Kesehatan Perjalanan Ziarah Ke Makkah

1 Pembaca
Rp 85.000 30%
Rp 59.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 178.500 13%
Rp 51.567 /orang
Rp 154.700

5 Pembaca
Rp 297.500 20%
Rp 47.600 /orang
Rp 238.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku berbasis disertasi di Rijks Universiteit, Leiden ini bermaksud membahas bidang medis dari ibadah haji tahun 1926, namun tentu tidak dapat terlepas dari pembahasan ibadah haji secara lebih luas. Disertasi ini disusun berdasarkan data data antara tahun 1928-1933, saat Indonesia masih dijajah Belanda, sehingga dinamakan Hindia Belanda. Haji-haji dahulu terutama yang berasal dari Indonesia, adalah orang-orang yang dalam pengetahuan, khususnya dalam bidang keagamaan, menonjol di atas orang-orang yang lain. Mereka tidak akan pergi haji sebelum pengetahuannya di bidang agama betul betul dikuasai. Demikian pula lamanya perjalanan haji hingga kembali ke tanah air yang saat itu memakan waktu 4 bulan, dan menggunakan kapal laut, menjadikan ibadah haji memerlukan perjuangan yang cukup berat. Karena itu orang yang berhasil menunaikan ibadah haji sangat dihargai dan dihormati. Dengan belum ditemukannya minyak bumi di Saudi Arabia saat itu, sehingga negara ini boleh dikatakan masih miskin. Dalam buku ini dituturkan dengan jelas terbatasnya kondisi sarana dan prasarana yang ada di Saudi Arabia terutama yang menyangkut segi kesehatan, maupun transportasi. Empat bab di buku "Segi Kesehatan Perjalanan Ziarah ke Makkah" ini merupakan pembelajaran bermanfaat, terutama ketika menganalisis data historis keadaan di kota- kota Jeddah, Mekah dan Madinah serta lokasi-lokasi padang Arafah dan Mina. sarana prasarana kesehatan dan tenaga medis yang tersedia (berikut asal negaranya), kondisi berbagai penyakit di lingkungan Jemaah serta penyakit di lingkungan penduduk Arab.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: dr. M.H. Abdoel Patah, Ph.D
Editor: Amalia (Nani Amalia)

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786236421116
Terbit: April 2022 , 205 Halaman










Ikhtisar

Buku berbasis disertasi di Rijks Universiteit, Leiden ini bermaksud membahas bidang medis dari ibadah haji tahun 1926, namun tentu tidak dapat terlepas dari pembahasan ibadah haji secara lebih luas. Disertasi ini disusun berdasarkan data data antara tahun 1928-1933, saat Indonesia masih dijajah Belanda, sehingga dinamakan Hindia Belanda. Haji-haji dahulu terutama yang berasal dari Indonesia, adalah orang-orang yang dalam pengetahuan, khususnya dalam bidang keagamaan, menonjol di atas orang-orang yang lain. Mereka tidak akan pergi haji sebelum pengetahuannya di bidang agama betul betul dikuasai. Demikian pula lamanya perjalanan haji hingga kembali ke tanah air yang saat itu memakan waktu 4 bulan, dan menggunakan kapal laut, menjadikan ibadah haji memerlukan perjuangan yang cukup berat. Karena itu orang yang berhasil menunaikan ibadah haji sangat dihargai dan dihormati. Dengan belum ditemukannya minyak bumi di Saudi Arabia saat itu, sehingga negara ini boleh dikatakan masih miskin. Dalam buku ini dituturkan dengan jelas terbatasnya kondisi sarana dan prasarana yang ada di Saudi Arabia terutama yang menyangkut segi kesehatan, maupun transportasi. Empat bab di buku "Segi Kesehatan Perjalanan Ziarah ke Makkah" ini merupakan pembelajaran bermanfaat, terutama ketika menganalisis data historis keadaan di kota- kota Jeddah, Mekah dan Madinah serta lokasi-lokasi padang Arafah dan Mina. sarana prasarana kesehatan dan tenaga medis yang tersedia (berikut asal negaranya), kondisi berbagai penyakit di lingkungan Jemaah serta penyakit di lingkungan penduduk Arab.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima dan wajib dikerjakan sekali seumur hidup bagi kaum muslimin yang mampu menunaikan ibadah tersebut dari segi fisik maupun sosial ekonomi. Pelajaran agama yang diajarkan sejak kecil ternyata mempunyai pengaruh yang dalam bagi para pemeluknya dalam menghadapi berbagai persoalan di masa depan mereka. Di dalam percakapan saya dengan Ibu Nani Otte mengenai buku ini, saya merasa senang sekali dapat membaca dan menghayati suka duka kaum muslimin pada era zaman penjajahan dalam menjalankan kewajiban berhaji seperti yang disyaratkan oleh agama.

Penulis buku ini adalah DR. dr. Abdul Patah yang juga dipanggil Eyang Doktor oleh anak cucunya, lahir di Bandung pada tahun 1898 dan wafat pada tahun 1939. Pada tahun 1921 beliau bekerja sebagai dokter pada pemerintah Hindia Belanda. Penulis berhasil mempertahankan disertasinya dan memperoleh gelar Doktor pada tahun 1935 dari Rijks Universiteit, Leiden. Pengalaman penulis sebagai dokter dari tahun 1926–1935 ditulis sebagai bahan disertasi.

Penulis dengan segala kemampuannya mencoba melakukan pengamatan pada seluruh kejadian yang terjadi dalam setiap tahapan yang harus dilalui oleh para calon jemaah. Disertasi ini sungguh luar biasa. Buku ini mungkin merupakan mutiara karya besar seorang bumi putera yang sampai sekarang tersimpan di Leiden University Libraries. Sewaktu membaca buku ini tampak sekali bagaimana penulis mencoba menggambarkan suasana pada saat itu.

Dengan teliti dan penuh kehati-hatian, penulis mengupas kota-kota yang disinggahi para jemaah secara runtut serta fasilitas yang tersedia bagi jamaah. Kejadian-kejadian yang dilihat dan dialami para calon jamaah juga dibahas secara detail mulai dari fasilitas kesehatan yang berada baik di Hindia Belanda maupun yang berada di Arabia. Sanitasi di Arabia yang sangat kurang memenuhi persyaratan semua disajikan lengkap dengan data-data statistik serta foto-foto.

Membaca buku ini tanpa terasa bulu roma berdiri karena hal-hal yang terjadi sungguh di luar kewajaran. Apalagi, bila dibandingkan dengan betapa mudahnya dan nyamannya perjalanan ibadah haji pada zaman sekarang.

Para calon jemaah haji waktu dulu betul-betul seperti menyambung nyawa mengingat fasilitas dan bimbingan kesehatan yang sangat minim ditambah lagi kesadaran dan pemahaman kesehatan yang amat rendah dari calon jemaah.

Berbagai jenis penyakit infeksi yang diidap calon jemaan dikupas lengkap dengan pengobataannya. Pengobatan yang dilakukan tentu sesuai dengan tingkat kemajuan dunia kedokteran dan farmasi. Penderitaan penyakit beri-beri yang saat ini sudah hampir tidak bisa ditemui, atau bisa disebut sudah tidak ada lagi, bukan merupakan suatu yang aneh pada kala itu. Fasilitas tempat tinggal maupun pemeliharaan kesehatan bagi calon jemaah yang sehat maupun yang sakit pun jauh dari yang seharusnya. Namun demikian, semua penderitaan itu diterima dengan ikhlas tanpa keluhan demi sempurna nya ibadah tersebut.

Membaca data-data di dalam buku ini, kita secara jujur harus menghargai usahausaha pemerintah kolonial yang secara minimal membantu kaum muslimin di Indonesia dalam melaksanakan rukun Islam yang kelima tersebut.

Mudah-mudahan buku ini dapat menjadi cermin bahwa kemerdekaan merupakan suatu anugerah Allah SWT kepada bangsa kita. Pendidikan dokter terus berkembang dengan jumlah yang memadai, sehingga pemeliharaan kesehatan calon jemaah dari mulai pendaftaran calon jemaah di tempat asalnya sampai saat pemberitahuan diterimanya mereka sebagai calon jemaah serta masa keberangkatannya dapat dipantau. Bahkan saat kepulangannya dipantau sampai ke rumah mereka sekalipun.

Kita wajib berterima kasih atas semua jerih payah bapak dokter Abdul Patah dan keluarganya serta anak cucu beliau sehingga buku ini dapat diterbitkan. Data-data di buku ini tentu tidak mudah didapat, dan berkat keteguhan keluarga, akhirnya data-data tersebut dapat ditemui. Tentu hal ini telah membuka mata kita semua tentang bagaimana beratnya penderitaan calon jemaah dalam menunaikan ibadah haji. Buku ini merupakan catatan sejarah yang tidak ternilai mengenai ibadah haji di Indonesia.

Membaca dan menghayati buku ini yang merupakan disertasi membuat saya menjadi tertegun-tegun dan takjub. Mengapa? Karena saya harus menyesuaikan pola pikir saya yang selama ini dibentuk oleh adanya televisi, transportasi modern, fasilitas internet, fotokopi, telepon seluler, dan sarana cepat lainnya yang memudahkan hidup dan sangat memanjakan kita. Saya harus membayangkan berada dalam suasana yang tidak pernah saya alami saat disertasi ini dibuat 11 tahun sebelum saya lahir.

Saya sendiri tidak yakin apakah Kementerian Kesehatan RI mempunyai buku seperti ini. Membaca buku yang terdiri dari lima bab ini haruslah berhati-hati karena dalam bab-bab tersebut tampak bagaimana Eyang Doktor “menguliti” habis-habisan topik yang ditulisnya. Kekaguman saya bertambah karena semua ini dikerjakan dalam kondisi alam yang tidak bersahabat dan kesadaran kesehatan masyarakat yang sangat rendah serta teknologi kedokteran yang belum maju seperti saat ini.



DR. dr. Barita Sitompul SpJP(K)
Dokter Haji Indonesia
periode tahun 2004-2009

Penulis

dr. M.H. Abdoel Patah, Ph.D - dr. М.Н. Abdoel Patah, Ph.D meraih gelar doktor di bidang kedokteran dari Rijks Universiteit, Leiden pada tahun 1935. la dikenal aktif dalam upaya perencanaan, pendirian, dan pengembangan Universitas Padjadjaran, Bandung. Data kesehatan dan lingkungan dikumpulkan saat beliau bertugas selama 7 tahun sebagai dokter haji Pemerintah Hindia Belanda

Editor

Amalia (Nani Amalia) - Amalia binti Duwignyo Satiagunawan (Nani Amalia) lahir di Sukabumi pada tanggal 20 Juni 1952. Pendidikan S1 Teknik Planologi ITB dan S2 Studi Pembangunan ITB.

Pekerjaan Nani Amalia Sebagai Tenaga Ahli, Team Leader, Bidang Perencanaan Perkotaan/Wilayah, selama tahun 1981-2018. Terlibat aktif dalam kegiatan sosial selama 1994 – 2018 untuk Pemberdayaan Masyarakat bidang Perumahan/Perkotaan, dan sebagai relawan serta pengurus CISV (Children International Summer Village, organisasi pendidikan perdamaian dan antar budaya) Indonesia.

Daftar Isi

Sampul
Kata pengantar
Sekapur sirih
Daftar isi
Pendahuluan
Bab I Data-data historis
Bab II Keadaan di Jeddah, Madinah, Makkah, Arafah, dan Mina
Bab III Penyakit-penyakit di lingkungan jemaah
Bab IV Penyakit di lingkungan penduduk Arab
Kesimpulan
Lampiran