Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Lenong: Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan

Komedi Betawi

1 Pembaca
Rp 85.000 20%
Rp 68.000
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Lenong Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Depan Komedi Betawi, karya Dr. Syaiful Amri ini kita sajikan sebagai seni pertunjukan yang identik dengan salah satu ekspresi seni masyarakat Betawi. Sebagai suatu seni pertunjukan, kehadiran seni Lenong belum terlalu lama, bahkan hampir sama barunya dengan proses terbentuknya masyarakat Betawi sebagai sebuah etnis. Sensus penduduk tahun 1930 yang merupakan sensus pertama di Indonesia kembali memperlihatkan distribusi etnik. Pada sensus tahun 1930, terdapat kelompok etnik baru yang tidak terdapat pada catatan penduduk sebelumnya, yaitu etnik Betawi. Argumentasi yang dapat dimunculkan di sini adalah bahwa sampai dengan tahun 1893, secara resmi orang Betawi belum terdapat di Batavia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Syaiful Amri

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786236421482
Terbit: November 2022 , 200 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Lenong Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Depan Komedi Betawi, karya Dr. Syaiful Amri ini kita sajikan sebagai seni pertunjukan yang identik dengan salah satu ekspresi seni masyarakat Betawi. Sebagai suatu seni pertunjukan, kehadiran seni Lenong belum terlalu lama, bahkan hampir sama barunya dengan proses terbentuknya masyarakat Betawi sebagai sebuah etnis. Sensus penduduk tahun 1930 yang merupakan sensus pertama di Indonesia kembali memperlihatkan distribusi etnik. Pada sensus tahun 1930, terdapat kelompok etnik baru yang tidak terdapat pada catatan penduduk sebelumnya, yaitu etnik Betawi. Argumentasi yang dapat dimunculkan di sini adalah bahwa sampai dengan tahun 1893, secara resmi orang Betawi belum terdapat di Batavia.

Ulasan Editorial

DKJ pernah punya program mensosialisasikan Teater Rakyat ke masyarakat. Lenongpun dibawa keliling. Habis pergelaran seorang anak muda berkomentar. “Lho in ikan niru-niru Lenong Rumpi”. Anekdot yang beneran terjadi itu sebuah alasan yang tepat untuk mengatakan buku “Lenong Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan”, karya Sohib Saya Doktor Syaiful Amri ini sangat penting untuk meluruskan opini yang keliru

Sastrawan Indonesia / Putu Wijaya

Buku ketiga di tahun 2022 dari Syaiful Amri yg produktif ini, membawa harapan baru terhadap teater Lenong untuk lebih maju. Mendambakan Lenong, yang bermula sebagai ikon tradisional Betawi, menghantarkan pemekaran prospek sesuai tulisanku di tahun 2005 sebagai exponen penting budaya Jakarta yaitu Intercultural Jakarta : Ambience of Betawi Theatre to Indonesian Theatre – Jounal Wacana Seni (USM)- vol 5 – 2006 – 4. Pada Bab III nya tercantum konteks interkultural Jakarta dengan Betawi, yang membahas Lenong Menuju Masa Depan sebagai teater Indonesia, yang searah dengan visi Syaiful Amri dengan rekacipta Kombet Lenong untuk meningkatkan profesionalisme baru dalam perkembangan kesenian Betawi ke era globalisasi

Dosen senior-purnabhakti Institut Kesenian Jakarta / Julianti Parani, PH.D

Buku ini yang menuangkan pengalaman Syaiful Amri sebagai penggiat Lenong merupakan buku ketiga yang menunjukkan keperdulian dan keprihatinan penulis terhadap eksistensi kesenian Betawi ini. Komedi Betawi merupakan kreasi penulis dalam menjawab ancaman akan kepunahan lenong. Menyadari bahwa tidak mungkin mempertahan lenong dalam bentuk aslinya, Komedi Betawi muncul dalam bentuk lenong baru dimana silat, gambang kromong, pantun dan humor sebagai karakter khas lenong tetap dipertahankan, sehingga lenong tetap memiliki masa depan sebagai identitas kebetawian di Jakarta

Staf Pengajar Departemen Antropologi FISIP UI. / Prof. Yasmin Zaki Shahab M.A. Ph.D

Cara ngebélain lenong tentu tak cukup dengan slogan, dalam hal Syaiful Amri, seorang putra Betawi, itu dilakukan dengan penelitian dan pengkajian, sehingga tradisi dapat dipandangnya secara kritis dalam konteks masa kini. Dengan metode yang sama, dapatlah pula ia bicara tentang kehidupan tradisi budaya Betawi yang satu ini pada masa depan. Artinya pembaca dapat mengikuti suatu aktivisme kebudayaan yang bertanggung jawab—dan suatu pendekatan ilmiah yang dengan cara itu mendapatkan nilai sosialnya

Dosen Fak. Film & Televisi IKJ, dan FIB UI. / Dr. Seno Gumira Ajidarma, S.Sn., M.Hum.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar Penerbit
Kesenian merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan universal, demikian antropolog Koentjaraningrat menegaskan. Lainnya adalah bahasa; sistem pengetahuan; sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial; sistem peralatan hidup dan teknologi; sistem mata pencaharian hidup; sistem religi; dan kesenian.

Alhasil, dalam kehidupan manusia, ekspresi seni adalah unsur penting yang tak bisa ditinggalkan. Dalam setiap komunitas manusia, katakanlah di unit etnik, selalu ada ekspresi seni sebagai penanda identitas kebudayaannya. Semakin kompleks pelapisan atau kelas sosial beserta pluralitas masyarakatnya, semakin beraneka pula wujud ekspresi seninya, baik sebagai pencipta, pengembang, maupun penikmatnya, yang lebih rumit dan sulit adalah manakala unit suatu kebudayaan memanggul tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan suatu kesenian tradisional yang ada, yang dimiliki oleh suatu kelompok, sementara basis dukungan maupun material sedang atau telah berubah.

Modernisasi dan globalisasi sering mengaparkan seni tradisional yang lembam (tidak tangkas) dalam mengantisipasi perubahan. Namun kita pun mengetahui bahwa setiap pemilik kebudayaan memiliki keliatan tersendiri untuk menjaga warisannya, juga kekuatankekuatan afirmatif yang mendukung dan memfasilitasi keberadaan dan kelangsungan seni tradisional yang bersangkutan.

Daftar Isi

Sampul Depan
Identitas Buku
Daftar Isi
Kata Pengantar Penerbit
Prolog Editor
Sekapur Sirih Penulis
BAB I - Lenong Masa Lampau
     1.1. Pendahuluan
     1.2. Lenong sebagai Tradisi Lisan
     1.3. Lenong
          1.3.1. Penyebutan Lenong
          1.3.2. Lenong: Refleksi Perjuangan Rakyat
          1.3.3. Popularitas Seni Pertunjukan Lenong
     1.4. Rombongan Lenong dan Isinya
          1.4.1. Pemain dan Sutradara
          1.4.2. Gambang Kromong, Musik Pengiring
          1.4.3. Manajemen Honorarium Lenong
          1.4.4. Pementasan Lenong Tradisional
               1.4.4.1. Persiapan
               1.4.4.2. Adegan-Adegan yang Khas
          1.4.5. Titik Jenuh Lenong
          1.4.6. Lenong: Refleksi Hidrogenitas
          1.4.7. Jenis-Jenis Lenong
BAB II - Lenong Masa Kini
     2.1. Masyarakat Betawi Dalam Dinamika Jakarta
          2.1.1. Asal-Usul Masyarakat Betawi
          2.1.2. Betawi Sebelum Batavia
          2.1.3. Masyarakat Betawi dan Batavia
     2.2. Asal Mula Batavia
     2.3. Bahasa Betawi
     2.4. Masyarakat Betawi di tengah etnis lainnya di Jakarta
     2.5. Jakarta Kekinian
     2.6. Peran Pemerintah Dalam Menjaga Tradisi Lisan
     2.7. Memadukan Unsur Modern dengan Tradisi
          2.7.1. Rekacipta Tradisi
          2.7.2. Teori Adaptasi
     2.8. Transformasi Lenong Ke Kombet
          2.8.1. Gagasan Transformasi Lenong (Cikal Bakal Komedi Betawi)
          2.8.2. Munculnya Komedi Betawi/Lenong Masa Kini
          2.8.3. Proses Rekacipta Lenong Dalam Kombet
               2.8.3.1. Tujuan dan Alasan Kombet
          2.8.4. Proses Rekacipta Gambang Rancag Pada Kombet
          2.8.5. Lakon atau cerita
          2.8.6. Manajemen Kombet
          2.8.7. Rekacipta Budaya Lenong Bagi Penggiat Kombet
          2.8.8. Faktor Penghambat Kemajuan Kombet
BAB III - Lenong Masa Depan
     3.1. Perkembangan Suku Betawi
     3.2. Lenong Dalam Era Globalisasi
     3.3. Proses Pengembangan Seni Tradisi Lenong
     3.4. Modernisasi: Memperkuat atau Memperlemah Kesenian Tradisional?
     3.5. Lenong Menuju Masa Depan
          3.5.1. Proses Kerja Kreatif Dalam Melahirkan Sebuah Karya Seni
          3.5.2. Langkah-langkah Dalam Pengembangan Seni Tradisi
          3.5.3. Lenong Masa Depan
     3.6. Profesionalisme Seniman
     3.7. Catatan Saat Pandemi
Daftar Pustaka
Kamus Bahasa Betawi
Lampiran
Tentang Penulis
Sampul Belakang