Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Asean, Quo Vadis?

Perdagangan Bebas, Konflik Laut China Selatan, dan Konflik Domestik sebagai Batu Ujian

1 Pembaca
Rp 150.000 20%
Rp 120.000
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini mempresentasikan dan membahas tantangantantangan baru yang dihadapi ASEAN di tengah munculnya kebutuhan untuk dapat bersikap semakin membumi. Hal ini penting agar ASEAN dapat merespons segala permasalahan domestik dan kawasan yang dihadapi setelah ia tumbuh besar dan berkembang keanggotaannya dari semula lima menjadi sepuluh negara. Pertumbuhan keanggotaannya ini membawa perkembangan baru yang hebat. Sebab, walaupun yang masuk kemudian adalah lima negara kecil, tetapi mereka dalam kenyataannya telah didomplengi untuk melayani kepentingan proxy negara besar, seperti Amerika Serikat (AS) dan China, di era baru pasca-Perang Dingin.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Poltak Partogi Nainggolan

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786233211161
Terbit: November 2021 , 364 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ini mempresentasikan dan membahas tantangantantangan baru yang dihadapi ASEAN di tengah munculnya kebutuhan untuk dapat bersikap semakin membumi. Hal ini penting agar ASEAN dapat merespons segala permasalahan domestik dan kawasan yang dihadapi setelah ia tumbuh besar dan berkembang keanggotaannya dari semula lima menjadi sepuluh negara. Pertumbuhan keanggotaannya ini membawa perkembangan baru yang hebat. Sebab, walaupun yang masuk kemudian adalah lima negara kecil, tetapi mereka dalam kenyataannya telah didomplengi untuk melayani kepentingan proxy negara besar, seperti Amerika Serikat (AS) dan China, di era baru pasca-Perang Dingin.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Setelah setengah abad lebih usianya, ASEAN sudah jauh lebih dari patut untuk dinilai kembali eksistensinya. Ia sudah pantas untuk dievaluasi sejauh mana relevansinya dalam merespons tuntutan kebutuhan terhadap stabilitas keamanan, dan terwujud serta terpeliharanya perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Lingkungan strategis kini telah berkembang jauh lebih kompleks dibandingkan dengan saat ASEAN dibentuk, Namun, kebutuhan atas kepentingan stabilitas keamanan dan terciptanya perdamaian bangsa-bangsa di kawasan, masih relatif sama dewasa ini.

Setelah kebutuhan pembangunan dengan prioritas pertumbuhan dapat diimplementasikan, negara-negara anggota ASEAN berusaha memenuhi kebutuhan yang tidak jauh berbeda, yakni dapat terpeliharanya, stabilitas keamanan dan perdamaian, untuk periode yang panjang di masa depan. Karena, kedua hal itu dapat menjamin prospek bangsa-bangsa di kawasan ini untuk hidup dalam kemakmuran—sebuah situasi yang tidak (pernah) tercipta selama ini di kawasan lainnya..

Jika telah mengalami stagnasi, The ASEAN Way untuk alasan atau argumentasi apa pun, tentu harus dikoreksi. Tanpa langkah ini, eksistensi ASEAN dengan kelemahan yang dijustifikasi secara kontinu hanya akan menjadi hiasan sejarah pembenaran, dan pembelaan atas kehebatan The ASEAN Way akan menjadi isapan jempol, jika pada akhirnya, eksistensi ASEAN tidak memberikan kontribusi signifikan yang dibutuhkan negara-negara yang telah mendirikannya lebih dari setengah abad lalu.

Sementara, kekuatan-kekuatan besar yang muncul kemudian terus berusaha mengambil-alih dan mendikte arah perkembangan kawasan. Mereka berusaha mengambil manfaat dan keuntungan besar dari situasi yang tidak bisa dikendalikan ASEAN. Karena, negara anggotanya, terutama para pendirinya, belum mengarahkan kinerja ASEAN agar tetap relevan dengan visi kepentingan mereka di abad ke-21, di awal Milenium baru.

Penulis

Poltak Partogi Nainggolan - Adalah research professor untuk masalah-masalah politik, keamanan dan hubungan internasional di Pusat Penelitian Badan Keahlian DPRRI. Menyelesaikan program Master Politik dan Hubungan Internasional (Studi Keamanan) di University of Birmingham, Inggris, dengan beasiswa dari Foreign Commonwealth Office (Chevening Scholarship), pada tahun 1999. Menyelesaikan program doktoral ilmu politik dan studi kawasan (Asia Tenggara) di Albert-Ludwigs-Universitaet Freiburg, Jerman, dengan beasiswa dari Hanns Seidel Stiftung (HSS) pada tahun 2011.

Publikasi buku terkini antara lain Ancaman ISIS di Indonesia, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017; Indonesia dan Rivalitas China, Jepang dan India, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018; Kekhalifahan ISIS di Asia Tenggara, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018; Diplomasi Parlemen, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2020; Masalah Keamanan Abad ke-21, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2020; Konflik Internal dan Kompleksitas Proxy War di Timur Tengah, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2020; Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2020, dan ASEAN: Quo Vadis, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia: 2021. Transisi dan Gagalnya Transisi Demokratis PascaSoeharto, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2021; DPR dan Defisit Demokratis, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2021.

Daftar Isi

Sampul Depan
Identitas Buku
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 - Perkembangan Regional Memasuki Abad Ke-21
Bab 2 - AFTA Sebagai Terobosan Progresif Asean
Bab 3 - Kegiatan Asean Inter-Parliamentary Organization (AIPO)
Bab 4 - Hubungan Antara Anggota Asean/AIPO dan Mitra Dialog
Bab 5 - Kebakaran Hutan di Indonesia dan Peran Dunia Internasional serta Asean
Bab 6 - Tantangan Asean dan AIPO di Era Globalisasi
Bab 7 - Bencana Alam di Filipina, Di Mana Asean?
Bab 8 - Piagam Asean dan Konflik Thai-Kampuchea
Bab 9 - KUP di Thailand dan Militer Indonesia: Tantangan Realisasi Komunitas Politik Asean 2015
Bab 10 - KTT Asean ke -16 di Hanoi, Vietnam
Bab 11 - Materi Kerja Grup Nasional Indonesia pada Sidang Umum AIPA ke-33 (16-22 September 2012) di Lombok, Indonesia
Bab 12 - Belajar dari Deadlock Pembahasan Masalah Laut China Selatan dalam Sidang Umum AIPA ke-33 di Lombok, Indonesia
Bab 13 - Kemitraan Strategis Indonesia di Tengah Rivalitas AS-RRC dan Lemahnya Asean
Bab 14 - Mempertanyakan Sentralitas Asean
Bab 15 - 45 Tahun Asean dan 35 Tahun AIPA, dan Lemahnya Sentralitas Kepemimpinan
Bab 16 - Refleksi Setengah Abad Asean
Bab 17 -Jalan Panjang Menuju Pembentukan Parlemen Asean: Mengkaji Kendala AIPA Menjadi Parlemen Asean
Bab 18 - The Asean Way dan Komunitas Kawasan 2015: Analisis perbandingan Paradigma
Bab 19 - Militerisasi Laut China Selatan
Bab 20 - Kemungkinan Pecahnya Konflik Militer Terbuka di Laut China Selatan dan Absennya Asean
Bab 21 - Menciptakan Stabilitas Myanmar Demi Menjaga Stabilitas Kawasan Asia Tenggara
Bibliografi
Indeks
Tentang Penulis
Sampul Belakang