Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Geliat Kampung Tersembunyi: Siasat Penghidupan dan Perubahan di Teluk Demenggong, Kabupaten Jayapura

1 Pembaca
Rp 90.000 20%
Rp 72.000
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Dalam bab pertama “Orang Kendate dan Karakter Sosial Budayanya”, kami akan menjawab pertanyaan penting tentang siapa orang Kendate yang menjadi pusat dari kajian ini. Untuk memahami bagaimana mereka mengelola hasil alamnya, maka terlebih dahulu kami akan meletakkan berbagai data terkait siapa orang Kendate, bagaimana mereka berinteraksi dengan alam, serta berbagai karakteristik sosial budayanya. Dalam bab kedua, “Orang Kendate dan Adaptasi Pengelolaan Sumber Daya Alam”,kami akan melihat bagaimana orang Kendate dengan segala pengetahuannya mengelola hasil alamnya. Hutan, sungai/kali, kali kecil, kali besar, rawa, dusun sagu hingga pekarangan rumah menjadi ruang penghidupan penting bagi mereka.

Bab ini kami akan mengulas berbagai adaptasi mereka untuk mengelola sumber daya alamnya sebagai sebuah modal penting bagi penghidupan. Di bab ketiga,“Perempuan Kendate dan Pengelolaan Sumber Daya Alam”,kami mengelaborasi narasi, ergumulan, ketakutan, refleksi dan harapan perempuan Kendate. Berbagai siasat hidup dan prakarsa perempuan untuk tetap bertahan akan dimunculkan dalam analisis di tingkatan individu hingga kelompok sosial.

Dalam bab keempat, “Kampung Sebagai Pasar Kebijakan”, kami akan melihat ragam intervensi oleh ragam actor pembangunan baik pemerintah nasional, pemerintah daerah, gereja maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dalam bab kelima, “Adil dan lestari”, kami akan menunjukkan bagaimana masyarakat Kendate menkonseptualisasikan adil dan lestari dari cara pandang, refleksi, pengalaman, dan harapan mereka. Dalam bab keenam, “Perubahan dengan Potensi Kerentanan”, kami akan mengelaborasi dimensi perubahan dalam pengelolaan masyarakat Kendate. Meskipun berbagai inisiatif pengelolaan terus ditunjukkan oleh masyarakat namun keterbukaan mereka terhadap berbagai intervensi kebijakan menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Di bagian terakhir “Menegosiasikan Budaya dan Pembangunan” ,menjadi refleksi dari setiap temuan yang ada. Kami akan memberikan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan daerah, gereja dan masyarakat sipil (CSO). Diharapkan rekomendasi berbasis data ini dapat membantu menjembatani konseputalisasi pembangunan top down dan paternalistic dari pemerintah dengan narasi-narasi masyarakat Kendate.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Elvira Rumkabu / Apriani Anastasia Amenes / Asrida Elisabeth / I Ngurah Suryawan

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786233211864
Terbit: Oktober 2023 , 198 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Dalam bab pertama “Orang Kendate dan Karakter Sosial Budayanya”, kami akan menjawab pertanyaan penting tentang siapa orang Kendate yang menjadi pusat dari kajian ini. Untuk memahami bagaimana mereka mengelola hasil alamnya, maka terlebih dahulu kami akan meletakkan berbagai data terkait siapa orang Kendate, bagaimana mereka berinteraksi dengan alam, serta berbagai karakteristik sosial budayanya. Dalam bab kedua, “Orang Kendate dan Adaptasi Pengelolaan Sumber Daya Alam”,kami akan melihat bagaimana orang Kendate dengan segala pengetahuannya mengelola hasil alamnya. Hutan, sungai/kali, kali kecil, kali besar, rawa, dusun sagu hingga pekarangan rumah menjadi ruang penghidupan penting bagi mereka.

Bab ini kami akan mengulas berbagai adaptasi mereka untuk mengelola sumber daya alamnya sebagai sebuah modal penting bagi penghidupan. Di bab ketiga,“Perempuan Kendate dan Pengelolaan Sumber Daya Alam”,kami mengelaborasi narasi, ergumulan, ketakutan, refleksi dan harapan perempuan Kendate. Berbagai siasat hidup dan prakarsa perempuan untuk tetap bertahan akan dimunculkan dalam analisis di tingkatan individu hingga kelompok sosial.

Dalam bab keempat, “Kampung Sebagai Pasar Kebijakan”, kami akan melihat ragam intervensi oleh ragam actor pembangunan baik pemerintah nasional, pemerintah daerah, gereja maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dalam bab kelima, “Adil dan lestari”, kami akan menunjukkan bagaimana masyarakat Kendate menkonseptualisasikan adil dan lestari dari cara pandang, refleksi, pengalaman, dan harapan mereka. Dalam bab keenam, “Perubahan dengan Potensi Kerentanan”, kami akan mengelaborasi dimensi perubahan dalam pengelolaan masyarakat Kendate. Meskipun berbagai inisiatif pengelolaan terus ditunjukkan oleh masyarakat namun keterbukaan mereka terhadap berbagai intervensi kebijakan menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Di bagian terakhir “Menegosiasikan Budaya dan Pembangunan” ,menjadi refleksi dari setiap temuan yang ada. Kami akan memberikan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan daerah, gereja dan masyarakat sipil (CSO). Diharapkan rekomendasi berbasis data ini dapat membantu menjembatani konseputalisasi pembangunan top down dan paternalistic dari pemerintah dengan narasi-narasi masyarakat Kendate.

Pendahuluan / Prolog

Geliat Kampung Tersembunyi: Siasat Penghidupan dan Perubahan di Teluk Demenggong, Kabupaten Jayapura
Masyarakat Papua memiliki adat istiadat yang telah mengakar. Hal tersebut tergambar pada interaksi yang terjadi antara manusia Papua itu sendiri dan sumber daya alam yang mereka miliki dalam jangka waktu lama, seiring berjalannya waktu dan masa yang terus membawa perubahan dalam tatanan kehidupan mereka, termasuk pada wilayah adat, sejarah, budaya, dan kehidupan komunal.

Buku Geliat Kampung Tersembunyi ini mengangkat kembali fakta kehidupan masyarakat Papua di wilayah Pesisir Kampung Kendate dalam memanfaatkan sumber daya alam, baik di wilayah pesisir, laut, dan darat. Gambaran kekuatan modal sosial yang dimiliki masyarakat ini memberikan makna ketahanan masyarakat adat terhadap sumber daya yang ada di wilayah adatnya.

Buku ini secara umum menggambarkan tentang semangat dalam mempertahankan sebuah kehidupan adat untuk melanjutkan sejarah komunitas pada masa lampau dan menginvestasikan nilai tersebut kepada generasi hari ini dan masa depan dalam menghadapi perubahan yang terus terjadi. Kemudian, bagaimana siasat itu tetap dibangun, berdasarkan potensi sumber daya yang dimiliki dan kekuatan modal sosial, yang memberikan arahan dan kekuatan bagi masyarakat adat di Kampung Kendate untuk tetap mempertahankan nilai-nilai adat yang dimiliki.

Kerja cerdas dan kerja cepat yang dilakukan oleh tim peneliti koalisi kampus telah menjadi jendela yang membuka kembali pentingnya menulis kembali sejarah adat budaya dan bagaimana strategi penghidupan masyarakat adat di tengah tantangan yang terus terjadi. Diharapkan pemikiran kritis sebagai arahan program kepada pemerintah dalam kemasan kesederhanaan bahasa yang tertuang dalam buku ini dapat memberikan energi positif dalam pemberdayaan masyarakat adat di wilayah adat.

Kearifan lokal yang masih ditemukan dalam praktik keberlanjutan sumber daya pesisir di Teluk Demenggong adalah penggunaan sero (pancangpancang yang disusun seperti pagar) secara turun-temurun sebagai alat bantu penangkapan ikan. Nilai ini masih dipertahankan oleh generasi hari ini dari warisan orang tua terdahulu. Dengan hadirnya buku ini, diharapkan karyakarya penting anak Papua lainnya dalam semangat membukukan Papua dapat hadir untuk menyelamatkan sejarah, budaya, nilai adat, dan potensi sumber daya yang dimiliki di wilayah adat, baik sumber daya laut, pulau, serta wilayah daratan, yang mengakar dalam kehidupan manusia Papua dalam sebuah strategi penghidupan yang adaptif dan berkelanjutan.

Dalam membangun strategi penghidupan yang kuat terhadap perubahan yang terus terjadi maka yang harus diperhatikan adalah perlu adanya ruang penghidupan yang layak bagi masyarakat di atas struktur nilai sejarah, budaya, kearifan lokal, dan modal sosial dalam sebuah kerangka adat serta adanya akses pasar sebagai bagian dari nilai penghidupan ekonomi masyarakat. Di atas nilai budaya sebagai kekuatan sosial tersebut, masyarakat akan membangun kekuatan sebagai sebuah model dalam menghadapi kerentanan akses sumber daya dan atau dalam menjaga nilai-nilai sejarah budaya yang dimiliki.

Biarlah buku ini akan memberikan manfaat bagi setiap insan yang membacanya.



Gunung Salju Amban, Maret 2023
Selvi Tebay
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Daftar Isi

Sampul Depan
Identitas Buku
Daftar Isi
Pengantar Penulis
Daftar Kata/Istilah
Daftar Singkatan
Prolog
Pendahuluan
Bab 1 - Kendate Kampung Tersembunyi
     1. Pengantar
     2. Struktur dan Nilai-Nilai Adat
     3. Gereja dan Negara: Struktur Sosial Baru
     4. Adat dan Krisis Kepemimpinannya
Bab 2 - Adaptasi Pengelolaan di Tengah
     1. Pengantar
     2. Wilayah Penghidupan dan Aturan Pengelolaan
     3. Pasar sebagai Bagian Penting Pengelolaan Sumber Daya Alam
     4. Meneropong Potensi Kerentanan
Bab 3 - Siasat Perempuan Kendate
     1. Relasi dengan Alam
     2. Akses kepada Sumber Daya Alam
     3. Peran dan Aktivitas Perempuan
     4. Tantangan dan Kerentanan Perempuan Kendate
Bab 4 - Kampung sebagai ‘Pasar Kebijakan”
     1. Pendahuluan
     2. Pemetaan Wilayah Adat
     3. Inisiasi Pembentukan Kampung Adat
     4. Program Penguatan Ekonomi
     5. Upaya Memotong Rantai Pasar
Bab 5 - Negosiasi Antara Adat dan Pembangunana
     1. Ekosistem Utama: Masyarakat Kendate
     2. Pembangunan adalah Negosiasi
Epilog
Daftar Pustaka
Profil Penulis
Sampul Belakang