Tampilkan di aplikasi

Buku Relasi Inti Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Pengendalian Hayati Nematoda Pratylenchus coffeae Pada Tanaman Kopi

1 Pembaca
Rp 65.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 195.000 13%
Rp 56.333 /orang
Rp 169.000

5 Pembaca
Rp 325.000 20%
Rp 52.000 /orang
Rp 260.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Pratylenchus coffeae merupakan nematoda parasit yang menyerang berbagal tanaman budidaya khususnya pada tanaman kopi. Sejauh ini, P. coffeae adalah nematoda yang paling umum dan membahayakan tanaman kopi di Indonesia karena nematoda tersebut ditemukan hampir di semua propinsi penghasil kopi, pada ketinggian antara nol sampai lebih dari 1.000 m dpl. Serangan P. coffeae menyebabkan kerugian sampai 78% pada kopi robusta, sedangkan pada kopi arabika, P. coffeae menyebabkan kerugian total karena tanaman kopi dapat mati pada usia dua tahun.

Pengendalian P. coffeae yang logis dan sesuai dengan konsep Green Economy serta CAP (Good Agriculture Practices) adalah menggunakan agen pengendali hayati atau dikenal dengan pengendalian biologis/pengendalian hayati. Agen pengendali hayati P. coffeae bisa ditemukan dari lokasi yang sama dengan ditemukannya P. coffeae. Buku ini disusun berdasarkan hasil penelitian penulis bersama tim peneliti dan mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Jember sejak tahun 2014 melalui hibah Deptan (KKP3N dan KP4S), hibah DRPM, Rispro LPDP, dan Hibah Internal Unej. Juga diperkaya dengan hasil penelitian dari berbagai jurnal nasional maupun internasional.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Dr. Iis Nur Asyiah, S.P., M.P.
Editor: Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.

Penerbit: Relasi Inti Media
ISBN: 9786236474549
Terbit: Desember 2022 , 180 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Pratylenchus coffeae merupakan nematoda parasit yang menyerang berbagal tanaman budidaya khususnya pada tanaman kopi. Sejauh ini, P. coffeae adalah nematoda yang paling umum dan membahayakan tanaman kopi di Indonesia karena nematoda tersebut ditemukan hampir di semua propinsi penghasil kopi, pada ketinggian antara nol sampai lebih dari 1.000 m dpl. Serangan P. coffeae menyebabkan kerugian sampai 78% pada kopi robusta, sedangkan pada kopi arabika, P. coffeae menyebabkan kerugian total karena tanaman kopi dapat mati pada usia dua tahun.

Pengendalian P. coffeae yang logis dan sesuai dengan konsep Green Economy serta CAP (Good Agriculture Practices) adalah menggunakan agen pengendali hayati atau dikenal dengan pengendalian biologis/pengendalian hayati. Agen pengendali hayati P. coffeae bisa ditemukan dari lokasi yang sama dengan ditemukannya P. coffeae. Buku ini disusun berdasarkan hasil penelitian penulis bersama tim peneliti dan mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Jember sejak tahun 2014 melalui hibah Deptan (KKP3N dan KP4S), hibah DRPM, Rispro LPDP, dan Hibah Internal Unej. Juga diperkaya dengan hasil penelitian dari berbagai jurnal nasional maupun internasional.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Nematoda adalah cacing tidak bersegmen, biasanya memiliki diameter 50 μm dengan panjang 1 mm. Beberapa spesies yang bertanggung jawab untuk penyakit tanaman telah menerima banyak perhatian, namun sebenarnya mayoritas nematoda memainkan peran bermanfaat dalam tanah. Kelimpahan nematoda tanah umumnya menurun dengan meningkatnya kedalaman dan jarak dari tanaman, karena sebagian besar nematoda tanah terkonsentrasi di rizofer. Ingham et al.

(1985) menemukan nematoda pemakan bakteri dan jamur hingga 70% pada 4-5% dari total tanah rizosfer, yaitu sejumlah tanah yang berada pada 1-2 mm dari permukaan akar (rhizoplane). Griffiths dan Caul, (1993) menemukan bahwa nematoda bermigrasi ke sekumpulan residu rumput yang membusuk, karena ada sejumlah besar substrat labil dan sumber makanan mikroba.

Nematoda juga bergerak secara vertikal di tanah menuju akar tanaman, tetapi jarak bergerak tergantung pada spesies, suhu tanah, jenis tanah, dan kelembaban tanah. Di padang pasir, nematoda dapat bergerak menuju akar sampai kedalaman 15 m seperti tungau dan biota lainnya (Freckman dan Virginia, 1989), dan nematoda Halicephalus mephisto ditemukan pada kedalaman tanah 3 km (Borgonie et al., 2011).

Berdasarkan kebiasaan makannya, nematoda digolongkan ke dalam lima kelompok nematoda yaitu: nematoda pemakan bakteri (bacterial feeders/bacteriovora), pemakan jamur (fungal feeders/fungivora), omnivor, predator, dan parasit tanaman. Nematoda pada masing-masing kelompok ini memiliki peran ekologis yang sangat berbeda dalam jaring makanan di tanah.

Nematoda parasit merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang tanaman budidaya di berbagai belahan dunia. Nematoda parasit hidup di dalam jaringan tanaman dan memakan jaringan tanaman tersebut sehingga menyebabkan kerusakan jaringan tanaman dan berakhir dengan kematian tanaman. Akibatnya akan berdampak pada penurunan produktivitas tanaman yang dihasilkan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Kerusakan mekanik secara langsung akibat kebiasaan makan nematoda hanya menyebabkan kerusakan kecil terhadap tumbuhan. Sebagian besar kerusakan disebabkan oleh sekresi air ludah yang diinjeksikan ke dalam tumbuhan sewaktu nematoda makan. Nematoda menusuk dinding sel, menginjeksikan air ludah ke dalam sel, menghisap sebagian isi sel dan bergerak terus selama beberapa detik.

Akan tetapi, pada beberapa kasus, terjadi interaksi biokimia nematoda – tumbuhan yang mengganggu seluruh fungsi fisiologi tumbuhan. Nematoda juga memainkan peranan penting dalam memberikan tempat masuk bagi patogen lain yang bertanggung jawab terhadap kerusakan tumbuhan. Kerusakan secara mekanik akibat kebiasaan pengambilan makanan nematoda dari dalam sel tanaman umumnya kurang penting, tetapi akan menjadi penting apabila populasi nematoda sangat besar (Agrios, 2005).

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Bab 1: Pendahuluan
Bab 2: Nematoda Pratylenchus coffeae
     2.1 Klasifikasi dan Ciri Khusus Nematoda Pratylenchus coffeae
     2.2 Siklus Hidup Nematoda Pratylenchus coffeae
     2.3 Gejala Kerusakan Tanaman Akibat Serangan Pratylenchus coffeae
     2.4 Faktor yang Mempengaruhi Populasi Pratylenchus coffeae
     2.5 Penyebaran dan Tanaman Inang Pratylenchus coffeae
Bab 3: Metode Sampling, Ekstraksi dan Identifikasi Nematoda
     3.1 Pertimbangan dan Prosedur Sampling
     3.2 Penanganan dan Penyimpanan Sampel
     3.3 Prosedur Ekstraksi
     3.4 Identifikasi dan Perhitungan Nematoda
Bab 4: Pengendalian Hayati
     4.1 Konsep Pengendalian Hayati
     4.2 Agensia Pengendali Hayati
     4.3 Strategi Pengendalian Hayati
     4.4 Aspek Praktis Pengendalian Hayati
Bab 5: Bakteri Endofit Sebagai Agensia Pengendali Hayati
     5.1 Pengertian Bakteri Endofit
     5.2 Interaksi Bakteri Endofit dengan Tanaman Inang
     5.3 Potensi Bakteri Endofit Sebagai Agensia Pengendali Hayati
     5.4 Metode Isolasi dan Identifikasi Bakteri Endofit
     5.5 Pemanfaatan Bakteri Endofit dalam Mengendalikan P. coffea
     5.6 Mekanisme Bakteri Endofit Dalam Mengendalikan Nematoda Parasit
Bab 6: Mikoriza Sebagai Agensia Pengendali Hayati P. coffea
     6.1 Pengertian dan Peran Mikoriza sebagai Agensia Pengendali Hayati
     6.2 Proses Infeksi Mikoriza Vesikula Arbuskula (MVA)
     6.3 Rearing Fungi Mikoriza dan Peranan Mychorriza Helper Bacteria (MHB)
     6.4 Pemanfaatan Mikoriza dalam Mengendalikan P.coffea
     6.5 Mekanisme Mikoriza dalam Mengendalikan Nematoda
Bab 7: Rizobakter sebagai Agensia Pengendali Hayati P. coffea
     7.1 Pengertian dan Peran Rizobacteri sebagai Agensia Pengendali Hayati
     7.2 Pemanfaatan Rizobakter dalam Mengendalikan P.coffea
     7.3 Mekanisme Rizobakter dalam Mengendalikan Nematoda
Bab 8: Nematoda dan Tungau Predator sebagai Agensia
     8.1 Pemanfaatan Nematoda Predator Sebagai Agensia Hayati P. coffeae
     8.2 Pemanfaatan Tungau Predator Sebagai Agensia Pengendali Hayati P. coffeae
Bab 9: Fungi Nematofagus sebagai Agensia Pengendali Hayati P.
     9.1 Pengertian dan Peran Fungi Nematofagus sebagai Agensia Pengendali Hayati
     9.2 Jenis-Jenis Fungi Nematofagus
     9.3 Isolasi Fungi Nematofagus
     9.4 Pemanfaatan Fungi Nematofagus dalam Mengendalikan P. coffea
     9.5 Mekanisme Fungi Nematofagus dalam Mengendalikan Nematoda Parasit
Bab 10: Prospek Organisme Tanah Sebagai Agen Pengendali Hayati
Daftar Pustaka
Glosarium
Indeks