Tampilkan di aplikasi

Buku Taman Karya hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Komunikasi Konflik dan Pemberdayaan

1 Pembaca
Rp 97.500 15%
Rp 83.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 249.000 13%
Rp 71.933 /orang
Rp 215.800

5 Pembaca
Rp 415.000 20%
Rp 66.400 /orang
Rp 332.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku Referensi adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya fokus pada satu bidang ilmu. Buku tersebut membahas topik yang cukup luas (satu bidang ilmu). Urutan materi dan struktur buku teks disusun berdasarkan logika bidang ilmu (content oriented). Buku referensi metupakan khasanah ilmu yang mesti diusahakan terwujudnya oleh para peneliti, khususnya para desen di perguruan tinggi. Buku referensi juga dijadikan luaran untuk penelitian yang dilakukan oleh para dosen. Satu bidang ilmu yang diteliti dengan berbagai teori, konsep akan menghasilkan khasanah ilmu yang sangat berumutu tinggi. Hal ini akan menghasilkan kebaruan dari suatu bidang ilmu yang diteliti.

Buku Komunikasi Konflik dan Pemberdayaan fokus kajian dan ulasan yang tersusun membahas seputar komunikasi konflik dan pemberdayaan. Buku referensi ini diharapkan menambah terminologi komunikasi. Buku ini memadukan terminologi komunikasi dan konflik serta pemberdayaan. Ketiga terminologi ini digunakan untuk menganalisis berbagai masalah penelitian dalam buku referensi ini.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Dr. Belli Nasution, MA. / Dr. Anuar Rasyid, S.Sos., M.Si. / Dr. Suyanto, M.Sc. / Evawani Elysa Lubis, M.Si. / Hevi Susanti, MA.

Penerbit: Taman Karya
ISBN: 9786233253345
Terbit: September 2022 , 150 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku Referensi adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya fokus pada satu bidang ilmu. Buku tersebut membahas topik yang cukup luas (satu bidang ilmu). Urutan materi dan struktur buku teks disusun berdasarkan logika bidang ilmu (content oriented). Buku referensi metupakan khasanah ilmu yang mesti diusahakan terwujudnya oleh para peneliti, khususnya para desen di perguruan tinggi. Buku referensi juga dijadikan luaran untuk penelitian yang dilakukan oleh para dosen. Satu bidang ilmu yang diteliti dengan berbagai teori, konsep akan menghasilkan khasanah ilmu yang sangat berumutu tinggi. Hal ini akan menghasilkan kebaruan dari suatu bidang ilmu yang diteliti.

Buku Komunikasi Konflik dan Pemberdayaan fokus kajian dan ulasan yang tersusun membahas seputar komunikasi konflik dan pemberdayaan. Buku referensi ini diharapkan menambah terminologi komunikasi. Buku ini memadukan terminologi komunikasi dan konflik serta pemberdayaan. Ketiga terminologi ini digunakan untuk menganalisis berbagai masalah penelitian dalam buku referensi ini.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio yang berarti pemberitahuan yang pertukaran, kata sifatnya Communis yang bermakna umum, bersama atau membangun kebersamaan atara dua orang atau lebih. (Effendy 2003, Wiryanto 2005, Cangara 2013). Moore (2004) mengatakan bahwa communications (komunikasi bermedia) menunjukkan cara teknis komunikasi secara tak langsung atau berperantara, meliputi media-media mulai dari genderang suku primitif, isyarat dengan asap dan batu prasasti sampai telegrafi, cetakan, siaran dan film. Menurut, Everett M. Rogers dalam Mulyana 2007, Cangara 2012), komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dimaksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Dance dan Larson dalam Vardiansyah (2004) berpendapat komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling pengertian.

Awalnya Berlo (1960) membuat komunikasi dengan lebih sederhana. Formula itu dikenal dengan nama “ SMCR,” yakni: source (pengirim), message (pesan), channel (saluran – media) dan receiver (penerima). Selain Shannon dan Berlo, juga tercatat Osgood, Miller (dalam Cangara 2012) dan DeFleur (1982) menambahkan lagi unsur efek dan umpan balik (feedback) sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna. Kemudian munculnya pandangan dari Sereno (1970), Vora (dalam Cangara 2012) dan deVito (2009), yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Selanjutnya, Seitel (1988), Kotler dan Keller (2007), deVito (2009) menambahkan gangguan komunikasi pada model komunikasi nya.

Beliau berpandangan gangguan komunikasi juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi. Definisi unsur-unsur komunikasi tersebut antara lain

1. Sumber sering disebut pengirim, komunikator, source, sender, atau encoder adalah seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan

2. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan bisa berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka, gestura. Dalam Bahasa Inggris pesan biasa diterjemahkan dengan kata message, content atau information

3. Saluran/media, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat yang digunakan untuk memindahkan/menyampaikan pesan dari sumber ke penerima. Misalnya dalam konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka menggunakan panca indera dan gelombang udara. Selanjutnya, media cetak dan media elektronik yang biasa digunakan seperti; misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, internet dan lainnya.

4. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan bermacam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam Bahasa Inggris disebut audience atau receiver.

5. Akibat/ efek/ pengaruh adalah hasil yang terjadi pada pihak penerima/ komunikan.

6. Tanggapan Balik/ umpan balik/feedback yakni tanggapan balik dari pihak penerima/ komunikan atas pesan yang diterimanya.

7. Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor penentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

8. Noise (gangguan), yakni faktor fisik atau psikologis yang dapat menghambat atau mengganggu kelancaran proses komunikasi .
Noise bisa terjadi pada sumber, pesan, media, penerima. Faktor fisik contohnya, suara gaduh, bising, suhu udara, sehingga3 mempengaruhi tingkat konsentrasi konsentrasi. Faktor psikologis misalnya rasa takut, emosi, “grogi”.

Gambar 1 Modifikasi unsur-unsur komunikasi dari beberapa ahli

1. Karakteristik Komunikator
Aristoteles (1954) menyebut karakter komunikator sebagai ethos yang terdiri dari pikiran baik (good sense), akhlak yang baik (good moral character) dan maksud yang baik (good will). Hovland dan weiss (1951) menyebutkan ethos ini credibility yang terdiri dari dua unsur, keahlian (expertise) dan dapat dipercaya (trustworthness)Sedikitnya ada tiga karakteristik komunikator yang perlu diperhatikan yaitu: Kredibilitas (credibility); 2. Daya Tarik Sumber (attractiveness); 3. Kekuasaan (power) (Sendjaya 2008, Cangara 2012). Berkaitan dengan komunikator Hamidi (2007) membaginya menjadi tiga, yaitu: ethos komunikator, kredibilitas komunikator, dan efektivitas komunikator.

Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator. Hal-hal yang mempengaruhi persepsi komunikan tentang komunikator sebelum ia melakukan komunikasi nya disebut prior ethos. Komponen kredibilitas yaitu; (1) keahlian, adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap cerdas namun, jika komunikator yang dinilai rendah pada keahlian dianggap tidak berpengalaman; (2) Kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya.

Atraksi terdapat faktor faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal seperti daya tarik fisik, ganjaran dan kemampuan.Karena itulah, komunikator yang ingin mempengaruhi orang lain sebaiknya memulai dengan menegaskan adanya kesamaan antara dirinya dan komunikate. Kenneth Burke, seorang ahli retorika menyebut upaya ini sebagai “strategy of identification.” Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin memengaruhi orang lain (Cangara 2012).

Menurut Sendjaya (2008) Kekuasaan adalah kemampuan menimbulkan ketundukan. Seperti halnya kredibilitas dan atraksi, ketundukan timbul dari antara komunikator dan komunikate. Kekuasaan menyebabkan seseorang memaksakan kehendaknya kepada orang lain karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting.

2. Pesan
Pesan atau informasi yang disampaikan oleh sumber/komunikator hendaknya merupakan pesan yang mudah untuk dimengerti oleh komunikan/ penerima. Hal ini akan menciptakan persamaan makna dan pengertian diantara pihak-pihak yang melakukan pertukaran pesan. Biasanya pihak-pihak yang melakukan pertukaran pesan akan mempertimbangkan pesan yang diterimanya tersebut berguna bagi dirinya atau tidak. Pesan yang berguna akan dijadikan referensi dalam kehidupannya sedangkan yang tidak akan dibiarkan hilang.

Menurut Hamidi (2007) menyatakan bahwa komunikasi bisa dikatakan efektif jika: (1) pesan yang disampaikan dipahami oleh komunikan; (2) komunikan bersikap dan berperilaku seperti yang dikehendaki komunikator; (3) ada kesesuaian antar komponen. Sperber dan Wilson (1986) menyatakan bahwa mutu informasi adalah materi informasi yang sesuai dengan kebutuhan, jelas dan dapat dimengerti oleh penerimanya, dapat dipercaya dan mempunyai daya tarik.

Pesan pada penelitian ini adalah program CSR/PKBL PTPN. Sumaryo (2009) mengukur pelaksanaan program CSR dengan menggunakan empat (4) indikator yaitu; (1) perencanaan program, (2) 45 proses pelaksanaan program, (3) kompatibilitas program, (4) keberlanjutan program. Perencanaan program adalah kualitas keterlibatan seseorang dalam proses penyusunan rencana. Proses pelaksanaan program adalah tingkat keterlibatan seseorang dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Kompatibilitas program adalah keterhubungan atau kesesuain jenis program yang dijalankan dengan kebutuhan seseorang. Keberlanjutan program merupakan keberlanjutan program dari awal kegiatan sampai saat pengumpulan data dilakukan.

Selanjutnya, Sperber dan Wilson (1986) berpendapat bahwa ada lima hal yang terkait dengan mutu pesan yang dapat dipertimbangkan oleh penerima yaitu (1) pesan sesuai atau relevan dengan kebutuhan penerima, relevan dengan konteks dan budaya yang berlaku bagi pengguna, (2) ada kebaruan/novelty dalam materi pesan tersebut, (3) dapat dipercaya, (4) mudah dimengerti, dan (5) dapat memecahkan permasalahan pengguna.

3. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi merupakan alat yang digunakan sumber pesan dalam menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Saluran ini dianggap sebagai sarana penyampai informasi yang berasal dari sumber kepada penerima informasi dengan berbagai jenis saluran komunikasi yang dapat digunakan sesuai dengan informasi yang disampaikan.

Menurut Rogers (2003) mengatakan bahwa ada dua macam saluran komunikasi yang dapat menyampaikan pesan-pesan pembangunan pertanian atau informasi pertanian yaitu saluran media massa dan saluran interpersonal. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sendjaya (2008) bahwa secara umum ada dua saluran komunikasi dalam upaya penyebarluasan pesan: saluran komunikasi personal (personal channels) dan saluran komunikasi nonpersonal (nonpersonal channels) atau lazim disebut dengan saluran komunikasi melalui media massa. Sedangkan, Cangara (2012) membagi media komunikasi kedalam empat kelompok. Empat kelompok media atausaluran tersebut adalah: media antar pribadi, media kelompok, media publik dan media massa.

Rogers (2003) menguraikan tentang kategorisasi saluran komunikasi bahwa seringkali sulit bagi bagi penerima pesan untuk membedakan sumber pesan dan saluran yang membawa pesan. Sumber adalah individu atau institusi yang menghasilkan pesan. Saluran adalah pesan yang didapatkan dari sumber untuk disampaikan kepada penerima.

Menurut Rogers (2003) dan Sendjaya (2008) beberapa tipologi saluran komunikasi , di antaranya: (1) Saluran interpersonal, yaitu komunikasi tatap muka dengan keluarga, tetangga/teman, pedagang alat usaha tani, penyuluh. Saluran interpersonal antar individu sangat efektif, ada dialog, interaktif, ada umpan balik langsung. Saluran interpersonal antar individu dapat merubah sikap khalayak, berlangsung tatap muka antara satu penerima atau lebih dengan pemberi informasi. Tempat pertemuan di kantor penyuluh, rumah, lahan atau pasar. (2) Saluran media massa, yaitu dalam bentuk tercetak dan elektronik. Tercetak adalah: koran pedesaan, majalah, brosur, buku, poster. Elektronik adalah radio, televisi, internet. Saluran media massa mempunyai potensi menyebarkan informasi dengan cepat.

4. Komunikan
Komunikan atau receiver (penerima pesan) adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirimkan oleh sumber (komunikator).
Reciver juga bisa disebut dengan istilah khalayak, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan. Berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh penerima pesan. Penerima pesan dalam komunikasi bisa berupa individu, kelompok, dan masyarakat. Menjadi tugas seorang komunikator untuk mengetahui siapa yang akan menjadi khalayaknya sebelum proses komunikasi berlangsung agar proses komunikasi bisa berlangsung dengan baik dan pesan komunikasi bisa tersampaikan. Penerima pesan mempunyai karakteristik fisik dan psikologis yang membuat receiver itu unik. Karakteristik fisik dan psikologis penerima pesan 6akan mempengaruhi penerimaan, interpretasi dan evaluasi pesanpesan. Karakteristik penerima pesan tersebut adalah karakteristik demografis, psikologis, dan karakteristik perilaku receiver Sendjaya (2008).

5. Akibat/ efek/ pengaruh
Akibat/ efek/ pengaruh adalah hasil yang terjadi pada pihak penerima/ komunikan. Dalam program CSR efek yang diingankan adalah pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu aspek-aspek yang dijadikan tujuan program CSR untuk memberdayakan masyarakat perlu diperhatikan dengan baik. Efek atau hasil akhir dari suatu komunikasi , merupakan sikap dan tingkah laku individu, sesuai atau tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Jika sikap dan tingkah laku individu tersebut sesuai, maka komunikasi dapat dikatakan berhasil, demikian pula sebaliknya (Sendjaja 2008, Muhammad 2009, Cangara 2012).

6. Umpan balik/feedback
Tanggapan balik/ umpan balik/feedback yakni tanggapan balik dari pihak penerima/ komunikan atas pesan yang diterimanya. DeVito (1997) menyatakan bahwa umpan balik adalah informasi yang dikirim balik ke sumbernya. Manfaat program CSR perusahaan salah satunya adalah citra positif dari masyarakat sebagai komunikannya. Oleh karena itu, kesan, persepsi, penilaian, tanggapan, opini dan kepercayaan publik harus dijaga dengan sebaik mungkin (Sendjaya 2008). Menurut Cangara (2012) umpan balik adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Tujuan program jangka panjang dari perusahaan adalah reputasi perusahaan yang baik.

7. Lingkungan Komunikasi
Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor penentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi . Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu (Cangara 2012). Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa 78 terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis.
Komunikasi jarak jauh akan sulit dilakukan bila tidak didukung oleh ketersediaan alat komunikasi . Alat komunikasi jarak jauh, misalnya telepon, handpone, kantor pos atau jalan raya.

Selanjutnya, lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi , misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat-istiadat dan status sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi . Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Dimensi psikologis ini biasa dikenal disebut dimensi internal. Sedangkan, dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi . Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim (Mulyana 2007, Cangara 2012).

8. Gangguan Komunikasi Gangguan komunikasi bisa terjadi pada sumber, pesan, media, penerima. Hambatan terdiri atas : hambatan sosiologis, antropologis dan psikologis. Hambatan sosiologis berhubungan dengan pergaulan dalan kehidupan bermasyarakat. Kemudian, hambatan antropologis berkaitan dengan gaya hidup, kebudyaan, norma, kebiasaan dan bahasa. Selanjutnya, hambatan psikologis berkaitan dengan kondisi psikologi seseorang, marah, senang, kecewa, bingung dan lain sebagainya (Effendy 2002).

Selanjutnya, Cangara (2012) menyatakan beberapa gangguan komunikasi diantaranya sebagai berikut; gangguan teknis, gangguan semantik dan psikologis, gangguan fisik. Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (channel noise), sedangkan gangguan semantik terjadi disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Kemudian gangguan psikologis terjadi dikarenakan adanya persoalanpersoalan dalam diri individu, misalnya rasa curiga pada komunikator, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan. Selanjutya gangguan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi georgrafis misalnya jarak jauh, tidak ada sarana, gangguan organik

Setiap unsur memiliki peranan dan sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnnya. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi (Cangara 2012).

Daftar Isi

Sampul Depan
Prakata
Daftar isi
Bab 1. Memahami Komunikasi
     Pendahuluan
     Model Komunikasi
     Cara Berpikir Tentang Komunikasi
     Perspektif Komunikasi
     Proses Komunikasi dalam Kehidupan Manusia
     Hubungan Manusia dan Komunitas
     Kontradiksi dan Kesesuaian
Bab 2. Memahami Konflik
     Pedanhuluan
     Ragam Konflik
     Pendekatan Konflik
     Mengelola Konflik
     Tujuan Konflik
     Gaya Konflik
     Tujuan Komunikasi dalam Konflik
     Menggunakan Kekuasaan untuk Mencapai Tujuan
     Dari Kekuasaan Perspektif
     The Role Attribution
     Emotions/ Emosi
     Kemarahan
     Pembangunan Sosial Emosi
Bab 3. Model Komunikasi Konflik Antara  Pemerintah Dengan Masyarakat Dalam  Perjalanan Arus Barang Lintas Negara  Di Kabupaten Kepulauan Meranti
     Latar Belakang
     Metode Penelitian
     Hasil dan Pembahasan
     Kesimpulan
Bab 4. Resolusi Komunikasi Konflik Antara  Pemerintah Dengan Masyarakat Dalam  Perjalanan Arus Barang Lintas Negara Di  Kabupaten Kepulauan Meranti
     Pendahuluan
     Metode Penelitian
     Hasil dan Pembahasan
     Kesimpulan
     Saran
Bab 5. Analisis Komunikasi Konflik Sengketa  Lahan Antaraperusahaan Dengan  Masyarakat Di Kabupaten Pelalawan
     Pendahuluan
     Tinjauan Pustaka
     Teori-Teori Utama Mengenai Sebab-sebab Konflik
     Strategi Mengatasi Konflik
     Teknik Penyelesaian Konflik
     Metode Penelitian
     Hasil dan Pembahasan
     Kesimpulan
Bab 6. Komunikasi Pemberdayaan Manggala  Agni Dalam Pengendalian Kebakaran  Lahan Dan Hutan (Karhutla) Pada Masa  Pandemi Covid-19 Di Kota Dumai
     Pendahuluan
     Tinjauan Pustaka
     Hasil Dan Pembahasan
     Simpulan
Bab 7. Komunikasi Dalam Perspektif Teori Konflik (Kasus : Konflik Pengelolaan Sumber Daya Hutan )
     Pendahuluan
     Tujuan
     Tinjauan Pustaka
     Kesimpulan
Daftar Pustaka
Sampul Belakang