Tampilkan di aplikasi

Buku Taman Karya hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kinerja Guru

Peningkatan Melalui Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja

1 Pembaca
Rp 73.000 15%
Rp 62.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 186.000 13%
Rp 53.733 /orang
Rp 161.200

5 Pembaca
Rp 310.000 20%
Rp 49.600 /orang
Rp 248.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Pendidikan adalah tonggak penting dalam membangun masa depan generasi muda. Di balik kesuksesan sebuah sekolah, terdapat peranan penting yang dimainkan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab dalam mengendalikan dan mengelola sekolah, serta memberdayakan sumber daya dan kegiatan sekolah secara aman, efektif, dan efisien. Dalam hal ini, kepemimpinan kepala sekolah memiliki peranan yang esensial.

Buku ini mengajak kita untuk menjelajahi konsep kepemimpinan kepala sekolah sebagai motor penggerak dalam meningkatkan kapasitas pendidik. Kepemimpinan kepala sekolah meliputi strategi, ketrampilan, sifat, dan sikap yang diterapkan dalam memberi dampak pada bawahannya. Dengan kepemimpinan yang baik, kepala sekolah dapat menciptakan iklim kondusif, membangun hubungan kerja yang baik, dan mendorong kesuksesan para murid dalam proses belajar.

Selain kepemimpinan kepala sekolah, inspirasi juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kapasitas pendidik. Motivasi dan inspirasi yang tinggi akan mendorong pendidik untuk bekerja lebih keras dan mencapai hasil yang maksimal. Dalam buku ini, kita akan melihat bagaimana inspirasi dapat memberikan pengaruh positif terhadap semangat kerja pendidik, meningkatkan kepercayaan diri, dan membantu meningkatkan kualitas pengajaran.

Buku ini juga membahas tentang pentingnya pembawaan kepemimpinan kepala sekolah dan inspirasi kerja dalam meningkatkan kapasitas pendidik. Dalam hal ini, kepemimpinan yang kuat dan inspirasi yang baik dapat bekerja secara sinergis untuk mencapai kapasitas pendidik yang optimal. Semakin baik pembawaan kepemimpinan kepala sekolah dan semakin tinggi tingkat inspirasi kerja pendidik, maka semakin meningkat pulavi kapasitas pendidik tersebut.

Melalui buku ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dan inspirasi dalam meningkatkan kapasitas pendidik. Penulis berharap buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi para kepala sekolah, pendidik, serta semua pihak yang peduli dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas dan sukses. Terima kasih atas perhatian dan semoga buku ini memberikan kontribusi yang berharga dalam upaya meningkatkan kapasitas pendidik.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Meti Yulianti / Makhdalena / Caska

Penerbit: Taman Karya
ISBN: 9786233254519
Terbit: Juni 2023 , 112 Halaman










Ikhtisar

Pendidikan adalah tonggak penting dalam membangun masa depan generasi muda. Di balik kesuksesan sebuah sekolah, terdapat peranan penting yang dimainkan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab dalam mengendalikan dan mengelola sekolah, serta memberdayakan sumber daya dan kegiatan sekolah secara aman, efektif, dan efisien. Dalam hal ini, kepemimpinan kepala sekolah memiliki peranan yang esensial.

Buku ini mengajak kita untuk menjelajahi konsep kepemimpinan kepala sekolah sebagai motor penggerak dalam meningkatkan kapasitas pendidik. Kepemimpinan kepala sekolah meliputi strategi, ketrampilan, sifat, dan sikap yang diterapkan dalam memberi dampak pada bawahannya. Dengan kepemimpinan yang baik, kepala sekolah dapat menciptakan iklim kondusif, membangun hubungan kerja yang baik, dan mendorong kesuksesan para murid dalam proses belajar.

Selain kepemimpinan kepala sekolah, inspirasi juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kapasitas pendidik. Motivasi dan inspirasi yang tinggi akan mendorong pendidik untuk bekerja lebih keras dan mencapai hasil yang maksimal. Dalam buku ini, kita akan melihat bagaimana inspirasi dapat memberikan pengaruh positif terhadap semangat kerja pendidik, meningkatkan kepercayaan diri, dan membantu meningkatkan kualitas pengajaran.

Buku ini juga membahas tentang pentingnya pembawaan kepemimpinan kepala sekolah dan inspirasi kerja dalam meningkatkan kapasitas pendidik. Dalam hal ini, kepemimpinan yang kuat dan inspirasi yang baik dapat bekerja secara sinergis untuk mencapai kapasitas pendidik yang optimal. Semakin baik pembawaan kepemimpinan kepala sekolah dan semakin tinggi tingkat inspirasi kerja pendidik, maka semakin meningkat pulavi kapasitas pendidik tersebut.

Melalui buku ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dan inspirasi dalam meningkatkan kapasitas pendidik. Penulis berharap buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi para kepala sekolah, pendidik, serta semua pihak yang peduli dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas dan sukses. Terima kasih atas perhatian dan semoga buku ini memberikan kontribusi yang berharga dalam upaya meningkatkan kapasitas pendidik.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Pendidikan ialah bagian essensial dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pendidikan Nasional berfungsi memperbaharui kemamuan dan membangun peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, betujuan untuk memperbaharui potensi murid agar jadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan jadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 8).

Pendidikan ialah kebutuhan batiniah yang memegang peranan essensial dalam usaha memperbaharui mutu manusia. Melihat begitu essensialnya pendidikan, maka penyelenggara pendidikan yang bermutu ialah suatu harapan demi terciptanya manusia yang bermutu. Sumbangan pendidikan pada pembangunan bangsa tidak hanya sekedar penyelenggaraan pendidikan, tetapi pendidikan yang bermutu, baik dari input, proses, output dan outcome (Timor et al., 2018).

Pendidikan mampu dijadikan sebuah wadah dalam menciptakan generasi emas, yakni generasi yang cakap akan transformasi zaman. Apalagi di abad 21 ini, dunia pendidikan salah satu pendukung akan transformasi itu. Transformasi dalam berfikir, berbicara, serta bersikap dalam menyikapi teknologi yang sangat canggih seperti saat ini. Kapasitas pendidik bisa terlihat pada kegiatan pendidik saat mengajar pada proses pembelajaran. Dalam sudut pandang pendidik,murid, dan bahan ajar ialah unsur yang dominan dalam proses pembelajaran di kelas (Kartini and Kristiawan 2019).

Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan2 SDM yang terlibat dalam proses pendidikan. Pendidik ialah salah satu faktor penentu tinggi dan rendahnya mutu hasil pendidikan yang mempunyai posisistrategis, maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan dibutuhkan membagikan perhatian besar kepada peningkatan pendidik baik dalam segi kuantitas maupun kapasitasnya (Florianus Geong 2021a).

Kapasitas pendidik yang baik akan membuahkan prestasi yang baik. Pendidik sebagai salah satu unsur teressensial dalam pendidikan di Indonesia saat ini mempunyai banyak problem. Kompleksnya permasalahan pendidik di Indonesia diakibatkan oleh belum tertatanya manajemen/pengelolaan pendidik secara maksimal termasuk ialah manajemen kapasitas pendidik. Penilaian kapasitas pendidik (PKG) serta sertifikasi pendidik yang dilaksanakan oleh pemerintah, tujuan pokoknya untuk menaikkan mutu pendidik, baik secara inspirasi ataupun kapasitas. Tetapi, pada kenyataannya belum sepenuhnya berdampak secara substansial. Selain itu pembinaan pendidik selama ini belum secara komprehensif memperhatikan faktorfaktor yang berdampak pada kapasitas.

Pandangan Kasmir (2018), yang menerangkan kapasitas pendidik didampaki oleh beberapa faktor diantaranya: lingkungan kerja, budaya organisasi, kepemimpinan, inspirasi kerja, disiplin kerja, gaji, kepuasan kerja dan faktor-faktor lainnya. Kapasitas pendidik akan jadi maksimal jika diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah maupun murid. Selain itu juga, rendahnya kapasitas pendidik di sekolah didampaki oleh bermacam macam faktor diantaranya yakni kompetensi, inspirasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja, organisasi tempat pendidik mengajar, kepemimpinan kepala sekolah, maupun adanya kebijakan pemerintah tentang pendidikan (Soleh and Kesumawati 2019).

Kapasitas pendidik mempunyai spesifikasi maupun kriteria terkhusus. Kapasitas pendidikbisa terlihat dan di ukur bersumber spesifikasi kompetensi yang wajib dipunya oleh3 setiap pendidik. Pendidik sangat memberi dampak mutu pembelajaran di sekolah,sebab pendidik mempunyai peran yang cukup dominan pada proses pembelajaran di sekolah serta pendidik bertanggung jawab pada proses pembelajaran di kelas bahkan bisa dikatakan bahwasanya pendidik sebagai penyelenggara pendidikan di sekolah.

Pendidik menentukan kesuksesan murid, khususnya berhubungan dengan aktivitas pembelajaran, dan ialah komponen yang paling berdampak pada terciptanya proses dan hasil pendidikan yang bermutu (Janah, 2018). Pendidik diharapkan mampu menyelenggarakan pembelajaran dengan baik mampu mencerahkan dan mengarahkan murid untuk menguasai kompetensi yang ditentukan, yang pada akhirnya bisa menaikkan mutu (Oryza & Listiadi, 2021). Artinya pendidik dituntut mempunyai kapasitas yang baik mampu jadi tolak ukur kesuksesan sekolah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi, kapasitas pendidik tidak bisa berdiri sendiri tanpa didukung oleh manajemen kepala sekolah yang baik dan pembawaan memimpin yang baik dari pimpinan yakni kepala sekolah.

Faktor pertama mampu memberi dampak kapasitas pendidik ialah pembawaan kepemimpinan kepala sekolah. Kesuksesan sebuah lembaga pendidikan ditentukan oleh peran kepemimpinan kepala sekolah (Aprilana, Kristiawan, and Hafulyon 2017). Seorang pemimpin tidak hanya bisa mengatur maupun mengawasi bawahannya tetapi seorang pemimpin juga wajib mempunyai keahlian untuk memberi dampak bawahannya agar bisa bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Tujuan yang hendak dilaksanakan oleh seorang pemimpin hendaknya sudah di ditetapkan visi dan misinya agar tujuan yang akan dicapaibisa maksimal kesuksesannya.

Keahlian kepemimpinan serta manajemen dengan memadai sangat didibutuhkankan dalam menaikkan mutu pendidikan. Dengan mencapai standar kelayakan dan4 kapasitas yang baik, sekolah dibutuhkan pimpinan seorang kepala sekolah dengan mempunyai mutu kognitif secara luas tentang manajemen sekolah (Erwandi 2019). Pendidikan tersebut dengan mutu lahir dari sistem perencanaan secara baik dari materi dan sistem tata kelola yang baik dan disampaikan oleh pendidik yang baik dengan komponen pendidikan yang bermutu khususnya pendidik (Baeti, 2021). Pandangan Wulandari et al., (2022) mutu pendidik saling berkaitan erat dengan mutu SDM (sumber daya manusia).

Kepala sekolah wajib berperan sebagi mentor dan pendidik yang baik di komunitas sekolah. Kepala sekolah wajib memberi semangat maupun inspirasi agar anggotanya terinspirasi untuk berkreativitas (Andriani, Kesumawati, and Kristiawan 2018). Kepemimpinan yang baik akan membagikan dampak yang besar pada lembaga maupun organisasi yang dipimpinnya. Dengan kepemimpinan tersebut maka akan jadikan inspirasi pegawai dalam bekerja, sehingga kapasitas pegawai akan lebih maksimal. Kapasitas yang baik jadikan hasil yang baik pula khususnya dunia pendidikan.

Dengan kesuksesan kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya tidak akan terlepas pada keahlian kepala sekolah yang jadi pemimpin sekolah dengan menjalankan peran maupun fungsi yang jadi kepala sekolah. Dengan hal tersebut seorang kepala sekolah mengharuskan mempunyai mental dalam menghadapi kesiapan dengan mengelola sekolah. Untuk menaikkan kapasitas pendidik peran kepala sekolahsangat essensial, sebab sukses maupun tidaknya suatu tujuan yang dicapai oleh suatu organisasi sekolah bergantung pada kepemimpinan kepala sekolah (Ismail, 2015). Kepemimpinan kepala sekolah dalam memanfaatkan maupun mengarahkan ke bermacam sumber daya sudah tersedia sangat meyakinkan dengan kesuksesan pada saat proses belajar (Hapizoh et al., 2020).

Situasi di lapangan merepresentasikan keadaan yang tidak5 tepat harapan terbukti dengan masih kurangnya pendidik dalam penguasaan materi pendalaman tepat dengan transformasi kurikulum yang baru. Faktor usia dari pendidik, sehingga pendidik masih memakai pengalaman mengajar yang sudah ketinggalan zaman. Keahlian pendidik dalam merancang program pembelajaran yang lebih inovatif dibutuhkan ditingkatkan. Ditemukan pendidik yang mempunyai latar belakang pendidikan tidak tepat dengan bidang tugasnya. Sebagian pendidik belum menyesuaikan dengan bermacam transformasi dalam pemakaian metode, media, dan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi. Bermacam kebijakan kepala sekolah dalam menaikkan kompetensi profesional pendidik dibutuhkan dimaksimalkan. Salah satunya dengan menerapkan penilaian kapasitas (Florianus Geong 2021a).

Dengan fenomena yang terjadi dilapangan, menuntut peran pendidik dalam membangun murid jadi manusia yang bermutu, tanpa mengurangi maupun menghilangkan peran dan fungsi yang lain, kapasitas pendidik sebagai pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai pendidik ialah salah satu faktor yang memegang peranan essensial didalam kesuksesan pendidikan (Septiani and Cahyono 2020).

Hasil studi pendahuluan dilaksanakan dari kunjungan pada Bulan September 2022 yang lalu, hasil yang terlihat dari wawancara dengan pendidik danPKG yang dikumpulkan dari 7 SMP di Kecamatan Sentajo Raya. Dimana bisa disimpulkan dari Penilaian Kapasitas Pendidik (PKG) yang dibisakan, secara keseluruhan ada tiga point dengan nilai terendah, yakni pada Kompetensi Pedagogik : 1). Komunikasi dengan murid, dan Kompetensi Profesional; 2). Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; 3). Memperbaharui keprofesionalan dari tindakan yang reflektif.

Adapun fenomena yang dijumpai di 7 SMP di Kecamatan Sentajo Raya yang berhubungan dengan tiga point tersebut6 diantaranya: 1.) Kurangnya hubungan timbal balik antara pendidik dan murid sehingga tidak terbentuknya komunikasi yang baik antara pendidik dan murid akan sangat memberi dampak keahlian murid dalam menerima setiap materi pelajaran yang diberikan; 2). Kurangya penguasaan pada materi, struktur, konsep dan pola piker pada mata pelajaran yang diampu, dan banyak pendidik mengajar mata pelajaran yang tidak tepat dengan bidang akademiknya; 3). pendidik tidak menerapkan refleksi pada kapasitas sendiri secara menerus serta menggunakan hasil refleksi untuk menaikkan keprofesian; 4). Pendidik jarang menerapkan penelitian tindakan kelas dan meneladani perkembangan keprofesian dari belajar dari bermacam sumber; 5). pendidik juga tidak memanfaatkan TIK dalam berkomunikasi dan pengembangan keprofesian.

Pandangan Kardata (2018) menyebutkan permasalahan sering terjadi mengenai kapasitas pendidik, dimana pendidik masih belum menguasai kemajuan ilmu kognitif dan teknologi. Masih banyak pendidik hanya meneruskan kebiasaan menerapkan kurikulum pendidikan sehingga pendidik kurang kreatif dalam berinovasi pembelajaran kegiatan dan mengeksplorasi metode dan strategi pembelajaran, bahan ajar serta pola baru hubungan pembelajaran ditepatkan dengan kemajuan zaman dan karakteristik murid saat ini. Kapasitas pendidik selama ini nampaknya kurang maksimal dan pendidik menerapkan tugasnya hanya sebagai kegiatan rutin, kurang kreativitas. Inovasi bagi pendidik relatif tertutup dan kreativitas bukan bagian dari prestasi. Berhubungan dengan kapasitas pendidik jadi sorotan bermacam pihak, sebab kapasitas pendidik akan dikenyam oleh murid dan orang tua, sehingga pendidik selalu dituntut agar menaikkan kapasitasnya mewujudkan proses pendidikan yang lebih baik.

Pandangan Fachitiandi and Permadi (2020) pencapaian kapasitas pendidik yang maksimal ialah didampaki oleh faktor eksternal serta faktor internal. Faktor internal ialah dorongan7 untuk bekerja, tanggung jawab atas tugas, minat pada tugas. Sementara faktor eksternal berupa apresiasi pada tugas, kesempatan untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, interpersonal hubungan antar pendidik, pelatihan, kelompok diskusi.

Untuk menaikkan kapasitas bagi seorang pendidik tentu didibutuhkankan sesuatu, sesuatu itu yang sering dilabel dengan istilah inspirasi. Inspirasi berkaitan erat dengan tahapan pengarahan daya dan potensi dari bawahan agar bisa bekerja secara produktif sehingga bisa mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Inspirasi ialah hal yang essensial sebab bisa menyalurkan, menyebabkan, ataupun mendukung tingkah laku manusia agar bisa bekerja giat sehingga bisa mencapai hasil maksimal (Florianus Geong 2021a).

Faktor kedua mampu memberi dampak kapasitas pendidik ialah inspirasi kerja. Inspirasi ialah hal teressensial wajib difokuskan oleh pihak manajemen dalam membagikan kontribusi positif pada pencapaian tujuan instansi yang diinginkan. Inspirasi individu dalam menerapkan suatu pekerjaan sebab adanya suatu kebutuhan hidup yang wajib dipenuhi. Keperluan bisa berupa kebutuhan ekonomi yakni untuk mendapat uang, sementara kebutuhan non ekonomi bisa didefenisikan sebagai kebutuhan untuk mendapat penghargaan dan keinginan lebih maju (Darsono 2020).

Pendidikan bagian dari proses dalam pengembangan diri dan bisa membangun tingkah laku individu, oleh sebab itu diperlukan difokuskan bagaimana dalam membagikan prioritas kepada pendidik yang bisa memperbaharui keahliannya pada tugas sebagai pendidik. Dengan memperbaharui kapasitasnya, seorang pendidik mempunyai inspirasi yang tinggi dalam bekerja (Rohman & Ichsan, 2021).

Inspirasi ialah unsur dianggap krusial dalam mendukung kapasitas seorang pendidik maupun pegawai lainnya. Pendidik8 yang bekerja dengan inspirasi yang tinggi akan membuahkan suatu pekerjaan tepat dengan ekspektasi dari lingkungan organisasinya. Inspirasi bisa muncul dari personal sebab adanya ilmu kognitif, keahlian dan keterampilan, sikap dan tingkah laku, adanya kemauan, sementara dari lingkungan/sekolah muncul sebab adanya perhatian dan pemberian pujian, menerima semangat dari rekan-rekan, menerima penghargaan atas suatu pencapaian.

Sementara pandangan Tahyuda, Arafat, and Putra (2021) sebagai tenaga pengajar, pendidik mempunyai inspirasi kerja yang berbeda antara satu pendidik dengan pendidik lainnya. Mengakibatkan perbedaan kapasitas pendidik dalam menaikkan mutu pendidikan. Faktor inspirasi ialah faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja, seperti prestasi kerja, pengakuan, kemajuan, perasaan bahwasanya apa yang mereka laksanakan ialah essensial serta tanggung jawab. Inspirasi ialah faktor essensial dalam menaikkan kapasitas pendidik sebab ialah pendorong pokok bagi setiap pendidik untuk menerapkan tugas profesionalnya tepat dengan ketentuan yang berlaku.

Eksplorasi mengambil faktor internal berupa inspirasi kerja, dan faktor ekternal ialah kepemimpinan. Alasan penulis mengambil kedua faktor tersebut sebab dari fenomena yang ditemui di lapangan, penurunan kapasitas pendidik lebih mengarah kedua faktor tersebut.

Mengingat essensialnya kapasitas pendidik agar bisa mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, menyokong peneliti agar menerapkan penelitian dengan judul ―Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP di Kecamatan Sentajo Raya.

Daftar Isi

Sampul Depan
Prakata
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Kapasitas Pendidik
     2.1 Pengertian Kapasitas Pendidik
     2.2 Indikator Kapasitas Pendidik
     2.3 Faktor-Faktor yang Memberi dampak Kapasitas
     2.4 Manfaat Penilaian Kapasitas Pendidik
Bab 3. Pembawaan Kepemimpinan Kepala  Sekolah
     3.1 Defenisi Kepemimpinan Kepala Sekolah
     3.2 Indikator Pembawaan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Bab 4. Motivasi Kerja
     4.1 Defenisi Motivasi Kerja
     4.2 Indikator-Indikator Inspirasi
     4.3 Faktor-faktor yang Memberi dampak Inspirasi Kerja
     4.4 Fungsi Inspirasi Kerja
Bab 5. Kerangka Pemikiran
     5.1 Kerangka Pemikiran
     5.2 Hipotesis
     5.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu
Bab 6. Metode Penelitian
     6.1. Pendekatan Penelitian
     6.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
     6.3. Jenis dan Sumber Data
     6.4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
     6.5. Teknik Pengumpulan Data
     6.6. Operasionalisasi Variabel Penelitian
     6.7. Teknik Analisis Data
Bab 7. Hasil Dan Pembahasan
     7.1. Hasil Statistik Deskriptif
     7.2. Hasil Uji Outer Model maupun Measurment Model
     7.3. Hasil Uji Inner Model maupun Structural Model
     7.4. Pembahasan
Bab 8. Kesimpulan Dan Saran
     8.1. Kesimpulan
     8.2. Saran
Daftar Pustaka
Glosarium
Indeks
Lampiran-lampiran
Sampul Belakang