Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Sastra, negara, dan politik

Perlawanan Sastra Sufi di Yogyakarta Tahun 1980-an s/d 1990-an

1 Pembaca
Rp 68.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 204.000 13%
Rp 58.933 /orang
Rp 176.800

5 Pembaca
Rp 340.000 20%
Rp 54.400 /orang
Rp 272.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Politik puisi sufi berposisi dan berhadapan dengan wacana nondiskursif, terutama wacana diskursif seperti Pancasila, ataupun wacana-wacana yang diadopsi sebagai akibat terjadinya globalisasi, seperti wacana pembangunan (ekonomi), modernisme (sekularisme), demokrasi, dan pluralisme. Halitu dilakukan negara untuk menjaga kemapanan ordernya. Aparat-aparat ideologis yang dimanfaatkan oleh negara ialah situs-situs pendidikan, media massa, partai politik, dan kelompok-kelompok kepentingan yang diinstitusikan oleh negara. Wacana politik kekuasaan Orde Baru, yang dianggap berbau sekuler dan/atau kejawen itu, berpretensi menyingkirkan peran Islam dalam peta sosial ataupun politik. Kondisi itu didukung oleh wacana politik Islam yang tekstual/skriptural yang kaku sehingga menyebabkan Islam dalam formasi sosial itu semakin terpojok dalam ruang eksklusivistik. Berangkat dari ketersingkiran secara sosial dan politik tersebut, sejumlah pemikir muda melahirkan apa yang disebut sebagai gerakan atau wacana Islam substantif/kultural. Wacana ini ternyata lebih dapat diterima oleh kekuasaan Orde Baru, dan juga merebut perhatian para penyair generasi santri-baru karena wacana Islam kultural memiliki kesamaan tertentu dengan sufisme, atau lebih tepatnya neosufisme inklusif.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Aprinus Salam

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9786023861996
Terbit: Februari 2023 , 203 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Politik puisi sufi berposisi dan berhadapan dengan wacana nondiskursif, terutama wacana diskursif seperti Pancasila, ataupun wacana-wacana yang diadopsi sebagai akibat terjadinya globalisasi, seperti wacana pembangunan (ekonomi), modernisme (sekularisme), demokrasi, dan pluralisme. Halitu dilakukan negara untuk menjaga kemapanan ordernya. Aparat-aparat ideologis yang dimanfaatkan oleh negara ialah situs-situs pendidikan, media massa, partai politik, dan kelompok-kelompok kepentingan yang diinstitusikan oleh negara. Wacana politik kekuasaan Orde Baru, yang dianggap berbau sekuler dan/atau kejawen itu, berpretensi menyingkirkan peran Islam dalam peta sosial ataupun politik. Kondisi itu didukung oleh wacana politik Islam yang tekstual/skriptural yang kaku sehingga menyebabkan Islam dalam formasi sosial itu semakin terpojok dalam ruang eksklusivistik. Berangkat dari ketersingkiran secara sosial dan politik tersebut, sejumlah pemikir muda melahirkan apa yang disebut sebagai gerakan atau wacana Islam substantif/kultural. Wacana ini ternyata lebih dapat diterima oleh kekuasaan Orde Baru, dan juga merebut perhatian para penyair generasi santri-baru karena wacana Islam kultural memiliki kesamaan tertentu dengan sufisme, atau lebih tepatnya neosufisme inklusif.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Buku ini merupakan penelitian saya waktu membuat tesis. Secara relatif tidak ada perubahan yang penting. Kajian ini mencoba menjelaskan suatu peristiwa sastra, khususnya puisi. Seperti diketahui bahwa pada tahun 1980-an hingga 1990-an, di Yogyakarta khususnya, terjadi perebakan, atau mungkin semacam kebangkitan puisi sufi. Pertanyaan yang paling mendasar adalah mengapa dan ada apa dalam puisi sufi? Mengapa tidak jenis puisi yang lain yang dipilih para penyair sebagai sarana mengekspresikan gagasannya? Perebakan dan kebangkitan tersebut tentu bukan sesuatu yang berdiri sendiri, apalagi jika dilihat bahwa pada waktu itu rezim Orde Baru berada dalam masa puncak kekuasannya.

Demikianlah, pada akhirnya kajian tersebut dapat diselesaikan atas karunia dan budi baik berbagai pihak. Puji syukur kepada Allah Swt. yang telah memberi karunia kepada saya, dalam hal apa pun. Serta, salawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad Saw.

Perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak sehingga buku ini dapat terbit. Pertama, ucapan terima kasih saya persembahkan kepada Omak dan Abak penulis, Hj. Syafiah dan H. Salam.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo, baik selaku pembimbing yang telah dengan tekun membaca dan memberi masukan yang berharga maupun sebagai Pengelola Program Studi Sastra Pasca Sarjana UGM, yang telah dengan baik hati memudahkan urusan perkuliahan penulis. Terima kasih kepada Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, baik selaku Dekan Fakultas Sastra yang telah mengizinkan penulis mengambil program S-2 pada tahun 1999, sebagai dosen, maupun sebagai penyelia penulis di Jurusan Sastra Indonesia.

Terima kasih kepada Prof. Dr. Faruk, yang telah ikut berkenan membaca draf tulisan awal dan memberikan sejumlah komentar yang berharga, ataupun sebagai dosen. Kepada Prof. Dr. Imran T. Abdullah sebagai dosen ataupun atas semangat dan dorongan moralnya. Terima kasih kepada Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Sjafri Sairin, M.A., dan Direktur Pascasarjana UGM, Prof. Dr. Mulyadi, Apt.

Terima kasih kepada para dosen penguji, Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno (Ketua), Prof. Dr. T. Ibrahim Alfian, M.A., Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo, Prof. Dr. Imran T. Abdullah, dan Prof. Dr. Marsono, beliau-beliau yang menguji saya secara sangat serius dan bersahabat sekaligus memberikan wacana tandingan yang demikian berharga untuk dipertimbangkan lebih jauh.

Terima kasih kepada kakak-kakakku dan adikku. Terutama kepada kakakku Dr. H. Alfitra Salam, yang sedikit banyak mendukung saya dari segi finansial dengan memberikan pekerjaan sampingan yang menyenangkan.

Sebab ketika menulis studi ini, penulis nyaris tidak mencari-cari pekerjaan tambahan. Juga kepada kakakku, Drs. Usmar Salam, M.I.S., yang selama ini menjadi orang tuaku di Yogyakarta.

Terima kasih kepada Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A., Ketua Jurusan Sastra Indonesia pada waktu itu, yang dalam banyak hal telah membebaskan saya dari tugas-tugas jurusan. Terima kasih kepada Dr. Pujo Sumedi H.Y. yang juga ikut berkenan membaca tulisan awal buku ini, serta atas beberapa kritik dan saran. Terima kasih kepada petugas perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, Pusat Studi Kebudayaan, Unit Kajian Filologi, dan Unit Kajian Sastra Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Terima kasih kepada kolega-kolega di beberapa tempat seperti di Jurusan Sastra Indonesia FIB dan di Pusat Studi Kebudayaan UGM. Secara khusus saya berterima kasih kepada staf saya Mbak Ika Ayu Kristianingrum, S.Sos., M.A. Terima kasih kepada sahabat-sahabat dan teman-teman lain yang begitu banyak, yang telah memungkinkan tulisan ini dapat diterbitkan. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada UGM Press yang telah berkenan menerbitkan buku ini.

Yang tidak kalah pentingnya, terima kasih kepada istriku, Sri Pristiwaningsih, S.S. dan anakku Ainina Zahra. Mereka yang mendukung saya 24 jam setiap harinya (menulis bagian ini merupakan hal yang mengharukan).

Yogyakarta
Aprinus Salam

Penulis

Aprinus Salam - Aprinus Salam merupakan salah satu pengajar di Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya UGM. Waktu kuliah dulu, ia mengambil skripsi (1992) dan tesis (2002) tentang puisi. Sementara itu, disertasi doktornya (2010) tentang novel. Karya-karya ilmiahnya telah diterbitkan dalam berbagai jurnal. Pernah rajin menulis esai dan kumpulan esainya telah diterbitkan dalam Biarkan Dia Mati (2003), dan Politik Budaya Kejahatan (2015).

Di samping mengajar, ia membimbing skripsi dan tesis, menjadi kopromotor dan promotor untuk beberapa mahasiswa S-3. Pada tahun 2013–2015 pernah menjadi Konsultan Ahli di Dinas Kebudayaan Yogyakarta, tahun 2012–2016 menjadi anggota Senat Akademik UGM. Kegiatan lainnya, yaitu ia menjadi Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM sejak 2013. Ia cukup aktif melakukan berbagai riset di sejumlah daerah di Indonesia dengan memberikan perhatian pada pembangunan daerah berbasis budaya lokal.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Catatan Sastra Yogya: Situasi
     1.1 Bukan SekAdar Peristiwa Sastra
     1.2 Mengetengahkan Yang Terpinggir
     1.3 Beberapa Kajian Terdahulu
     1.4 Sastra Sebagai Praktik Sosial dan Ideologis
     1.5 Pertanggungjawaban
Bab 2 Wacana Dan Tradisi Sufisme Serta Pengaruhnya Bagi Kehidupan Sosial-politik Kesusastraan
     2.1 Beberapa Wacana Seputar Sufisme
     2.2 Puisi Sufi Awal: Persaingan Internal
     2.3 Wacana Puisi Sufi (Mistik) Jawa
     2.4 Puisi Sufi Abad ke-20: Dalam Kancah Praktik-Praktik Sosial
Bab 3 Masyarakat dan peta sosial-politik kesusastraan yogya
     3.1 Masyarakat Yogya: Deskripsi Sosial-Politis
     3.2 Peta Sosial-Politik Kesusastraan Yogya
     3.3 Identifikasi Ideologis
Bab 4 Dinamika Politik Islam Dan Munculnya Generasi Penyair Santri
     4.1 Islam Sufistik Jawa dan Pengaruhnya
     4.2 Persaingan Sesama Islam
     4.3 Formasi Sosial-Politik dan Transformasi Internal: Dari Islam Politik ke Islam Kultural
     4.4 Efek Samping: Munculnya Generasi Penyair Santri-Baru
Bab 5 Dinamika Puisi Sufi Yogyakarta Dan Filosofi Kekuasaan Orde-baru
     5.1 Sastra Sufi vis a vis Negara Orde Baru
     5.2 Sastra Sufi dan Modernisme
     5.3 Sastra Sufi, Pluralisme, dan Demokrasi
Bab 6 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Tentang Penulis