Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Nalar Publik Ilmu dan Agama

1 Pembaca
Rp 50.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 150.000 13%
Rp 43.333 /orang
Rp 130.000

5 Pembaca
Rp 250.000 20%
Rp 40.000 /orang
Rp 200.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Tujuan utama buku ini adalah untuk mempertahankan pandangan bahwa sekularisasi merupakan salah satu penyebab munculnya 'politisasi' dalam ilmu dan agama, menjadi salah satu faktor utama lahirnya problem ketidakseimbangan relasi ilmu dan agama pada nalar publik masyarakat demokratis. Untuk mengukuhkan pandangan tersebut, buku ini menyuguhkan pemetaan bentuk politisasi dalam ilmu dan agama berdasarkan tiga kasus di Pakistan, Amerika Serikat, dan India, menggunakan dua pendekatan model multidimensional Stenmark, yaitu dimensi sosiologis dan dimensi teleologis-ideologis; menganalisis ilmu dan agama menggunakan perspektif nalar publik John Rawls untuk memberi panduan prosedural tentang bagaimana suatu"relasi politis" masyarakat demokratis konstitusional dapat dicapai secara adil, bebas, dan setara.

Penulis buku ini menunjukkan setidaknya terdapat empat bentuk politisasi ilmu dan agama, yaitu integrasi politis, konflik politis, integrasi sosiologis, dan konflik sosiologis. Temuan ini membuktikan bahwa bentuk konflik dan integrasi dalam ilmu dan agama telah mengalami pergeseran, dari yang sebelumnya menurut model Barbour dan Haught berada di level teoretis dan teologis, kini bergeser di level politis dan sosiologis. Adanya konflik dan integrasi di level politis dan sosiologis meniscayakan adanya ketimpangan "relasi politis" pada dua level tersebut.

Berdasarkan perspektif nalar publik Rawls, pada level politis, dianalisis bahwa pada tiga kasus politis di tiga negara tersebut memiliki kadar prosedur berbeda-beda dalam merumuskan sebuah konsepsi keadilan politik, yang sebagian besarnya tidak memenuhi struktur logis nalar publik sebagaimana dirumuskan oleh Rawls. Ini sekaligus bukti bahwa dalam konteks sosiologi eksternal ilmu, tantangan pengembangan ilmu datang begitu kuat dari kuasa negara.11mutelah bergeser menjadi "saintisme-politis", khususnya melalui kuasa negara, ilmu dikooptasi oleh kepentingan instrumental pemahaman tertentu untuk tujuan-tujuan rekayasa sosial.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: M. Najib Yuliantoro

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9786023869343
Terbit: Maret 2024 , 115 Halaman










Ikhtisar

Tujuan utama buku ini adalah untuk mempertahankan pandangan bahwa sekularisasi merupakan salah satu penyebab munculnya 'politisasi' dalam ilmu dan agama, menjadi salah satu faktor utama lahirnya problem ketidakseimbangan relasi ilmu dan agama pada nalar publik masyarakat demokratis. Untuk mengukuhkan pandangan tersebut, buku ini menyuguhkan pemetaan bentuk politisasi dalam ilmu dan agama berdasarkan tiga kasus di Pakistan, Amerika Serikat, dan India, menggunakan dua pendekatan model multidimensional Stenmark, yaitu dimensi sosiologis dan dimensi teleologis-ideologis; menganalisis ilmu dan agama menggunakan perspektif nalar publik John Rawls untuk memberi panduan prosedural tentang bagaimana suatu"relasi politis" masyarakat demokratis konstitusional dapat dicapai secara adil, bebas, dan setara.

Penulis buku ini menunjukkan setidaknya terdapat empat bentuk politisasi ilmu dan agama, yaitu integrasi politis, konflik politis, integrasi sosiologis, dan konflik sosiologis. Temuan ini membuktikan bahwa bentuk konflik dan integrasi dalam ilmu dan agama telah mengalami pergeseran, dari yang sebelumnya menurut model Barbour dan Haught berada di level teoretis dan teologis, kini bergeser di level politis dan sosiologis. Adanya konflik dan integrasi di level politis dan sosiologis meniscayakan adanya ketimpangan "relasi politis" pada dua level tersebut.

Berdasarkan perspektif nalar publik Rawls, pada level politis, dianalisis bahwa pada tiga kasus politis di tiga negara tersebut memiliki kadar prosedur berbeda-beda dalam merumuskan sebuah konsepsi keadilan politik, yang sebagian besarnya tidak memenuhi struktur logis nalar publik sebagaimana dirumuskan oleh Rawls. Ini sekaligus bukti bahwa dalam konteks sosiologi eksternal ilmu, tantangan pengembangan ilmu datang begitu kuat dari kuasa negara.11mutelah bergeser menjadi "saintisme-politis", khususnya melalui kuasa negara, ilmu dikooptasi oleh kepentingan instrumental pemahaman tertentu untuk tujuan-tujuan rekayasa sosial.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Buku ini merupakan suatu usaha untuk mempertemukan tiga kajian dalam satu tarikan napas, yakni filsafat politik, filsafat ilmu, dan filsafat agama. Pada mulanya penulis kesulitan di level apa dialektika tiga kajian itu mesti dilakukan. Suatu ketika penulis teringat e-mail dari guru penulis, Dr.

Sindung Tjahyadi. Beliau menulis bahwa ada tiga isu pokok yang, seiring dengan perkembangan dan kemunculannya, terus bergelayut dalam diskursus filsafat ilmu. Pertama, isu tentang paradigmatik ilmu, yang berkutat pada persoalan status ontis “realitas” yang dikaji oleh ilmu-ilmu empiris, terutama ilmu fisika. Kedua, isu tentang metodologi ilmu-ilmu khusus yang berkaitan dengan problem epistemik metode dan pendekatan yang berlaku pada ilmu.

Ketiga, isu tentang proses sosio-kultural terbangunnya ilmu, lahirnya teori, termasuk relasi ilmu dan teknologi, ideologi, politik, agama, budaya, dan yang lain. Berdasarkan tiga pemilahan tersebut, penulis berpikir bahwa pada pilihan ketigalah dialektika tiga kajian itu tampaknya dapat dipertemukan, yakni terkait relasi ilmu, agama, dan politik. Sungguhpun sudah memilih, kebimbangan tetap muncul. Syukurlah, menjelang beberapa hari sebelum naskah ini benar-benar disusun, penulis bertemu Pak Sindung, dan secara implisit beliau mengatakan bahwa yang penulis lakukan sudah tepat. Pada fase lain, Samsul Ma’arif Mujiharto dan Indi Aunullah turut menanamkan keyakinan lebih rigour tentang perlunya meneliti relasi ilmu, agama, dan politik. Begitu pula beberapa kali, baik secara langsung maupun via e-mail, penulis berdiskusi dengan Arqom Kuswanjono, Muhammad Al-Fayyadl, Qusthan Abqary, Muhammad Mushthafa, dan Agus Wahyudi.

Atas terbitnya buku ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar penulis, khususnya H. Abdul Hakim Musthofa, Hj. Roi’inuddiniyyah, Ibunda Sutresni, Prenali Dwisthi Sattwika, Hilyard Tjakrarushda, dan Havard Moenawwir. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong hasil penelitian ini bisa terbit dalam bentuk buku, khususnya kepada Pengelola Badan Penerbit dan Publikasi Universitas Gadjah Mada, Pimpinan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, dan kolega peneliti di Institute for Ethics and Applied Philosophy (IEAP) Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Tak ada marmer yang tak retak. Dengan kerendahan hati, penulis membuka diri terhadap saran dan kritik untuk perbaikan buku ini. Semoga buku sederhana ini bermanfaat bagi pembacanya.



Yogyakarta,
6 April 2020 M.N.Y.

Penulis

M. Najib Yuliantoro - M. Najib Yuliantoro memperoleh gelar Sarjana (2011) dan Master Filsafat (2015) dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 2015, ia memperoleh beasiswa dari Komisi Eropa untuk melakukan penelitian selama setahun di Jurusan Filsafat dan Etika, Vrije Universiteit Brussels, Belgia, dan dipercaya sebagai Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Kota Brussels Periode 2015–2016. Selain menulis artikel dan jurnal, ia menulis buku Ilmu dan Kapital: Sosiologi Ilmu Pengetahuan Pierre Bourdieu (Kanisius, 2016), Anti-mainstream Scholarship Destination: Belajar dari Jantung Benua Eropa (Lintas Nalar, 2017), dan Qasasul Muhibbin: Kisah dan Hikmah Para Pecinta Maha Guru KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi ra (Ladang Kata, 2019). Saat ini ia bekerja sebagai peneliti di Institute for Ethics and Applied Philosophy [IG @ieap.ugm] dan pendidik di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. E-mail: mnajib@ugm.ac.id.

Daftar Isi

Cover
Halaman Judul
Halaman Hak Cipta
Pengantar Penulis
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Pergeseran Diskursus Ilmu dan Agama
     A. Tipologi Relasi Ilmu Dan Agama
     B. Politisasi Ilmu Dan Agama
     C. Watak Publisitas Ilmu Dan Agama
Bab 3 Konsep Nalar Publik
     A. Asal-Usul Konsep Nalar Publik
     B. Pengertian Nalar Publik
     C. Struktur Logis Konsep Nalar Publik
     D. Model Relasi Publik Ilmu Dan Agama
     E. Ilmu, Agama, Dan Nalar Publik Politis
Bab 4 Etika, Politik, Ilmu dan Agama
     A. Problem Politik Ilmu Dan Agama
     B. Ilmu, Agama, Dan Kepentingan
     C. Etika Diferensiasi-Komprehensif
     D. Catatan Akhir
Daftar Pustaka
Tentang Penulis